View Single Post
Old 1st May 2014, 03:08 AM  
Warga Forumku
 
TravelEsia's Avatar
 
Join Date: 5 Mar 2014
Userid: 1887
Location: http://www.travelesia.co
Posts: 18
Likes: 0
Liked 4 Times in 4 Posts
Thumbs up █▓▒ Upacara omed-omedan : Ritual Ciuman Unik Khas Bali ░▒▓█







Upacara Omed-omedan - Bali - Upacara Omed-omedan Merupakan Upacara Unik Khas Bali.Upacara tahunan ini kerap menjadi upacara kebudayaan yang sangat sayang untuk di lewatkan,mengapa tidak.Didalam Upacara Ini pria dan wanita berciuman di depan halayak ramai..Mengapa Bisa??..Sahabat TravelEsia Akan Membahas Upacara Omed-omedan untuk anda


Upacara Omed-omedan diadakan sehari setelah Hari Raya Nyepi sore harinya yaitu pada hari Ngembak Geni menyambut tahun baru Saka, Upacara Omed-omedan ini yang sudah ada selama puluhan tahun yang lalu, dan masih terus laksanakan dan dilestarikan sampai saat ini. Tempat perayaan upacara ini berlangsung didesa Sesetan yang terletak di Banjar kala 3 km dari Ibukota Denpasar Bali.



Upacara Omed-omedan merupakan upacara tradisi masyarakat di Bali yang hanya dilakukan di Banjar Kaja Kelurahan Sesetan, Denpasar Selatan, Bali.Puluhan anggota Sekaa Teruna Satya Dharma Kerthi Banjar Kaja Sesetan yang terlibat acara Upacara Omed-omedan sebelumnya melakukan persembahyangan bersama di sebuah pura yang satu areal dengan balai Banjar Kaja. Sebelum acara digelar, jalan aspal di depan balai banjar itu dibasahi dengan air.

Para teruna teruni kemudian dibagi menjadi dua kelompok, barisan laki-laki dan barisan perempuan. Barisan laki-laki menuju ke arah utara dan perempuan ke arah selatan jalan. Ketika barisan sudah saling berhadapan, masing-masing kelompok menunjuk salah seorang anggota yang akan dipertemukan dengan lawan jenisnya.


Sebelum kedua pasangan berangkulan, merekaUpacara Omed-omedan atau saling tarik beberapa saat. Ketika sudah saling berpegangan atau berangkulan, pasangan itu kemudian diguyur air hingga basah kuyup. Dalam keadaan basah kuyup inilah mereka saling berciuman dan diikuti oleh sorakan rekan-rekan mereka. Tak jarang beberapa teruna teruni melakukan aksi ciuman massal pada upacara ini.

Med Medan mengandung pengertian dalam bahasa Bali nya berasal dari kata omed-omedan yang artinya tarik tarikan, asal mula upacara cara Med Medan ini tidak diketahui dengan pasti kapan diadakannya hanya kebiasaan,namun sudah menjadi tradisi secara turun temurun juga merupakan salah satu warisan budaya yang tak ternilai harganya.
Sejarah Kebudayaan

Upacara Omed-omedan berlangsung pada saat Hari Raya Nyepi, di karena seorang tokoh puri (Ida Bhatara Kompiang), sakit keras maka dihimbau seluruh penduduk desa Sesatan untuk tidak ribut rebut di depan Puri, pada saat hari Nyepi tiba karena sedih dan kecewa akibat larangan tersebut, ada beberapa warga yang melanggar dan tetap mengadakan Upacara Omed-omedan karena sudah menjadi warisan dari nenek moyang mereka, mendengar larangan di langgar toko Pura yang sakit tersebut marah dan minta diantar depan Puri, pada saat tokoh Pura diantar keluar Puri, sakit yang semula parah dirasakan nya berangsur angsur berkurang dan pas tokoh Puri tersebut tepat berada di tempat keramaian yang diadakan oleh warga, sakit nya hilang sama sekali dan badannya merasa sehat seperti sediakala. Sejak itu tradisi Med Medan kembali di teruskan dan dilaksanakan seperti semula.

Menurut cerita pada waktu itu Di tahun 1980-an karena adanya pengaturan, penataan dan pembinaan terhadap Umat Hindu secara professional oleh Parisada Hindu Dharma pusat, Hari Nyepi dilaksanakan selama 24 jam (dari pagi sampai besok paginya lagi), baru besoknya hari ngembak geni dirayakan sesuai dengan isi Aspek Aspek Agama Hindu I-XV (Proyek pengadaan Prasarana dan Sarana kehidupan Beragama, 1991/1992 : 10-12). Jadi hari ngembak geni sejak tahun 1980-an diperingati sebagai Hari Raya dengan acara utama Masima Karma atau Dharma Santi, lalu dilanjutkan dengan melaksanakan tradisi Met Metan.


Pada Tahun 1984 terjadi lagi larangan diadakannya Upacara Omed-omedan, dikarenakan ada omongan miring yan tidak mengenakan tentang muda mudi yang berciuman saat upacara dilaksanakan.

Walaupun sudah ada pengumuman tersebut masyarakat tetap datang ingin menyaksikan upacara Upacara Omed-omedan tersebut, saat itu entah dari mana datangnya terlihat dua ekor babi berkelahi sampai berdarah. Salah seorang warga melaporkan ke tokoh Pura (I Gusti Ngurah Oka Putra), saat tiba disana kedua babi yang berkelahi tersebut berhenti dan pergi, setelah itu dilakukan musyawarah dan juga petunjuk orang yang kesurupan di Pura bale Banjar diputuskan Met Metan tetap akan diadakan.


Sebelum acara berlangsung, dilakukan sembayang bersama dengan para peserta yang ikut dalam perayaan Upacara Omed-omedan. Upacara ini dipimpin oleh Jero Pemangku Pura, lalu mengadakan pemujaan dan menghantarkan persembahan sesuai dengan tradisi yang berlaku, setelah itu memercikan tirtha amerta (symbol anugerah Hyang Widhi) dan memberikan beberapa butir beras yang sudah di basahi dengan air pura, ditempelkan antara 2 alis dan diatas dada.



Med Medan ini terdiri 2 kelompok pria 40 orang dan wanita 60 orang (umur 16 s/d 21 tahun) dengan terlebih dahulu didata, sisa peserta akan di cadangakan untuk tahap berikutnya. Ketua kelompak ditempat kan di posisi depan lalu anggota yang ada dibelakang memegang pinggang temannya yang didepan. Cara pelaksaan Med Medan ini tarik tarikan menggunakan tangan kosong antara pria dan wanita dan diserami air, bila disirami air itu bertanda sudah selesai. Acara ini diselenggarakan hingga jam 17:00 waktu setempat.


Penutupan acara masima karma dan Upacara Omed-omedan ini dilakukan oleh kelian banjar dengan tidak lupa mengucapkan terimakasih atas partisipasi yang sudah mensukseskan tradisi Med Medan. (I Made Munggah)Dari cerita diatas dapat simpulkan,sebagai manusia kita wajib menjunjung tinggi nilai nilai tradisi dan budaya yang sudah diwariskan agar tidak hilang ditelan masa dan peradaban.


Jadi bagaimana Sahabat TravelEsia Apakah Anda tertarik Untuk Melihat Secara Dekat perayaan upacara Upacara Omed-omedan kebudayaan unik yang hanya ada di pulau dewata ini.Mari Kita Dukung Indonesia Sebagai Destinasi Wisata Dunia




Sumber Artikel :

TravelEsia is offline   Reply With Quote