View Single Post
Old 30th June 2013, 12:33 PM  
andi.teguh
[M]
newbie
 
andi.teguh's Avatar
 
Join Date: 22 Sep 2012
Userid: 285
Location: http://www.forumku.com
Posts: 1,375
Real Name: andi teguh
Likes: 0
Liked 228 Times in 169 Posts
Default Re: Orang-Orang Dengan Keterbatasan Fisik Yang Berprestasi Hebat Di Dunia

update lagi nih
Quote:
4. Dari Pemungut Bola jadi Pengusaha Sukses


Saat ditemui Monang tengah sibuk mengepak kerupuk jangek ke dalam plastik. Itu salah satu usaha sampingannya di Jalan SMAN 2 Medan kawasan Polonia yang belum lama dilakoninya, sembari mengontrol para pekerja yang terlihat sibuk memaku triplek dengan desain sebuah rumah kecil. Itulah usaha utamanya berupa Rumah Barbie. Miniatur rumah yang biasa digunakan anak-anak untuk boneka barbie. Usaha yang telah dilakoninya sejak 2002.

“Beginilah ini usaha saya sejak kembali ke Medan tahun 2002. Saya lihat di sini kan belum ada seperti ini. Saya temukan ide ini melihat usaha kawan-kawan di Jawa. Jadi di awal saya langsung perkenalkan dengan membuka tiga cabang. Syukurnya banyak yang respon.
Biasanya pembeli dari kalangan bermobil yang ingin membelikan buat anaknya,” kata Monang.

Dengan sedikit modifikasi, rumah Barbie dari bambu yang diganti dengan triplek ini mengundang banyak peminat. Tidak hanya pembeli dari Medan, Monang menyebut produknya bisa sampai ke daerah-daerah lain di Sumut maupun provinsi luar seperti Pekanbaru, Jambi, Surabaya, dan Kalimantan Timur.

“Kebanyakan sih dari Medan. Tapi saya juga pasarkan di luar. Biasanya saya produksi 30-40 rumah sebulan. Juga bisa permintaan sesuai selera,” ungkap pria kelahiran Kisaran ini. Ada tiga jenis rumah barbie yang ditawarkan sesuai ukuran dan jumlah lantai rumah. Selain itu Monang juga membuat kuda-kudaan, miniatur bus ALS. Ia juga menjual miniatur perabotan untuk menghias rumah barbienya. “ Yang paling kecil Rp350 ribu satu lantai. Ada yang Rp700 ribu dua lantai dan Rp800 ribu lebih lebar. Ada juga kuda-kudaan dan mobil-mobilan,” terangnya.

Namun Monang tidak dengan mudah sampai di level ini. Ia memulainya dengan penuh kerja keras. Beberapa kali ia jatuh namun selalu punya semangat untuk bangun kembali. Sebelum menjadi pengusaha ia lebih dulu berkarir sebagai atlet cacat. Berawal dari pemungut bola di lapangan tenis, Monang bangkit dari kecelakaan yang merenggut satu kakinya. “Saya dulu SD merantau ke Jakarta. Kabur naik truk mengikuti jejak kawan yang berdagang di sana. Sekitar tahun 80-an saya ditawari kerja memungut bola tenis lapangan. Pagi jam 6 udah mulai kerja. Sorenya lagi,” katanya.

Keadaan ini membuat Monang mulai menyukai tenis. Diberikan raket oleh seseorang yang biasa berlatih di lapangan itu, Monang mulai berlatih dengan kursi rodanya. “Karena kami kerja disitu kan bebas pakai lapangan. Selagi tidak ada yang main. Ya sudah saya latihan dengan sesama pemungut bola yang lain. Lambat laun saya mulai bisa main,” ujarnya.

Dua tahun berselang ia mencoba peruntungan ikut Kejurnas Piala Ibu Tien Soeharto untuk cabang tenis kursi roda. “Saya berani-beranian ikut. Karena orang-orang di lapangan tenis menganggap saya bisa. Saya membela tim DKI. Masuk final dengan sesama DKI. Dari situ saya menang,” kenangnya. Sejak itu, pria kelahiran 10 Oktober 1962 ini pun serius menjalani karir sebagai atlet tenis meja kursi roda. Puncaknya ia terpilih mewakili Indonesia untuk berlaga di luar negeri. Di antaranya Thailand, Korea, Jepang. “Tahun 1995 saya main ke Belanda, Melbourne baru Olimpiade antar orang cacat di Inggris. Tapi saya gugur saat seleksi di Malaysia memperebutkan kejuaraan di Amerika tahun 1997,” ungkapnya.

Dari situ ia mendapat perbekalan untuk membuat rumah boneka. Termasuk juga pembekalan di Yayasan Orang Cacat di Jakarta. Monang pun memutuskan hijrah ke Medan. Namun ia tak lantas meninggalkan karirnya sebagai atlet. Ia diminta memperkuat Sumut berlaga di PON antar orang cacat di tahun 2002 di Palembang. “Disitu sudah buat rumah Barbie.

Tapi saya mendapat tawaran dari dikontrak jadi atlet Sumut karena saya juga kelahiran Kisaran. Saya mengikuti dua cabang olahraga. Cabang tenis saya meraih emas dan lari kursi roda meraih perunggu,” tambahnya.

