Thread: Aku Sayang Ibu
View Single Post
Old 29th January 2014, 12:02 PM  
Ketua RT
 
Join Date: 16 Dec 2013
Userid: 1627
Posts: 130
Likes: 0
Liked 20 Times in 16 Posts
Default Aku Sayang Ibu

Ini adalah sebuah cerita mengenai nilai kasih ibu kepada seorang anak sekaligus kisah nilai cinta seorang anak kepada ibunya. Suatu kebetulan seorang anak mendapati ibunya sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur. Di pandanginya sang ibu dan sebentar kemudian dia mengulurkan tangan yang memegang sehelai kertas yang bertuliskan sesuatu. Si ibu segera membersihkan tangan lalu menerima kertas yang dihulurkan oleh si anak. Sejurus kemudian si ibu asyik membacanya kertas yang diberikan si anak.

Apakah yang ditulis si anak di dalam sehelai kertas itu?

Dalam sehelai kertas itu si ibu mendapati daftar yang dibuat anaknya yang antara lain isinya begini :

Upahku membantu ibu :

membantu pergi ke warung/belanja Rp. 20.000
menjaga adik Rp. 20.000
membuang sampah Rp. 5.000
membereskan tempat tidur Rp10.000
menyiram bunga Rp. 15.000
menyapu halaman Rp. 15.000

Total upah yang harus dibayar Rp. 85.000

Selesai membaca daftar yang dibuat si anak, si ibu pun tersenyum memandang si anak yang raut mukanya berbinar-binar. Lalu si ibu mengambil pena dan menulis sesuatu di belakang kertas yang sama tersebut dan disodorkan kepada si anak. Ternyata si ibu juga memberikan daftar seperti yang dibuat si anak yang isinya adalah :

ongkos mengandungmu selama 9 bulan GRATIS
ongkos melahirkanmu GRATIS
ongkos menyusuimu waktu masih bayi GRATIS
ongkos bangun malam karena menjagamu GRATIS
ongkos air mata yang menetes karenamu GRATIS
ongkos khawatir selalu memikirkan keadaanmu GRATIS
ongkos makan minum, pakaian dan keperluanmu GRATIS

Jumlah keseluruhan nilai kasihku GRATIS

Begitu kertas disodorkan langsung dibaca si anak. Sejenak si anak termenung dan air mata si anak berlinang setelah membaca tulisan yang dibuat ibunya. Si anak menatap wajah ibunya memeluknya dan berkata : “Saya Sayang Ibu”. Terakhir si anak mengambil pena dan menulis sesuatu di depan daftar yang ditulisnya pada kertas tadi dengan huruf balok “TELAH DIBAYAR”.


Untuk kita renungkan :

Dari kisah tadi kita memperoleh makna yang dalam bahwa kasih ibu kepada anaknya tak bisa dinilai dengan apapun juga.

Diantara kita, mungkin banyak yang tidak sabar saat menghadapi orang tua yang sudah lanjut dan renta dimakan usia. Padahal pengorbanan mereka untuk mengasuh dan merawat kita sejak masih bayi hingga dewasa, bahkan bisa menjadi orang sukses tiada terkira. Tak dapat dinilai dengan apapun jua. Kesabaran mereka dalam menghadapi perilaku anak yang terkadang nakal dan bengal pun tak perlu diragukan lagi.

Kasih sayang orang tua tulus untuk anak-anaknya. Apa pun mereka lakukan demi kebaikan kita di masa mendatang. Khususnya ibu, ia rela membawa beban berat di perutnya saat masih mengandung kemudian mempertaruhkan nyawa saat melahirkan. Ia rela terbangun dari tidur lelapnya hanya karena mengganti popok yang basah karena kita ngompol. Ia pun mau tidak tidur karena tangisan kita yang lapar lalu memberikan ASI-nya. Dan ketika kita sakit, ibu juga yang begadang hingga semalaman karena harus menunggui anaknya tanpa menghiraukan letih dan lelah.

Lalu, saat ibunda berada di usia senja dengan tubuh renta dan lemah, mengapa kita menjadi tidak sabar melayaninya sebagaimana yang pernah mereka lakukan dulu kepada kita? Bahkan terkadang kata-kata tak sedap dan bentakan pun muncul dari mulut kita karena kerewelan orang tua.

Jangan lupakan peran ibu terhadap kita. Karena ibu menyayangi dan mengasihi kita jauh dari pamrih apapun jua. Biarpun sudah tua renta dan pikun, tidak sepantasnya kita memisahkan beliau dari sisi kehidupan kita. Apalagi sekedar dititipkan di panti jompo karena kita tidak ingin repot dan hanya untuk menghindari kerewelannya.

Kasih ibu tulus tak terhingga yang tiada berharap balasan dari anak-anaknya. Maka sayangilah ibumu khususnya dan orang tuamu pada umumnya.

Selagi mereka masih ada, kesempatan berbakti dan membalas kebaikan orang tua masih sangat terbuka. Kita akan merasa menyesal dan pasti sangat kehilangan tatkala mereka sudah pergi selamanya dan tidak lagi berada di tengah-tengah kehidupan kita.
Likes:(2)
BradPreett is offline   Reply With Quote