Teheran telah melakukan
uji coba rudal Iran jarak menengah, kata seorang pejabat militer AS, yang semakin meningkatkan ketegangan di wilayah Teluk Persia.
Pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan pada hari Kamis Iran menembakkan rudal Shahab-3 pada hari Rabu yang tidak mengancam pengiriman atau pangkalan militer AS di daerah tersebut.
Proyektil itu terbang sekitar 1.100 kilometer melintasi Iran setelah diluncurkan dari pantai selatan Iran dan mendarat di timur ibukota Teheran.
Pejabat itu mengatakan AS telah mengamati dengan seksama situs uji coba Iran saat bersiap untuk peluncuran.
Tes itu terjadi ketika ketegangan di kawasan itu semakin meningkat menyusul serangan baru-baru ini terhadap kapal tanker dan drone yang mendorong seruan A.S. bagi sekutu untuk melindungi jalur pelayaran daerah.
Peluncuran rudal Iran bukanlah pelanggaran terhadap kesepakatan nuklir 2015 yang disepakati oleh AS, Iran dan negara-negara dunia lainnya, titik pahit bagi Presiden AS Donald Trump.
Namun, resolusi Dewan Keamanan PBB menyerukan Iran untuk tidak terlibat dalam kegiatan yang berkaitan dengan rudal balistik yang mampu mengirimkan senjata nuklir.
Trump menarik diri dari kesepakatan 2015 tahun lalu dan memberlakukan sanksi keuangan yang keras terhadap Iran dalam upaya untuk mendapatkan pengaruh dalam pembicaraan yang ia harap akan menghasilkan kesepakatan yang lebih kuat.
Sekretaris Negara A.S. Mike Pompeo telah menuntut agar Teheran menghentikan peluncuran rudal dan membuang persediaan misilnya. Iran menyatakan tidak berkewajiban untuk mematuhi, tidak memiliki kepentingan dalam senjata nuklir dan, oleh karena itu, tidak melanggar resolusi AS.
Peluncuran rudal Iran terjadi hanya beberapa jam setelah Korea Utara menembakkan dua rudal jarak pendek ketika upaya Trump untuk menghidupkan kembali pembicaraan tentang penghentian program senjata nuklir Pyongyang telah mandek.