View Single Post
Old 30th July 2021, 03:42 PM  
Sek Des
 
Join Date: 26 Jul 2021
Userid: 8797
Posts: 217
Real Name: merahputihcom
Likes: 5
Liked 7 Times in 7 Posts
Default Ketika Kata Pengantar Skripsi Jadi Tempat Minta Maaf



Merahputih.com - Skripsi jadi momok bagi sebagian mahasiswa. Pengerjaannya menjadi proses terberat selama masa kuliah. Dari mulai pengajuan tema, menentukan pembimbing, seminar praskripsi, pengerjaan, bimbingan, sidang, hingga yudisium menguras tenaga dan biaya besar. Belum lagi kalau tema berubah, pembimbing ganti, revisi berkali-kali, tambah semester, sidang dicecar pertanyaan kritis, dan revisi lagi. Sungguh perjuangan.

Meski begitu, di tengah berpeluh skripsi, salah satu pelampiasan positif biasa dilakukan mahasiswa salah satunya dengan mempersembahkan ungkapan terima kasih dan permintaan maaf terkadang agak lebay pada kata pengantar.

Pada umumnya kata pengantar selalu diletakkan di bagian awal makalah setelah lembar pernyataan tidak melakukan plagiat. Peletakan di awal bertujuan agar pembaca mengetahui segala proses pengerjaan sampai apresiasi terhadap segala bantuan dan meminta maaf kepada pihak terkait apabila ada salah kata maupun tindakan.

Terkadang di kata pengantar jadi tempat mahasiswa menulis biografi selama di kampus. Cerita mulai mahasiswa baru sampai tinggal sendirian di semester akhir. Semua keluh hingga bungah kehidupan di kampus tumpah ruah di halaman kata pengantar. Bahkan, cerita dari lahir sampai cita-cita di masa depan terkadang hadir.

Biasanya ucapan terima kasih ditujukan kepada seluruh ekosistem kampus, dari orang kantin, staf administrasi, dekan, sampai hewan penghuni kampus, dan tak lupa pacar, mantan, maupun 'gebetan'. Kalaum mantan dan 'gebetan' biasanya diberi inisial khusus. Sementara pacar ditulis lengkap dan terang. Padahal setelah lulus bisa saja putus, dan setelahnya berkemungkinan nikah dengan orang berbeda.

Nah jika dihubungkan, struktur kata pengantar sebenarnya mirip dengan permintaaan maaf kebanyakan orang. Ada pembuka, penyampaian isi, dan bagian penutup. Kalau di bagian kata pengantar pembukanya dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kalau di minta maaf kata pembukanya dengan menyebut nama orang telah kita lukai.

“Din, kamu lagi sibuk enggak?,” pembuka maaf melalui chatting. Enggak tahu kenapa deg-degan aja gitu, urgent banget kesannya padahal sih lagi santai sambil tiduran.

Lanjut bagian isi, di kata pengantar biasanya menyampaikan sedikit tentang informasi berkait pengerjaan beserta isinya dan alasannya. Nah, ketika minta maaf, isi dari permintaan maaf kita tentu saja alasan-alasan mengapa sesuatu bisa terjadi. Biasanya sih berupa kesalahan, kapan kejadiannya, dan alasan paling omong kosong pas minta maaf.

“Aku mau minta maaf karena aku ngerasa kita udah enggak sejalan lagi. Aku tahu ini berat buat kamu tapi keputusan ini udah aku pikirkann baik-baik. Maaf ya, Bin.” Kira-kira begitu.

Di bagian penutup, kata pengantar biasanya tidak lupa menulis tempat dan tanggal penyusunan karya tulis, beserta nama penulis atau penyusunnya. Ada juga permintaan maaf dari penulis atas kesalahan penulisan dan isi laporan.

Pas minta maaf, bagian penutupnya biasanya, “Terima kasih atas pengorbanan dan kasih sayang udah kamu kasih ke aku. Semoga kita mendapatkan orang lebih baik”.

Bagian mengesankan ketika menulis kata pengantar pun demikian, ketika mengungkapkan terima kasih dan maaf kepada beberapa seluruh pihak membantu selama pengerjaan. Mulai dari orang tua, pacar, teman, partisipan kuisioner, sampai abang-abang starling sering hutang tapi kopinya bikin kita tenang pas lagi pusing.

Tanpa disadari, semakin kita sering membuat karya tulis dan kata pengantarnya, semakin jago juga kita merangkai kata-kata untuk meminta maaf kepada seseorang. Seseorang mahir dalam merangkai kata, pada lazimnya akan memiliki kegemaran membaca, kemudian membuatnya mahir menulis. Begitu pun ketika minta maaf.

Terlepas dari itu, buat kamu lagi skripsian atau semacamnya, kata pengantar di bawah ini bisa jadi referensimu untuk memahami struktur kata pengantar.

Penulis panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan naskah akademik Skripsi Berbasis Karya tepat waktu. Penulis menyelesaikan naskah akademik dengan judul Podcast “Let’s Talk About” Dengan Topik Quarter Life Crisis sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom.) di Universitas Multimedia Nusantara.

Selama mengerjakan Skripsi Berbasis Karya ini, penulis mendapatkan banyak pengalaman dari berbagai pihak. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Orang tua dan adik penulis yang senantiasa memberikan dukungan kepada penulis melalui doa, semangat, dan finansial untuk mengerjakan Skripsi Berbasis Karya ini.2. Albertus Magnus Prestianta, S.I.Kom, M.A. selaku dosen pembimbing yang bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan semangat dalam setiap perkembangan karya ini.3. Rekan-rekan penulis yang selalu memberikan semangat dan dukungan dalam kondisi apapun, yaitu Yohanes Nugroho, Marceline Calista, Agita Caroline, Regina Agata, Antonius Alexander, Gerald Stephanus, Yohanes Aji, Ananda Dimas Prasetya, Dorothea Putri, Ruth Eltiany, Wiranti Ratanattaya, dan Manola Rossy.4. Penulis menyadari bahwa naskah akademik ini tidak luput dari kesalahan. Maka dari itu, penulis meminta maaf apabila terjadi kesalahan dalam penulisan skripsi ini dan bersedia menerima kritik dan saran yang membangun. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti lainnya yang tertarik di dunia podcast.

Tangerang, 28 Mei 2021

Andreas Pranatalta

Seperti apa kata pengantar versimu?


Sumber
merahputih.com is offline   Reply With Quote