nOnezdaKilla
9th October 2012, 04:49 PM
Kanekes.., apakah ada forumker yg mengenal nama tersebut? Baduy, bagaimana dengan nama baduy? ya, kanekes atau umum dikenal sebagai suku baduy, adalah suatu kelompok masyarakat adat Sunda di wilayah Kabupaten Lebak, Banten. Populasi mereka sekitar 5.000 hingga 8.000 orang, dan mereka merupakan salah satu suku yang menerapkan isolasi dari dunia luar.
Sebenarnya masyarakat kanekes sendiri kurang menyukai panggilan baduy yang diyakini sebagai penyamaan suku kanekes dengan masyarakat arab badawi yg hidup nomaden dan terisolir, mereka lebih senang jika di namai suku kanekes atau orang rawayan (jembatan bambu dan batang pohon merambat)
https://lh6.googleusercontent.com/-5_GUB3UtXPU/UHLbSU3oQ6I/AAAAAAAAAcA/NKZ_7swFHW0/s640/8sj32afcu1qq5-NWJ7ehPZ-Uo-hd.jpg
Masyarakat kanekes merupakan suku adat sunda yang memegang agama sunda wiwitan, sebuah agama yang mengakui bahwa mereka dihubungkan dengan Nabi Adam sebagai nenek moyang pertama. Menurut kepercayaan mereka, Adam dan keturunannya, termasuk warga Kanekes mempunyai tugas bertapa atau asketik (mandita) untuk menjaga harmoni dunia, namun tidak bisa disamakan dengan islam karena di lain sisi mereka mengaku sebagai keturunan dari Batara Cikal, salah satu dari tujuh dewa atau batara yang diutus ke bumi.
Banyak pendapat yg mengatakan bahwa asal usul suku kanekes adalah berasal dari orang-orang pelarian dari Pajajaran, ibu kota Kerajaan Sunda, namun para sepuh kanekes sendiri lebih mengakui bahwa mereka adalah merupakan penduduk setempat yang dijadikan mandala' (kawasan suci) secara resmi oleh raja, karena penduduknya berkewajiban memelihara kabuyutan (tempat pemujaan leluhur atau nenek moyang). Kebuyutan di daerah ini dikenal dengan kabuyutan Jati Sunda atau 'Sunda Asli' atau Sunda Wiwitan (wiwitan=asli, asal, pokok, jati). Oleh karena itulah agama asli mereka pun diberi nama Sunda Wiwitan.
janten bahasa sunda nu asli teh bahasa sunda bandung tanapi sunda banten?:peacesign:
Keteguhan suku kanekes untuk memegang adat istiadat masih cukup kuat hingga saat ini, terbukti dari beberapa pantrangan/larangan yang masih tetap di patuhi, seperti ;
Konsep tanpa perubahan "Lojor heunteu beunang dipotong, pčndčk heunteu beunang disambung."(Panjang tidak bisa/tidak boleh dipotong, pendek tidak bisa/tidak boleh disambung)
Tidak diperkenankan menggunakan kendaraan untuk sarana transportasi
Tidak diperkenankan menggunakan alas kaki
Pintu rumah harus menghadap ke utara/selatan (kecuali rumah sang Pu'un atau ketua adat)
Larangan menggunakan alat elektronik (teknologi)
Menggunakan kain berwarna hitam/putih sebagai pakaian yang ditenun dan dijahit sendiri serta tidak diperbolehkan menggunakan pakaian modern.
Mereka yang melanggar pantrangan tersebut kemudian di usir dari kampung kanekes dan di kenal dengan sebutan suku baduy luar
Baduy dalam ;
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcR9rFZRlRAIyklYVXpPIzvmJxpHWqMND 4CwjNZbEWoTGUwpl2zz&t=1
Baduy luar ;
http://artshangkala.files.wordpress.com/2010/02/baduy-luar2.jpg
dan bagi para pengunjung desa kanekes, di berikan larangan dan aturan sebagai berikut ;
Desa kanekes dalam tidak akan pernah menerima wisatawan Eropa, Amerika, dan WNI keturunan , namun masih boleh mengunjungi desa kanekes luar (terkesan diskriminatif memang, tpi begitulah pantrangan yang mereka pegang )
Tidak boleh berkunjung pada saat perayaan kawalu (puasa warga kanekes)
Tidak boleh memberikan barang atau kenang kenangan kepada warga kanekes, mereka percaya jika mereka menerima pemberian dari pengunjung, maka mereka sendiri yang kena sanksi dari para leluhurnya.
