ditoroso

Permasalahan pokoknya IMOO adalah sikap mental pengelola CGK (AP 2) dan juga Pemerintah Pusat (CGK adalah Main Gate ke Ibukota negara terbesar ke 4 di dunia, Kota tempat Sekretariat ASEAN berada.. jd IMO, Pemerintah Pusat seharusnya jg sangat concern thdp keberadaan CGK), jelas nampak mereka tak punya visi lebih jauh ke depan, tp lebih berpuas diri dengan cara kerja "tambal sulam".. padahal yang ditangani / yang dikelola adalah sebuah bandara yang "sangat besar" untuk melayani sebuah kota yang merupakan Ibukota sebuah negeri yg merupakan "kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara"...
Kalau ga salah, dulu 'master plan' CGK adalah untuk menampung 90 juta penumpang / tahun.. sedari awal dibangun, seharusnya Pemerintah Pusat sudah mengeluarkan Peraturan / UU yg bertujuan utk 'mengamankan' kepentingan CGK, termasuk soal kedudukan secara administratif (sehingga tdk perlu terjadi "adu otot" antara Jakarta dan Banten).. dan dicadangkan lahan yang cukup bagi pengembangan CGK sampai 50-100 tahun kedepan, sehingga tidak bisa orang2, siapapun,.. mematok, membangun struktur apapun di luar peruntukan CGK sbg airport termasuk bikin lapangan golf !
Lalu.. disaat sekarang sudah mulai muncul "permasalahan" (termasuk masalah daya tampung / daya dukung CGK sbg airport besar) seharusnya Grand Design yg dibuat dan di bangga2kan itu tidak hanya utk proyeksi "dapat menampung sampai dengan 62 jt penumpang" /tahun... juga seharusnya sudah tdk bisa ditawar-tawar lg Re-vitalisasi infrastruktur CGK termasuk SDM yg kelas dunia...
welleeeh... kok jd ngoceh yakk..?? dasar hihihi..