Setelah itu ia mulai memutuskan pensiun jadi atlet. Sempat menjadi sopir taksi lintas kota, berbekal uang bonus dari Alm Tengku Rizal Nurdin (ketika itu Gubernur Sumut, Red) Monang akhirnya konsentrasi mengembangkan usahanya. “Waktu itu dapat Rp30 juta. Dengan tabungan saya juga sebagai atlet saya kembangkan usaha ini,” lanjutnya.

Begitupun cobaan kembali hadir. Kebakaran lima tahun silam menghanguskan seluruh usahanya. Namun ia bangkit dan kembali merintisnya hingga berkembang seperti saat ini. Bersama istri dan dua orang anaknya, Monang kini bisa tersenyum dengan kerja kerasnya. Ia juga bisa membuka lowongan kerja untuk lima pekerjanya. “Waktu kebakaran itu saya ikhlas saja. Yang penting keluarga saya selamat. Yang penting tetap semangat dan pantang menyerah,” pungkasnya.

5. Sukses Membuka Usaha Setelah Bangkit Dari Bencana


Memiliki kekurangan fisik ternyata tidak membuat Tarjono Slamet menyerah pada keadaan. Lelaki berusia 39 tahun ini sempat merasa putus asa ketika Ia harus kehilangan kaki kirinya dan mengalami kerusakan syaraf pada sepuluh jari tangannya, akibat kecelakaan kerja yang dialaminya pada tahun 1990.

Saat itu Tarjono Slamet yang bekerja di PLN unit Klaten sedang memperbaiki jaringan sebuah menara bertegangan tinggi bersama dengan kedua rekannya. Sayangnya takdir berkehendak lain, pekerjaan tersebut tidak berjalan lancar dan tubuh Tarjono kesetrum listrik tegangan tinggi yang mengakibatkan dirinya tak sadarkan diri selama satu hari satu malam dan mengalami cacat permanen hingga sekarang ini.

Meskipun awalnya cukup berat bagi Tarjono untuk menerima musibah tersebut, namun Ia tidak lantas berpangku tangan dan menjadi beban bagi orang lain. Dengan dukungan penuh dari keluarga dan para sahabatnya, Tarjono mulai bangkit dan ikut bergabung di sebuah yayasan rehabilitasi penyandang cacat di kota Yogyakarta. Disanalah Tarjono mendapatkan pemulihan mental dan berbagai pendidikan serta keterampilan khusus yang kini menjadi modal utamanya dalam menjalankan bisnis kerajinan kayu.
Perjalanan Membuka Usaha
Setelah mendapatkan bekal keterampilan ditambah dengan pelatihan yang diikutinya hingga Selandia Baru, Belanda, dan Australia, Tarjono memutuskan untuk mendirikan CV. Mandiri Craft yang memproduksi aneka macam alat peraga edukatif yang terbuat dari kayu. Dengan modal uang sebesar 150 juta yang didapatkannya dari sisa tabungan selama bekerja di PLN, Tarjono merekrut 25 orang karyawan yang semuanya juga penyandang cacat dari daerah Semarang, Gunung Kidul, Magetan, dan Banyuwangi.

Bisnis tersebut berkembang cukup pesat hingga berhasil mendatangkan omset penjualan setiap bulannya 150 juta rupiah pada tahun 2005 sampai awal tahun 2006. Namun, keberhasilan tersebut harus kembali diuji dengan bencana gempa bumi 5,9 SR yang meluluhlantakkan sebagian besar kota Yogyakarta, termasuk juga tempat usaha milik Tarjono. Mesin-mesin, serta satu container produk siap ekspor hancur tertimbun bangunan yang roboh karena bencana tersebut, bahkan diperkirakan kerugian yang ditanggung Tarjono saat itu mencapai angka milyaran rupiah.

Dengan modal usaha dan semangat yang masih tersisa, Tarjono mencoba mengajak rekan-rekannya untuk kembali bangkit menata ulang Mandiri Craft yang sempat hancur terkena bencana gempa bumi 5 tahun silam. Kegigihan tersebut ternyata membuahkan hasil yang manis, Tarjono mendapatkan bantuan dari donatur di berbagai negara, seperti Belanda, Malaysia, dan Jepang.

Semangat, ketekunan, serta kemandirian Tarjono dalam memberikan kesejahteraan bagi 55 orang karyawannya yang semuanya penyandang cacat, mengantarkan lelaki kelahiran Pekalongan ini sebagai penerimaDanamon Award 2010 dan berhasil memajukan usahanya hingga menembus pasar nasional bahkan internasional. Mandiri Craft kini telah menjadi produsen aneka mainan edukatif yang memiliki dua showroom besar yaitu di Jl. Parangtritis km 7,5 dan di Jl. Parangtritis km 9 Yogyakarta.

Semoga profil pengusaha Tarjono Slamet yang sukses membuka usaha setelah bangkit dari bencana, memberikan inspirasi bagi kita semua untuk terus berkarya, dan tak mudah putus asa. Lakukan apa yang Anda bisa, dan berikan manfaat bagi orang di sekitar Anda. Selalu ada peluang bila Anda mau untuk mencobanya. Salam sukses.
__________________



Last edited by andi.teguh; 30th June 2013 at 12:57 PM..
andi.teguh is offline   Reply With Quote