AS unggul dalam perang perdagangan karena dominasi USD
Sejak awal perang dagang dengan China, posisi AS lebih kuat dari China. Bahkan di tengah pandemi, AS berhasil bertahan dan dolar AS menyelamatkan dominasinya.
Sementara beberapa pihak berwenang memperingatkan warganya tentang penurunan dolar AS dan dedolarisasi besar-besaran, angka-angka membuktikan sebaliknya.
Jadi, hanya pada Juli 2020, greenback menyumbang hampir 40% dari semua transaksi SWIFT dibandingkan dengan kurang dari 2% untuk yuan Tiongkok. "China dirugikan dalam permainan sanksi karena sistem pembayarannya kurang berkembang dan internasionalisasi yuan tinggal beberapa dekade lagi," kata Edwin Lai, seorang profesor ekonomi Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong.
AS juga memiliki opsi nuklir untuk memutus China dari sistem dolar AS, yang akan membuat China tidak dapat melakukan transaksi dalam dolar. Selain itu, keputusan AS untuk memindahkan manufaktur dari China ke negara tetangga atau ke tanah air dapat menyebabkan hilangnya pekerjaan dan kebangkrutan besar-besaran.
Washington masih memanjakan China, tetapi ini tidak bisa bertahan selamanya. Faktanya adalah bahwa China gagal memenuhi berbagai kewajiban yang seharusnya dipenuhi sesuai dengan kesepakatan perdagangan "fase satu" yang ditandatangani pada bulan Januari. Komitmen China adalah meningkatkan pembelian barang AS hingga $ 200 miliar pada akhir tahun 2020. Pelanggaran perjanjian tersebut dapat memaksa AS untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap mitra dagangnya.
Diterbitkan 22 September 2020
© InstaForex Group