Pasukan pro-pemerintah di Suriah telah dengan sengaja menargetkan wartawan yang meliput perang di sana, menurut Komite untuk Melindungi Wartawan, yang mencatat bahwa sejumlah wartawan telah terluka oleh tersangka pasukan pro-pemerintah dalam beberapa hari terakhir.
"
Pemerintah Suriah dan sekutu-sekutunya tampaknya tidak hanya bermaksud melanggar hak asasi manusia rakyat negara itu, tetapi juga menyerang wartawan yang menutupi pelanggaran itu," kata Ignacio Miguel Delgado Culebras, perwakilan Timur Tengah dan Afrika Utara dari CPJ. "Selama tidak ada yang berkuasa di Suriah membayar harganya, siklus impunitas dan kekerasan ini akan terus berlanjut," katanya.
CPJ mencatat bahwa dalam rentang tiga hari, tiga wartawan diserang saat meliput serangan udara dan bentrokan di Suriah barat laut. Kelompok hak media mengutip kelompok pers regional, laporan berita, dan posting serta video Facebook dari para jurnalis.
CPJ mengatakan dalam satu insiden, wartawan diserang oleh pasukan pro-pemerintah di Hama. Para jurnalis itu termasuk kru Sky News dan Bilal Abdul Kareem, seorang reporter dan aktivis Amerika yang memposting video di media sosial. CPJ mengatakan bahwa menurut Sky News dan posting Abdul Kareem, ia dipukul di ketiak oleh sepotong pecahan peluru. Laporan media mengatakan dia dibawa ke rumah sakit di kota lain.
Tim menegaskan bahwa mereka "jelas diidentifikasi sebagai jurnalis," menurut CPJ.
Koresponden Sky News Alex Crawford mengatakan lokasi kelompok itu ditunjuk oleh drone militer dan menghadapi penembakan dari tank yang diidentifikasi milik pasukan pro-pemerintah, kata CPJ.
Dua wartawan yang bekerja untuk penyiar pro-oposisi juga menuduh mereka menjadi sasaran pasukan pemerintah pekan lalu. Mustafa al-Abbas dan Mustafa al-Khalaf mengatakan mereka terluka oleh pecahan peluru. Al Khalaf menderita cedera mata, sementara al-Abbas mengambil pecahan peluru ke wajah dan bahu. Dalam rekaman media sosial, al-Khalaf mengenakan jaket bertanda "Pers," menurut CPJ.
Secara terpisah, kelompok hak media juga mencatat bahwa reporter lain yang bekerja untuk media pro-oposisi menderita luka bakar kaki dalam pemboman selatan Idlib. CPJ mengatakan 22 wartawan telah terbunuh di Suriah sejak 2011.
Kelompok itu mendesak pemerintah Suriah untuk menghormati status sipil jurnalis yang meliput perang. CPJ mengatakan Kementerian Pertahanan Suriah tidak segera menjawab permintaan kelompok itu untuk memberikan komentar.