akiyamashinichi
17th November 2014, 08:40 AM
http://www.elshinta.com/v2003a/images/foto/hutan%20kritis.jpeg
Sutini - Kudus, Sebanyak 4.000 hektar hutan di 13 desa di Kabupaten Kudus Jawa Tengah dalam kondisi kritis. Sehingga rawan terjadi bencana banjir dan longsor.
Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Kudus. Budi Santoso mengatakan, dari sembilan kecamatan yang ada di Kabupaten Kudus terdapat dua kecamatan yang hutannya mengalami tingkat kekritisan yang cukup tinggi, yakni masing-masing di Kecamatan Dawe dan Kecamatan Gebong yang berada di lereng Gunung Muria.
Menurut Budi, di dua kecamatan tersebut ada sebanyak 13 desa yang berada di prioritas utama untuk direhabilitasi, baik untuk lahan pertanian maupun hutan yang gundul dengan total lahan yang kritis sebanyak 4.180 hektar.
Budi mengungkapkan, di 13 desa tersebut tingkat kesadaran masyarakatnya masih rendah yang dipengaruhi oleh kondisi sosial budaya, sehingga membuat masyarakat tidak peduli terhadap lingkungan.
Lanjut Budi, pihaknya secara terus menerus telah melakukan sosialiasasi, bahkan mengundang CSR untuk membantu kompensasi ternak kepada warga di kawasan pegunungan Muria, agar mereka bersedia menanam kayu-kayuan. Namun hal tersebut tidak berhasil. (anj)
http://www.elshinta.com/v2003a/readnews.htm?id=143379
Sutini - Kudus, Sebanyak 4.000 hektar hutan di 13 desa di Kabupaten Kudus Jawa Tengah dalam kondisi kritis. Sehingga rawan terjadi bencana banjir dan longsor.
Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Kudus. Budi Santoso mengatakan, dari sembilan kecamatan yang ada di Kabupaten Kudus terdapat dua kecamatan yang hutannya mengalami tingkat kekritisan yang cukup tinggi, yakni masing-masing di Kecamatan Dawe dan Kecamatan Gebong yang berada di lereng Gunung Muria.
Menurut Budi, di dua kecamatan tersebut ada sebanyak 13 desa yang berada di prioritas utama untuk direhabilitasi, baik untuk lahan pertanian maupun hutan yang gundul dengan total lahan yang kritis sebanyak 4.180 hektar.
Budi mengungkapkan, di 13 desa tersebut tingkat kesadaran masyarakatnya masih rendah yang dipengaruhi oleh kondisi sosial budaya, sehingga membuat masyarakat tidak peduli terhadap lingkungan.
Lanjut Budi, pihaknya secara terus menerus telah melakukan sosialiasasi, bahkan mengundang CSR untuk membantu kompensasi ternak kepada warga di kawasan pegunungan Muria, agar mereka bersedia menanam kayu-kayuan. Namun hal tersebut tidak berhasil. (anj)
http://www.elshinta.com/v2003a/readnews.htm?id=143379