View Single Post
Old 20th July 2012, 05:30 PM  
Administrator
 
admin's Avatar
 
Join Date: 5 Jul 2012
Userid: 1
Posts: 5,047
Likes: 1,731
Liked 190 Times in 113 Posts
Cool Informasi - Berita : Gowes, Sepeda, Bike ... here , there and everywhere

Kamis, 19 Juli 2012 , 10:09:00
Manfaatkan Sepeda Jadi Wisata setelah Mencontoh Indonesia
Komunitas KPG- RGC Go International: Gowes Ceria 60 Km di Singapura (2)

sumber :http://www.kaltimpost.co.id/index.ph...tail&id=141876


Quote:
ATURAN KETAT: Mau menyeberang atau saat di lampu merah, tak bisa selonong seenaknya.(oki nurtricahyo/kp)
Karena alasan lokasi dan infrastruktur yang sulit mencari medanoff road, sepeda jenis road bike atau sepeda balap lebih banyak digunakan di Singapura. Sepanjang rute yang kami lalui, pengguna road bike melaju kencang dengan posisi badan menunduk.
CHEHOB R HELMI-WAWAN LASTIAWAN, Singapura
TREN bersepeda memang kembali mendunia. Termasuk di Singapura. Di negara yang memiliki penduduk 5 juta jiwa ini jumlah penghobi sepeda tak sedikit. Hampir setiap pagi, di daerah seperti East Coast, Tampines Park, Marina Barage dan lainnya, para penggowes seliweran di ruas-ruas jalan khusus sepeda. Nah, karena penghobinya terus meningkat, pemerintah Singapura kemudian berinisiatif membuat jalur khusus hanya buat sepeda. Tak boleh dilalui yang lain. Pejalan kaki atau yang ingin jogging pun dibuatkan trek khusus.
Hanya, bersepeda di Singapura punya aturan yang benar-benar ketat. Bersepeda di jembatan pejalan kaki, siap-siap kena denda SGD 1.000 atau sekitar Rp 7,5 juta.
Makanya, sebelum gowes, kami lebih dulu di-briefing oleh duaguide riders kami, Pin dan Kenneth. Ini sudah standar prosedur bagi rombongan yang akan bersepeda di sana. Pin dan Kenneth mengatakan, aturan itu seperti rombongan harus berhenti saat lampu merah. Boleh bersepeda berjajar namun maksimal hanya dua baris dan menggunakan lajur paling kiri.
“Mengalah kepada pejalan kaki. Boleh saja melintasi jalan mobil atau jalan tol. Tapi harus di lajur paling kiri. Tapi demi keselamatan semua, kita di rute khusus sepeda saja,” ujar Kenneth.
Sabtu (14/7) pagi atau hari kedua gowes, kami sudah bersiap pukul 08.00 waktu setempat. Pagi itu, cuaca Singapura sedang hujan gerimis. Untungnya, Shide, tour guide kami, sudah menyiapkan paket tas berisi jas hujan dan lampu sepeda yang bisa dinyalakan sepanjang perjalanan.
Kumpul di East Coast Lagoon, rombongan lebih dulu menyeruput teh tarik untuk menghangatkan badan. Sepeda yang digunakan saat gowes hari pertama masih kami gunakan. Namun, kali ini tidak ada lagi keluhan ataupun menggerutu. Yang ada, semua sudah tak sabar melintasi rute, menjajal medan, dan pastinya; foto-foto!
Agenda gowes kedua dimulai. Gowes mengenakan jas hujan di cuaca yang sedang dingin membuat kami tetap berkeringat. Kali ini, total rute yang akan ditempuh “hanya” 40 kilometer. Dari East Coast Lagoon, kami melintasi East Coast Coastal Road, Hawker Center dan berhenti di Bedok Jetty. Puas foto-foto dengan latar perbatasan Singapura dengan Pulau Batam, rombongan lanjut menuju Xtreme Skatepark dan PA Outbound Campasite.
