miss_nha
2nd December 2014, 10:37 AM
http://cdn1-e.production.liputan6.static6.com/medias/704921/big/ilustrasi-migas-pertamina-140708-andri.jpg
Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) non subsidi jenix Pertamax meningkat pasca kenaikan harga BBM bersubsidi harus diantisipasi. Salah cara bisa dilakukan dengan menambah kilang.
Analis Energi dari Bower Group Asia, Rangga R. Fadilla mengatakan, antisipasi yang dilakukan adalah menambah kapasitas kilang dan meningkatkan kehandalannya. Hal itu membuat minyak mentah dapat diolah di dalam negeri.
"Harusnya ada penambahan kilang," kata Rangga, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Selasa (2/12/2014).
Rangga mengungkapkan, konsumsi Pertamax yang meningkat saat ini akan mempengaruhi nerca perdagangan. Hal itu karena impor minyak khususnya Pertamax bertambah untuk memenuhi permintaan masyarakat. Namun karena harga minyak yang sedang turun, pengaruh terhadap neraca perdagangan tidak begitu besar. "Peningkatan ekspor tapi tidak signifikan, memang berpengaruh pada neraca perdagangan," tutur Rangga.
Badan Pengatur Kegaiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mencatat 6 persen masyarakat pindah menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi dari BBM bersubsidi pasca kenaikan harga BBM bersubsidi.
Kepala BPH Migas Andy Noorsaman Sommeng mengatakan, peralihan konsumsi dari BBM bersubsidi ke non subsidi tersebut maka mengurangi konsumsi BBM bersubsidi. "Kemarin ada 4-6 persen pindah ke Pertamax," pungkas Andy
sumber (http://bisnis.liputan6.com/read/2141328/pemerintah-perlu-antisipasi-kenaikan-konsumsi-pertamax)
Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) non subsidi jenix Pertamax meningkat pasca kenaikan harga BBM bersubsidi harus diantisipasi. Salah cara bisa dilakukan dengan menambah kilang.
Analis Energi dari Bower Group Asia, Rangga R. Fadilla mengatakan, antisipasi yang dilakukan adalah menambah kapasitas kilang dan meningkatkan kehandalannya. Hal itu membuat minyak mentah dapat diolah di dalam negeri.
"Harusnya ada penambahan kilang," kata Rangga, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Selasa (2/12/2014).
Rangga mengungkapkan, konsumsi Pertamax yang meningkat saat ini akan mempengaruhi nerca perdagangan. Hal itu karena impor minyak khususnya Pertamax bertambah untuk memenuhi permintaan masyarakat. Namun karena harga minyak yang sedang turun, pengaruh terhadap neraca perdagangan tidak begitu besar. "Peningkatan ekspor tapi tidak signifikan, memang berpengaruh pada neraca perdagangan," tutur Rangga.
Badan Pengatur Kegaiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mencatat 6 persen masyarakat pindah menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi dari BBM bersubsidi pasca kenaikan harga BBM bersubsidi.
Kepala BPH Migas Andy Noorsaman Sommeng mengatakan, peralihan konsumsi dari BBM bersubsidi ke non subsidi tersebut maka mengurangi konsumsi BBM bersubsidi. "Kemarin ada 4-6 persen pindah ke Pertamax," pungkas Andy
sumber (http://bisnis.liputan6.com/read/2141328/pemerintah-perlu-antisipasi-kenaikan-konsumsi-pertamax)