Sanksi dari Trump akan mengacaukan perekonomian AS
Presiden AS Donald Trump terkenal atas keinginannya untuk memberlakukan sanksi terhadap siapa pun. Perilakunya dalam hal ini telah lama menjadi bahan lelucon dan cibiran.
Namun, perekonomian AS sedang mengalami kerugian akibat kebijakan yang tidak bijak tersebut. Sanksi telah merugikan negara itu. Dalam waktu dekat, situasinya akan menjadi lebih buruk. Dengan menjatuhkan sanksi terkadang tanpa alasan tertentu, Washington dapat kehilangan semua sekutunya serta membuat Dolar AS lepas dari gelar mata uang cadangan utama. Kebijakan sanksi yang menghancurkan itu telah memberikan pukulan telak bagi perekonomian AS. Donald Trump telah menjatuhkan sanksi lebih banyak dari para pendahulunya. Sebagai perbandingan, ia menyetujui 700 sanksi terhadap Iran hanya dalam sehari di tahun 2018. Di saat yang sama, jika sebelumnya sanksi diberlakukan terutama terhadap lawan AS, kini pembatasan juga diberlakukan pada para sekutu, seperti Turki dan Irak. Bahkan Jerman, sekutu tertua dan terbukti waktu, menghadapi sanksi setelah negara itu secara terbuka mendukung Nord stream-2. Tampaknya sanksi adalah alat kebijakan luar negeri yang murah dan efektif. Namun, hal ini justru sebaliknya.
"Faktanya, sanksi memang memakan biaya. Seperti halnya tarif, rata-rata konsumen Amerika membayar untuk kebijakan ini, tetapi biayanya tersebar tipis di seluruh warga negara. Meskipun sanksi dapat menyebabkan kerugian yang nyata pada target, jarang efektif pada tujuan yang mendasarinya: perubahan rezim. Pemerintah Kuba, Venezuela, Iran, dan Korea Utara semuanya masih berdiri setelah beberapa dekade sanksi," kata kolumnis Washington Post, Fareed Zakaria.
Diumumkan 10 September 2020
© InstaForex Group