Enterprise Risk Management Bank Mandiri “Manajemen risiko di Bank Mandiri ditujukan untuk menjaga modal Bank, mendukung proses pengambilan keputusan, mengoptimalkanprofil risk-return
, meningkatkan nilai perusahaan, serta melindungi reputasi Bank”
*A. ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (ERM) BANK MANDIRI
Enterprise Risk Management Bank Mandiri
ERM merupakan pengelolaan risiko secara terintegrasi, yang menghubungkan antara
strategic planning, risk appetite, business execution, risk assessment dan
performance evaluation, dalam upaya mengoptimalkan pertumbuhan bisnis sesuai
risk-adjusted return serta memaksimalkan
shareholder value. Implementasi ERM sekaligus menjadi wahana untuk penerapan Basel II dan III di Bank Mandiri secara bertahap sesuai dengan regulasi dari Bank Indonesia.
Dengan ERM, Bank Mandiri memiliki kemampuan untuk menentukan secara tepat permodalan yang dibutuhkan untuk meng-
cover risiko-risiko di Bank, mengalokasikan modal ke seluruh lini bisnis secara efisien dan rasional, serta mengidentifikasi peluang untuk melakukan diversifikasi dan optimalisasi portfolio. ERM juga memberikan
common language bagi seluruh unit kerja sehingga dapat meminimalkan “
silo” di antara unit kerja serta meningkatkan keterkaitan antara fungsi
manajemen risiko dengan pengendalian internal, termasuk kepada seluruh perusahaan anak. Selain itu, ERM akan ikut berperan dalam meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan bisnis dan risiko. Implementasi ERM
System Bank Mandiri dalam skala yang komprehensif merupakan yang pertama diterapkan di Indonesia. Keberhasilan penerapan ERM
System juga diakui secara internasional, antara lain oleh The Asian Banker melalui penghargaan
The Asian Banker Risk Management Award 2013 untuk kategori Enterprise Risk Management Project.
Penerapan manajemen risiko di Bank Mandiri melalui kerangka ERM dilakukan dengan pendekatan
two-prong, yaitu pengelolaan risiko melalui permodalan dan pengelolaan risiko melalui aktivitas operasional, sehingga diharapkan tercapai pengelolaan risiko yang melekat dalam pengelolaan bisnis. Empat komponen utama pendukung penerapan pendekatan
two-prong ini adalah Organisasi & Sumber Daya Manusia, Kebijakan & Prosedur, Sistem & Data, serta Metodologi/Model & Analytics.
*1. ORGANISASI & SUMBER DAYA MANUSIA
Satuan Kerja Manajemen Risiko Bank Mandiri bertanggung jawab dalam pengelolaan risiko-risiko yang dihadapi Bank, termasuk mengembangkan
tools pendukung yang dibutuhkan dalam proses bisnis dan pengelolaan risiko. Selain itu terdapat unit kerja yang bertindak sebagai
risk counterpart dari unit bisnis dalam proses
four-eyes pemberian kredit. Salah satu kunci sukses pelaksanaan fungsi-fungsi*
manajemen risiko tersebut yaitu adanya
risk awareness dan kemampuan teknis yang memadai pada seluruh unit kerja di Bank Mandiri, dimana hal ini menjadi tanggung jawab dan melibatkan seluruh unit kerja di Bank Mandiri. Untuk itu, diselenggarakan pelatihan internal secara rutin melalui
Governance, Risk &
Compliance (GRC)
Academy, baik bagi pegawai di lingkungan Direktorat Risk Management maupun Direktorat lainnya. Selain itu, setiap tahun dilaksanakan sosialisasi, forum diskusi, magang, maupun program mengenai manajemen risiko yang sejalan dengan internalisasi budaya perusahaan.
*2. KEBIJAKAN & PROSEDUR
Bank Mandiri memiliki Kebijakan Manajemen Risiko Bank Mandiri (KMRBM) sebagai pedoman utama pelaksanaan manajemen risiko. Sedangkan untuk area bisnis yang lebih spesifik, Bank memiliki kebijakan dan prosedur, misalnya di bidang perkreditan,
treasury, dan operasional. Seluruh kebijakan dan prosedur di Bank Mandiri merupakan bentuk pengelolaan risiko yang melekat pada setiap aktivitas operasi Bank yang di-
review dan di-
update minimal sekali dalam setahun.
