View Single Post
Old 17th September 2014, 09:00 PM  
Sek Des
 
Join Date: 17 Sep 2014
Userid: 2549
Posts: 468
Likes: 2
Liked 11 Times in 10 Posts
Default Ainy Fauziyah Jadi Motivator Setelah Sukses Gerakkan Wanita Aceh untuk Mandiri


CyberMediaNews – Sebagai seorang motivator wanita, nama Ainy Fauziyah tampaknya tidak asing lagi bagi beberapa perusahaan besar di Tanah Air. Keahliannya dalam berbicara dan berbagi ilmu seputar leadership atau kepemimpinan membuatnya meninggalkan pekerjaan lamanya dan beralih menjadi pembicara pada seminar-seminar motivasi.
Sebelum menjadi motivator, pengalamannya selama sembilan tahun di bidang konstruksi membuatnya pernah mengabdikan diri untuk terjun langsung ke dalam proses rekonstruksi dan rehabilitasi di Aceh pasca bencana tsunami pada 2005. Ia bergabung dengan organisasi non profit di bidang kemanusiaan untuk membangun rumah di Aceh yang jumlahnya lebih dari seribu.
Dengan berbekal pengalaman hidup selama di Aceh inilah yang menjadikan wanita peraih beasiswa S-2 Master of Urban Management di Canberra University, Australia ini sebagai salah satu pembicara di International Shelter Meeting di Jenewa, Swiss. Dalam forum tersebut, Ainy bercerita mengenai tujuan mulianya untuk mempekerjakan para wanita yang merupakan penduduk lokal dalam proses pembangunan rumah tinggal di Aceh.
Perjumpaannya dengan penduduk lokal inilah yang memberinya ide untuk melibatkan para wanita kedalam dunia konstruksi bangunan. Dengan berbagai cara, wanita kelahiran Bangil, 26 November 1969 ini berhasil mempengaruhi wanita Aceh untuk bekerja langsung dalam proses pengecatan rumah.
“Daripada hanya bergosip saja tidak ada manfaatnya, ibu-ibu ini kita kasih kerjaan. Kita latih dulu dan diberikan sertifikat pelatihan gratis, kemudian baru dipekerjakan untuk mengecat rumah dan digaji,” ujarnya ketika ditemui Wolipop di kantornya, PT. Aifa Globalindo, Grand Wisata, Bekasi belum lama ini.
Pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh laki-laki ini ternyata mendapat antusiasme yang luar biasa dari warga sekitar. Awalnya, hanya 37 orang yang tertarik untuk melakukannya, kemudian secara perlahan berkembang mencapai 500 wanita. Hal ini mengubah cara pandang dan pemikiran para wanita tersebut, dari yang awalnya ketergantungan menjadi seseorang yang lebih mandiri.
“Konsep kita itu ingin mendorong wanita menjadi lebih mandiri tetapi tetap tidak melupakan kodratnya,” jelas wanita yang hobi memasak ini.
Ia mengungakapkan lagi bahwa jam kerja yang dimiliki oleh para pekerja wanita di Aceh ini sangat fleksibel dan dapat diatur. Mereka bisa beristirahat dan pulang ke rumah untuk memasak makan siang dan kembali bekerja lagi di siang hari.
Pengalaman di Aceh itu menjadi bekal Ainy untuk menekuni profesi motivator yang sudah hampir empat tahun ini dijalaninya. Prestasi pun sudah diraih wanita 45 tahun berkat profesinya tersebut. Dia terpilih sebagai satu dari 100 Perempuan Terinspiratif Indonesia oleh sebuah majalah ternama pada 2011.
Selain menjadi seorang pembicara dalam seminar motivasi, wanita pemilik sertifikat di bidang hipnoterapi ini juga aktif dalam beberapa kegiatan sosial. Salah satunya adalah pemberian beasiswa selama setahun penuh untuk anak yatim dan dhuafa. Dana pemberian beasiswa ini didapat dari hasil keuntungan penjualan buku hasil karyanya yang berjudul ‘Dahsyatnya Kemauan’.
Buku yang ditulisnya bertujuan untuk menciptakan suatu pola pikir baru dalam mengubah penghalang menjadi peluang, serta gigih menghadapi setiap tantangan demi meraih tujuan yang diinginkan. Berlatar belakang dari keluarga yang sederhana, orangtua menjadi sumber inspirasi utama dalam buku yang ditulisnya. “Orang tua saya memberi kasih sayang yang tulus dan selalu menanamkan kejujuran, peduli, dan tanggung jawab,” ujar wanita lulusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional, Malang itu.
Ide menulis buku didapatnya ketika ia tengah mewakili Indonesia dalam pelatihan Leadership for 21st Century Training di Jepang. Kala itu ia merenung, apa yang bisa diwariskan kepada kedua anaknya selain harta. Ia takut bahwa harta yang ditinggalkannya justru membuat anaknya manja.
“Jadi saya berpikir apa yang bisa saya wariskan ke anak saya? Saya berpikir buku. Karena dengan membaca buku saya banyak berubah,” tutur wanita yang mengaku senang bertemu orang baru ini.
Dengan tekad ingin memberi warisan buku inilah dia memulai belajar menulis. Proses menulis buku pertamanya ini melewati perjalanan panjang selama 4 tahun. “Saya punya prinsip, kalau saya jauh dari keluarga, saya harus menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, jadi saya nulis buku,” pungkasnya di akhir perbincangan.
(Wolipop)

Ainy Fauziyah Jadi Motivator Setelah Sukses Gerakkan Wanita Aceh untuk Mandiri
kloningan.gue is offline   Reply With Quote