View Single Post
Old 15th January 2019, 06:13 PM  
Sek. RT
 
Join Date: 7 Feb 2018
Userid: 6908
Posts: 38
Likes: 0
Liked 1 Time in 1 Post
Default Bangunan Berbahan Bambu Ini Jadi Gedung Sekolah Ditengah Persawahan

Ada yg unik dari bangunan Pendidikan Anak Umur Awal (PAUD) Kober Nurhikmat di Tasikmalaya. Gedung yg ada ditengah ruangan persawahan ini undang perhatian lantaran dibikin bermaterial bambu. Andrea Fitrianto bertindak sebagai koordinator arsitek dari project pembangunan rumah bambu ini mengemukakan, sebelumnya PAUD Kober Nurhikmat menduduki rumah satu diantaranya pengajar. Sepanjang dua tahun, anak-anak belajar di lantai basic rumah yg dibuka berubah menjadi PAUD. Rumah yg ada ditepi jalan pada kota Tasikmalaya serta Singaparna itu dikira kurang representatif berubah menjadi tempat belajar serta bermain anak.

Andrea memaparkan, situasi PAUD kala itu terlampau sempit buat belajar serta bermain anak-anak, ditambah dengan ada banyaknya polusi hawa serta nada dari tepi jalan. Selanjutnya, Rina Marlina bertindak sebagai pengelola PAUD Nurhikmat, berusaha beragam trik biar area PAUD bisa ubah dari tempat itu. Sampai pada 2016, ia bersua dengan Andrea serta Architecture Sans Frontières Indonesia (ASF-ID) . " Terdapat banyak anak-anak dari keluarga miskin, dari keluarga anak yatim, mereka tak bersekolah. Selanjutnya rintangannya merupakan di sarananya memang tak layak, " kata Rina Marlina dalam suatu video yg diangkat ASF-ID dalam account Youtube-nya. ASF-ID atau " Arsitektur tiada batas " adalah organisasi arsitektural non-profit yg berikan pandangan sosial terhadap arsitek, sarjana arsitektur, serta mahasiswa melalui perbuatan arsitektural. Pembangunan PAUD ini adalah kerja sama pada pihak yayasan dengan ASF-ID. Andrea mengemukakan, pihak yayasan punyai area persawahan yg dapat dimanfaatkan buat membuat gedung baru.

" Kebetulan yayasan ini punyai tanah yg lumayan masuk ke, namun kondisinya sawah. Sehabis kami survey di pertengahan 2016, kita menyebutkan dapat saja buat bangunan diatas sawah, tak mesti mengedit alih kegunaan sawah itu, " kata Andrea terhadap Kompas. com, Senin (3/89/2018) . Andrea serta rekan-rekannya yg bergabung dalam ASF-ID lantas bikin perancangan gedung dengan rencana umpak panggung. Rancangan ini di ambil buat membela kegunaan ruangan sawah disekitarnya. Ide pembangunan gedung sesungguhnya udah ada sejak mulai 2016 terus, serta tunggu sampai dana terkumpul di muka tahun ini. Baru lantas gedung terealisasi serta dapat dimanfaatkan 1bulan waktu lalu. Pembangunan sendiri berjalan lebih kurang dua bulan dengan keseluruhan dana capai Rp 200 juta. Dana yg terkumpul datang dari beragam pihak.

Bahan bambu Bambu di ambil berubah menjadi material bangunan, lantaran kuat pada goncangan gempa. Seperti didapati, Tasikmalaya adalah satu diantaranya lokasi riskan gempa. Bahkan juga sepanjang satu dekade, lokasi ini udah 3 kali diguncang gempa. Disamping itu, Tasikmalaya di kenal juga jadi pusat utama kerajinan kriya terlebih yg bahannya basic bambu. " Terus kita mencari trik biar bambu ini berubah menjadi bangunan yg permanen. Jadi bambunya diproses dahulu baru dapat dimanfaatkan buat bahan bangunan, " papar Andrea. Tiap-tiap sisi bambu itu lantas disambung. Andrea mengemukakan tiap-tiap sambungan mesti kuat biar tak ringan terlepas. Karenanya, tiap-tiap sambungan tak memanfaatkan ijuk namun dengan mur, baut, dan baja.

" Selama histori bambu kita gunakan, namun kadangkala sambungannya jebol lantaran gunakan ijuk atau bambunya dikonsumsi kutu, " cetus Andrea. Karenanya, bambu mesti diawetkan lebih dahulu, sebelum dapat dimanfaatkan. Bambu yg dimanfaatkan adalah model privat yg sangat kuat, ialah Dendrocalamus asper. Andrea memberi tambahan, bambu yg punyai diameter besar serta bilah-bilah panjang ini banyak diketemukan di Asia Tenggara. Tidak hanya itu, bambu model Gigantochloa apus ikut ikut dimanfaatkan jadi bagian penambahan. " Bambu sesungguhnya ada dua model, satu kembali bambu pring apus kalau di Jawa. Bekasnya bahan biasa yg ada di toko bangunan seperti multiplek, terus genting lempung (jawa), " tuntasnya.

Terperinci bangunan Seseorang siswa PAUD Nurhikmat, Tasikmalaya (Architecture Sans Frontières Indonesia ) Tidak cuman memanfaatkan bahan bambu, kekhasan beda dari bangunan PAUD Nurhikmat ini terdapat pada bentuk dinding yg miring serta menjorok ke. Andrea mengemukakan, dinding miring ini memiliki fungsi biar air hujan tak langsung masuk ke jendela. Sektor miring ini pun menaikkan kesan-kesan estetis bangunan. Menurutnya, perancangan susunan dinding ini sesuai buat iklim Indonesia. Rangka khusus bambu di desain terpisah dari lantai buat sangat mungkin pelebaran di saat lain kesempatan. Sisi dinding memanfaatkan bahan dari multiplek sesaat atap terbuat dari genting lempung (jawa). Bangunan PAUD ini bisa menumpang beban sampai seberat 200 kilo-gram per mtr. persegi. Sesaat luas bangunannya capai 145 mtr. persegi. Walaupun bangunan udah berdiri, pihak PAUD tetap berusaha media bermain luar area untuk anak-anak. Bangunan yg terdiri dalam dua lantai ini punyai tiga buah area kelas yg ditujukan untuk group anak umur 4, 5, serta 6 tahun. Saat ini PAUD Nurhikmat udah punyai 28 orang anak didik serta 5 orang pengajar. Disaat di tanya apa pihaknya bakal membuat gedung mirip, Andrea memaparkan apabila ada yg butuh, karena itu pihaknya bakal bersedia buat berikan pemberian. " Terkait tanggapan, bila ada yg ada ke kami terus mohon bangunkan kita laksanakan. Hingga saat ini ASF ini perkumpulan separuh babak jadi di antara kita ini part time serta separuhnya probono, " pungkas ia.
lavender is offline   Reply With Quote