Rute ini berbeda suasana dengan hari pertama. Kawasan pinggiran, pesisir pantai dan hutan kota Singapura yang sangat terawat menemani sepanjang perjalanan. Dari seluruh rute yang dilalui, kami banyak berpapasan dan saling sapa dengan rombongan penghobi sepeda.
Menarik saat kami menuju kawasan Changi Beach Changi Village. Jalan lurus dan mulus lebih 10 kilometer sepanjang Changi Airport dilalui nonstop. Kenneth lalu mengatakan, kondisi jalan yang lurus dan mulus inilah membuat penghobi sepeda di Singapura lebih banyak memilih sepeda jenisroad bike atau sepeda balap. “Perbandingannya sekitar 70 persen dan 30 persen (dibandingkan mountain bike, Red),” ujar Kenneth.
Benar saja. Sepanjang rute yang dilalui orang bersepeda banyak menggunakan sepeda jenis road bike. Termasuk para turis. Semua menggemari sepeda yang ditunggangi dengan posisi badan lebih membungkuk ini.
Keyakinan itu juga bertambah waktu kami mengunjungi beberapa toko sepeda terkenal di The Vertex, Singapura. Beberapa toko sepeda bermerek seperti Cannondale, Giant, dan Specialized mendominasi dengan memajang sepeda road bike dengan beragam tipe dan seri.
Kami sempat bertemu sekumpulan penghobi sepeda lain yang menggunakan road bike. Salah satu anggotanya menggunakan sepeda buatan Swiss berwarna hitam dengan berat hanya 6 kilogram. Menurutnya, menggunakan mountain bike di Singapura jarang karena rute off road yang masih jarang ditemukan. Kalau pun ada, lokasinya cukup jauh.
Mewakili komunitasnya, ia juga senang dengan pertemuan kami hari itu. Dia bangga orang Indonesia mau datang ke Singapura hanya untuk bersepeda. “Semoga kalian enjoy selama di sini,” ujarnya, saat berpisah dengan kami.
Memang bukan hal baru bahwa negara yang satu ini dikenal memiliki tata letak kota yang apik dan indah. Belakangan tren sepeda di negara ini terus berkembang pesat. Pin dan Kenneth kembali bercerita, hal ini tak lepas dari campur tangan pemerintah yang gencar mempromosikan kegiatan bersepeda sebagai salah satu program wisata di Singapura.
Ada satu cerita di balik upaya pemerintah Singapura menjadikan negara bersepeda di Asia. Dan, ternyata, ide menggalakkan olahraga bersepeda ini justru datang dari negara kita, Indonesia. Hal ini diungkapkan langsung oleh Pin. Menurutnya Singapura baru memperkenalkan sepeda setelah melihat perkembangan komunitas dan olahraga sepeda di Indonesia.
“Sebenarnya Singapura mencontoh Indonesia, yang berupaya kembali menggelorakan olahraga bersepeda kepada warganya. Namun sayang, Indonesia tak pandai memanfaatkan potensi wisata olahraga ini,” ujar Pin, yang sering bolak-balik ke Indonesia karena keluarganya masih tinggal di Pontianak.
Kini, pemerintah Singapura begitu serius dalam menggarap peluang wisata terbarunya tersebut. Seperti menyediakan infrastruktur buat penghobi gowes yang ingin berkeliling Singapura. Termasuk penyedia layanan sewa sepeda bagi para turis yang berlibur. Untuk lebih memperkenalkan sebagai negara wisata, di setiap jalur sepeda yang dilalui mulai dibangun beberapa tempat hiburan dan rekreasi, namun tetap dengan menonjolkan “Singapore” nya. Sehingga para goweser dapat bersantai untuk sekadar mengabadikan momen bahwa mereka tengah berada di negara Singapura.(bersambung/zal)
admin is offline   Reply With Quote