Omicron telah membuat negara-negara di dunia khawatir, varian Covid-19 ini ditemukan di Afrika Selatan dan dinilai sebagai mutasi yang tingkat penularan dan penyebarannya sangat tinggi, bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) langsung mengklasifikasikannya ke dalam Variant of Concern (VoC).
Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menjelaskan mengenai varian Omicron. Nadia mengungkapkan bahwa varian Omicron atau B.1.1.529 ini merupakan hasil kombinasi mutasi dari varian Delta, Alpha, Beta, Gamma, AY.23, dan AY.24. Maka dari itu, tidak heran jika varian ini sangat menular.
"Kita tahu betapa dahsyatnya varian Delta pada bulan Juli 2021," tutur Nadia dalam dialog bertajuk "Kesehatan Pulih, Ekonomi Bangkit: Melawan Hoaks tentang COVID-19", Selasa 30 November 2021. "Kita tidak mau terjadi lagi nanti pasca Natal dan Tahun Baru karena Omicron ini jauh lebih dahsyat karena lebih cepat menular."
Nadia menjelaskan varian Omicron ini tidak menimbulkan dampak parah pada orang yang sudah divaksin Covid-19. Maka dari itu, ia mengajak seluruh masyarakat untuk cepat melaksanakan vaksinasi agar tidak mudah terpapar, apalagi saat ini Indonesia juga masih menghadapi ancaman dari varian Delta.
Lebih lanjut, Nadia mengungkapkan bahwa varian Delta sendiri saat ini juga telah bermutasi menjadi 22 varian di Indonesia. Salah satu varian yang paling mendominasi adalah varian AY.23 seperti yang ada di Singapura.
Dengan adanya mutasi dari varian Delta, kata Nadia, berdampak pada tingkat efikasi atau efektivitas vaksin Covid-19.
"Ini menyebabkan penurunan efikasi vaksin (COVID-19), tetapi kembali lagi ada dua sistem yang bekerja humoral (imunitas dengan antibodi) dan selular (sel)," papar Nadia.
sumber