Penerapan manajemen risiko di Bank Mandiri adalah optimalisasi penggunaan
business judgement bersama dengan analisa berdasarkan kondisi historis dengan tujuan menerapkan proses manajemen risiko yang melekat dalam proses bisnis.
*3. SISTEM & DATA
Sistem manajemen risiko dikembangkan untuk mendukung proses bisnis yang lebih efisien agar pengambilan keputusan dapat lebih cepat namun tetap mengacu pada prinsip kehati-hatian. Dalam rangka menjaga integritas dan kualitas data, Bank telah menerapkan Integrated Processing System dan Loan Origination System yang telah diimplementasikan untuk meningkatkan efisiensi proses kredit serta menjaga kualitas data di segmen korporasi, komersial maupun retail, termasuk juga Integrated Collection System untuk meningkatkan produktivitas aktivitas
collection, khususnya di segmen konsumer dan ritel. Untuk kegiatan
treasury dan
asset & liability management, Bank menggunakan Summit System dan Sendero System untuk mengelola risiko
trading book dan
banking book. Untuk mendapatkan gambaran profil risiko Bank Mandiri baik selaku perusahaan induk maupun profil risiko Bank yang terkonsolidasi dan terintegrasi dengan perusahaan anak, Bank telah mengimplementasikan
Risk Profile Mandiri System (RPX) secara
web-based sehingga mempercepat akses dan mempermudah kontrol. Untuk mengintegrasikan pengelolaan risiko secara
bankwide, Bank mengimplementasikan ERM
system sebagai sarana untuk memantau pengelolaan risiko secara holistik, termasuk menghitung modal untuk mengcover semua jenis risiko. ERM
system memiliki kapabilitas untuk melakukan perhitungan
capital charge (
Standardized Approach dan
Advanced Approach), implementasi
operational risk management tools,
active portfolio management,
stress testing dan
value-based management.
*4. METODOLOGI/MODEL & ANALYTICS
Bank secara berkelanjutan menerapkan pengukuran risiko yang mengacu kepada
international best practices dengan menggunakan pendekatan permodelan kuantitatif maupun kualitatif melalui pengembangan model risiko seperti
rating, scoring, value at risk (VaR),
portfolio management, stress testing dan model lainnya sebagai pendukung
judgemental decision making. Secara periodik, model-model risiko tersebut dikalibrasi dan divalidasi oleh unit Model Risk Validator yang bersifat independen untuk menjaga keandalan dan validitas model serta memenuhi persyaratan
PENGELOLAAN RISIKO MELALUI PERMODALAN
gambar Enterprise Risk Management
Pengelolaan risiko melalui permodalan di Bank Mandiri meliputi kebijakan diversifikasi sumber permodalan yang sinkron dengan rencana strategis jangka panjang, dan kebijakan alokasi modal secara efisien pada segmen bisnis yang memiliki profil
risk-return yang optimal (termasuk penempatan pada perusahaan anak). Hal ini bertujuan untuk memenuhi ekspektasi
stakeholder termasuk
investor dan
regulator. Bank Mandiri memastikan memiliki kecukupan modal untuk mengcover risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional, baik berdasarkan ketentuan regulasi (
regulatory capital) maupun kebutuhan internal (
economic capital). Bank Mandiri mengacu kepada regulasi Bank Indonesia (Basel II) dalam melakukan perhitungan kecukupan modal untuk risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional. Untuk risiko kredit, Bank menggunakan Pendekatan Standar Basel II (
Standardized Approach)1 dan saat ini secara bertahap memulai simulasi pendekatan berdasarkan rating internal (
Internal Ratings-Based Approach). Pendekatan Standar Basel II risiko kredit belum menggunakan data rating eksternal dari nasabah debitur, namun saat ini Bank sedang melakukan inisiasi dan simulasi terkait penggunaan rating eksternal tersebut. Untuk risiko pasar, Bank menggunakan Model Standar2, sedangkan secara internal Bank telah menggunakan
Value at Risk sebagai model internal3. Untuk risiko operasional, Bank mengacu kepada Pendekatan Indikator Dasar Basel II (
Basic Indicator Approach)4 dan sudah mensimulasikan Pendekatan Standar (
Standardized Approach).
