View Full Version : Usut Pembunuhan Tokoh Aceh


kloningan.gue
17th September 2014, 09:23 PM
http://news.cybermedia.biz/wp-content/uploads/2014/09/Aliansi-alumni-dan-mahasiswa-syariah-300x168.jpg (http://news.cybermedia.biz/wp-content/uploads/2014/09/Aliansi-alumni-dan-mahasiswa-syariah.jpg)
CyberMediaNews – Aktivis mahasiswa yang menamakan diri Aliansi Alumni dan Mahasiswa Syariah (Amarah) UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, Selasa (16/9) melancarkan aksi demo di Bundaran Simpang Lima, Banda Aceh. Amarah mendesak kepolisian menuntaskan kasus penembakan tokoh Aceh yang juga Rektor IAIN Ar-Raniry, Prof Dr H Safwan Idris MA, pada 16 September 2000.
Desakan penuntasan kasus pembunuhan Safwan Idris, sosok ulama moderat Aceh tersebut disuarakan puluhan aktivis Amarah. Aksi yang dimulai sekitar pukul 10.45 WIB itu mengusung dua spanduk bergambar Almarhum Prof Dr H Safwan Idris MA. Spanduk tersebut juga mencantumkan tulisan mencolok, “Pembununah bukan untuk didiamkan, pengusutan bukan untuk menyulutkan dendam. Usut tuntas kasus pembunuhan ayahanda kami, Prof Dr H Safwan Idris, 14 tahun lalu. Bukan soal maaf-memaafkan, tapi siapa yang harus dimaafkan.”
Koordinator Aksi, Syarbunis mengatakan, hari ini, 16 September 2014, telah memasuki 14 tahun Safwan Idris dibunuh secara keji oleh orang tak dikenal, tepatnya pada 16 September 2000. “Sampai saat ini tidak jelas proses pengusutannya,” teriak Syarbunis.
Syarbunis mengatakan, tragedi itu seakan lenyap bersama waktu dan tiada yang berupaya untuk mengingatnya. Tragisnya lagi, lanjut Syarbunis, kasus pembunuhan tokoh Aceh itu telah dilupakan oleh banyak generasi termasuk pihak kampus yang berjulukan ‘jantung hati rakyat Aceh’. “Miris dan memilukan. Bahkan selama ini hanya kematian Munir yang sering didengung-dengungkan. Padahal tokoh besar Aceh, almarhum Safwan Idris, mengalami nasib yang sama, bahkan lebih tragis dari Munir,” tandas Syarbunis.
Amarah menegaskan, mereka mengecam segala bentuk kejahatan dan pengusutannya merupakan salah satu wujud nyata dari rasa keadilan yang ditunggu oleh semua rakyat Aceh. “Jika pembunuh Munir yang merupakan aktivis HAM bisa diungkap dan para pelakunya sudah dipidana, justru berbalik dengan pengungkapan kasus pembunuh ayahanda kami, Prof Dr Safwan Idris MA, yang tidak diketahui siapa. Malah ingatan tentang hal itu terkesan di-delete begitu saja,” tuturnya.
Penembakan yang menyebakan meninggalnya seorang putra terbaik Aceh serta aset bagi bangsa ini, semakin didiamkan. “Sekali lagi perlu kita renungi bersama bahwa persoalan pembunuhan itu bukan soal memaafkan atau tidak. Tapi ini soal siapa yang harus dimaafkan?” sebutnya.
Ia menjelaskan, aksi simpatik yang dilancarkan itu untuk mengingatkan kembali sekaligus menyegarkan kembali ingatan aparat kepolisian dan penegak hukum di Aceh, terkait penembakan yang menewaskan Prof Dr Safwan Idris MA, yang terjadi di rumahnya 14 tahun silam.* Pantauan Serambi, aksi tersebut juga diwarnai pembagian bunga kertas dari demonstran untuk pengguna jalan.
Di hari yang sama, Selasa (16/9) siang, sivitas akademika UIN Ar-Raniry Banda Aceh, bersama ratusan mahasiswa menggelar doa bersama untuk almarhum Prof Dr H Safwan Idris MA yang dipusatkan di Masjid Fathun Qarib, kompleks kampus tersebut. Doa bersama itu dilaksanakan setelah shalat zuhur yang diimami Rektor UIN Ar-Raniry, Prof Dr H Farid Wajdi Ibrahim MA. Sedangkan doa bersama dipimpin Drs Tgk Baharuddin MSi.
(SerambiNews/Tribun)

Usut Pembunuhan Tokoh Aceh (http://news.cybermedia.biz/baca/780/usut-pembunuhan-tokoh-aceh.html)