Bursa Eropa khawatir akan tarif pajak otomotif
Amerika Serikat berencana akan memberlakukan tarif cukai sebesar 25% pada produk-produk asal China, sehingga bursa-bursa Eropa khawatir langkah yang sama akan diberlakukan pada mereka. Banyak pakar memprediksi bahwa perselisihan yang berlarut-larut antara AS dan China dapat menjatuhkan industri otomotif Eropa karena bea cukai tambahan dapat diberlakukan pada mobil-mobil Eropa. Baru-baru ini, saham beberapa produsen mobil UE turun tajam. Para analis mengatakan bahwa industri otomotif dapat terkena pukulan keras sebagai buntut dari perang dagang. Pemerintah AS akan memutuskan apakah akan memberlakukan tarif pajak pada mobil-mobil buatan UE atau tidak. Keadaannya saat ini tidak memuaskan bagi para pelaku pasar. Saham Daimler merosot 2,8%, saham Volkswagen tertekan 1,4%, sementara saham Peugeot turun 1,7%. Pada waktu yang sama, saham perusahaan Fiat Chrysler Automobiles turun 1,2% dan BMW sebesar 1,1%. Renault menjadi saham dengan performa terbaik di antara produsen mobil Eropa dengan penurunan hanya sebesar 0,5%. Saham Renault terangkat oleh pengumuman merger dengan Nissan. Industri otomotif memainkan peran penting dalam perdagangan asing, Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross mengatakan. Ia menguraikan bahwa setengah defisit perdagangan AS berasal dari produk mobil dan setengahnya lagi dari China. Meningkatnya konflik perdagangan AS-China mempengaruhi pasar saham global. Dengan itu, Euro Stoxx 600 jatuh 0,7% ke 374,86 poin, indeks asal Inggris FTSE 100 kehilangan 0,1%, Dax Jerman turun 0,9% dan CAC 40 Prancis turun 0,7%. Risiko jatuhnya saham-saham otomotif juga memiliki dampak negatif pada industri lainnya. Khususnya, penurunan saham sebesar 3,5% dalam perusahaan produsen suku cadang Valeo berkontribusi pada penurunan dalam indeks CAC 40. Selain itu, saham dalam produsen ban Continental dan Michelin juga menurun. Selanjutnya, saham produsen chip Infineon dan STMicroelectronics menderita penurunan karena mereka juga terkait dengan industri otomotif. Bagaimanapun, diberlakukannya tarif pajak dapat dibatalkan sama sekali. Komisioner Eropa untuk Perdagangan, Cecilia Malmstrom, mengatakan bahwa keputusan untuk memberlakukan tarif pajak dapat ditunda karena negosiasi yang masih berlanjut antara AS dan China.