Bank juga telah menghitung simulasi beban modal kredit dengan pendekatan
Advanced IRBA (
Internal Rating Based Approach). Dengan menggunakan pendekatan
Advanced IRBA, diharapkan Bank bisa mendapatkan rasio kecukupan modal yang lebih efisien. Saat ini, Bank juga sedang mengembangkan pengukuran kebutuhan modal secara ekonomis (
economic capital) baik untuk risiko kredit maupun risiko operasional, yang sekaligus menjadi dasar bagi bank untuk mulai mengimplementasikan VBM (
Value Based Management) melalui pengukuran RORAC (
Return On Risk Adjusted Capital). Sebagai langkah awal penerapan VBM tersebut, Bank mulai menggunakan indikator RORWA (
Return On Risk Weighted Asset) yang lebih intuitif bagi unit bisnis, sebelum nantinya menerapkan RORAC. Bank Mandiri telah mempersiapkan penerapan Basel III mengacu kepada dokumentasi Basel serta regulasi dan inisiatif yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia6. Bank Mandiri aktif mengikuti kelompok kerja Basel III maupun
Quantitative Impact Study (QIS) yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia. Berdasarkan posisi per Juni 2013, hasil QIS menunjukkan bahwa secara umum Bank Mandiri telah memenuhi pedoman dalam Basel III, dengan hasil simulasi
Capital Adequacy Ratio lebih tinggi dibandingkan perhitungan kecukupan modal menggunakan Basel II. Hal ini disebabkan oleh struktur permodalan Bank Mandiri yang didominasi oleh
Tier 1 Common Equity. Hasil QIS juga menunjukkan bahwa Bank Mandiri beroperasi pada tingkat risiko yang rendah, yang ditunjukkan oleh kecukupan
leverage ratio dan tingginya
liquidity ratio, yang disebabkan oleh ketatnya pengendalian risiko atas eksposur
off balance sheet. Selain itu, posisi aset likuid dan komposisi neraca Bank menunjukkan konsistensi terhadap persyaratan Basel III.
*PENGELOLAAN RISIKO MELALUI AKTIVITAS OPERASIONAL
Pengelolaan risiko melalui aktivitas operasional ditujukan untuk mengelola risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional pada level yang dapat diterima. Bank Mandiri menerapkan
risk appetite dan
risk tolerance dalam bentuk kebijakan limit dan sistem limit, yang disusun dan diusulkan oleh unit bisnis bersama unit manajemen risiko dan disetujui oleh
Risk Management Committee. Penetapan limit didasarkan atas limit secara keseluruhan, limit per jenis risiko maupun limit per aktivitas fungsional tertentu yang memiliki eksposur risiko. Kebijakan limit tidak saja berfungsi dalam proses pengendalian risiko namun juga mendorong strategi bisnis dan ekspansi bisnis ke dalam koridor pertumbuhan dengan profil
risk-reward yang optimal. Pengelolaan risiko kredit dilakukan melalui
front end, middle end dan
back end. Pengelolaan risiko pasar dan likuiditas dilakukan melalui sistem limit. Pengelolaan risiko operasional pada produk dan aktivitas Bank dilakukan oleh seluruh unit kerja, dan di-
review secara
bankwide oleh unit
risk management, serta diukur keefektifan pelaksanaannya (
assurance) oleh unit Internal Audit.
PENGELOLAAN RISIKO KREDIT
(Mengenai Pengelolaan Risiko Kredit Bank Mandiri akan dibahas pada artikel secara terpisah)
Sumber : Laporan Tahun 2013 Bank Mandiri bagian Manajemen Risiko – Enterprise Risk Manajemen
Enterprise Risk Management Bank Mandiri