Tidak boleh mandi menggunakan sabun dan shampo selama berada di dalam kawasan kanekes dalam.
dan masih banyak lagi larangan yang sudah tertulis dan terpampang di depan pintu masuk desa kanekes
http://queentya.blogdetik.com/files/2012/06/f6cf643fcc063c4add7216c808724503_spanduk-besar-peringatan-larangan-225x300.jpg
Penolakan-penolakan atau larangan dan pantrangan yang dilakukan kaum kanekes bukanlah pencerminan sikap Primitive, tapi itu adalah cerminan dari penjagaan Tiang Adat yg terancam untuk tergerus. Merekalah orang yg terpilih. Mereka para penjaga yang gagah teguh menjaga adatnya sampai kapanpun…
Sebenarnya masyarakat kanekes sendiri kurang menyukai panggilan baduy yang diyakini sebagai penyamaan suku kanekes dengan masyarakat arab badawi yg hidup nomaden dan terisolir, mereka lebih senang jika di namai suku kanekes atau orang rawayan (jembatan bambu dan batang pohon merambat)
https://lh6.googleusercontent.com/-5_GUB3UtXPU/UHLbSU3oQ6I/AAAAAAAAAcA/NKZ_7swFHW0/s640/8sj32afcu1qq5-NWJ7ehPZ-Uo-hd.jpg
Masyarakat kanekes merupakan suku adat sunda yang memegang agama sunda wiwitan, sebuah agama yang mengakui bahwa mereka dihubungkan dengan Nabi Adam sebagai nenek moyang pertama. Menurut kepercayaan mereka, Adam dan keturunannya, termasuk warga Kanekes mempunyai tugas bertapa atau asketik (mandita) untuk menjaga harmoni dunia, namun tidak bisa disamakan dengan islam karena di lain sisi mereka mengaku sebagai keturunan dari Batara Cikal, salah satu dari tujuh dewa atau batara yang diutus ke bumi.
Banyak pendapat yg mengatakan bahwa asal usul suku kanekes adalah berasal dari orang-orang pelarian dari Pajajaran, ibu kota Kerajaan Sunda, namun para sepuh kanekes sendiri lebih mengakui bahwa mereka adalah merupakan penduduk setempat yang dijadikan mandala' (kawasan suci) secara resmi oleh raja, karena penduduknya berkewajiban memelihara kabuyutan (tempat pemujaan leluhur atau nenek moyang). Kebuyutan di daerah ini dikenal dengan kabuyutan Jati Sunda atau 'Sunda Asli' atau Sunda Wiwitan (wiwitan=asli, asal, pokok, jati). Oleh karena itulah agama asli mereka pun diberi nama Sunda Wiwitan.
janten bahasa sunda nu asli teh bahasa sunda bandung tanapi sunda banten?:peacesign:
Keteguhan suku kanekes untuk memegang adat istiadat masih cukup kuat hingga saat ini, terbukti dari beberapa pantrangan/larangan yang masih tetap di patuhi, seperti ;
Konsep tanpa perubahan "Lojor heunteu beunang dipotong, pčndčk heunteu beunang disambung."(Panjang tidak bisa/tidak boleh dipotong, pendek tidak bisa/tidak boleh disambung)
Tidak diperkenankan menggunakan kendaraan untuk sarana transportasi
Tidak diperkenankan menggunakan alas kaki
Pintu rumah harus menghadap ke utara/selatan (kecuali rumah sang Pu'un atau ketua adat)
Larangan menggunakan alat elektronik (teknologi)
Menggunakan kain berwarna hitam/putih sebagai pakaian yang ditenun dan dijahit sendiri serta tidak diperbolehkan menggunakan pakaian modern.
Mereka yang melanggar pantrangan tersebut kemudian di usir dari kampung kanekes dan di kenal dengan sebutan suku baduy luar
Baduy dalam ;
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcR9rFZRlRAIyklYVXpPIzvmJxpHWqMND 4CwjNZbEWoTGUwpl2zz&t=1
Baduy luar ;
http://artshangkala.files.wordpress.com/2010/02/baduy-luar2.jpg
dan bagi para pengunjung desa kanekes, di berikan larangan dan aturan sebagai berikut ;
Desa kanekes dalam tidak akan pernah menerima wisatawan Eropa, Amerika, dan WNI keturunan , namun masih boleh mengunjungi desa kanekes luar (terkesan diskriminatif memang, tpi begitulah pantrangan yang mereka pegang )
Tidak boleh berkunjung pada saat perayaan kawalu (puasa warga kanekes)
Tidak boleh memberikan barang atau kenang kenangan kepada warga kanekes, mereka percaya jika mereka menerima pemberian dari pengunjung, maka mereka sendiri yang kena sanksi dari para leluhurnya.
Tidak boleh mandi menggunakan sabun dan shampo selama berada di dalam kawasan kanekes dalam.
dan masih banyak lagi larangan yang sudah tertulis dan terpampang di depan pintu masuk desa kanekes
http://queentya.blogdetik.com/files/2012/06/f6cf643fcc063c4add7216c808724503_spanduk-besar-peringatan-larangan-225x300.jpg
Penolakan-penolakan atau larangan dan pantrangan yang dilakukan kaum kanekes bukanlah pencerminan sikap Primitive, tapi itu adalah cerminan dari penjagaan Tiang Adat yg terancam untuk tergerus. Merekalah orang yg terpilih. Mereka para penjaga yang gagah teguh menjaga adatnya sampai kapanpun…