NZD / JPY: tinjauan dan ramalan fundamental
Suku bunga berlanjut dalam tren turun. Ini bisa kita lihat meski ada jeda dalam konflik dagang antara AS dan China. Analis memperkirakan perlambatan lebih lanjut dari ekonomi dunia dan penurunan permintaan untuk bahan baku yang memiliki dampak negatif pada harga. Juga, ada kekhawatiran tentang kelanjutan dari konflik perdagangan di 2019, yang akan berdampak negatif terhadap ekonomi Jepang dan Selandia Baru. Dalam hal ini, Jepang berada dalam posisi menang, menjadi aset yang aman bagi investor. Terlepas dari semua masalah yang dihadapi oleh ekonomi Jepang, para analis menganggapnya sebagai yang paling stabil pada 2019.
Minggu pra-liburan adalah kunci untuk pasangan mata uang NZD / JPY. Laporan ekonomi terpenting diterbitkan, yang menunjukkan situasi dalam ekonomi Jepang dan Selandia Baru. Bank of Japan, pada pertemuan terakhir tahun ini, memutuskan untuk meninggalkan kurs tidak berubah, di tengah risiko bagi ekonomi Jepang. Alasan utama dapat disebut penurunan inflasi, hampir ke nol, melemahnya permintaan domestik, yang tidak merangsang ekonomi untuk berkembang. Defisit perdagangan pada November meningkat menjadi -737 miliar yen, melebihi perkiraan investor. Impor tumbuh 12,5%, sementara ekspor tumbuh hanya 0,1%, menunjukkan berlanjutnya pertumbuhan defisit di masa depan. Dalam situasi ini, Bank of Japan hanya tidak memiliki pilihan lain selain terus merangsang ekonomi, yang tidak berkontribusi pada penguatan JPY.
Laporan ekonomi makro yang dirilis pada perekonomian Selandia Baru, menunjukkan adanya sejumlah sinyal positif tertentu, seperti penurunan defisit perdagangan, pertumbuhan ekspor 7,1%, bulan keempat berturut-turut. Pada saat yang sama, impor turun 0,6%. Namun, faktor penentu bagi investor adalah perlambatan pertumbuhan PDB, yang tumbuh hanya 2,6% pada kuartal ketiga, yang merupakan angka terendah dalam 5 tahun terakhir. Pada saat yang sama, defisit akun berjalan meningkat menjadi -6,15 miliar NZD, yang tidak memenuhi harapan investor. Risiko bagi ekonomi Jepang dan Selandia Baru dalam kelanjutan dari konflik perdagangan antara Cina dan Amerika Serikat tidak dapat dibandingkan. Selandia Baru mengekspor sebagian besar bahan mentah ke China, di mana penurunan permintaan untuk bahan mentah dapat dilihat bahkan sampai sekarang.
Dalam situasi ini, yang paling optimal adalah transaksi pada tren. Meskipun osilator Stochastic memberi sinyal tingkat di area oversold, NZD tidak mungkin untuk menemukan insentif lebih untuk memperkuat dari JPY, meskipun kedua mata uang berada di bawah tekanan dalam perspektif jangka panjang. Namun demikian, investasi dalam JPY adalah yang paling disukai dan aman di tengah risiko bagi perekonomian dunia.