View Full Version : ۞ Hikmah Dibalik Kisah Inspiratif ۞


akbar.saleh
10th January 2013, 08:27 AM
Assalamualaikum Wr.Wb
Halo Para Sahabat Forumku
Semoga Selalu Sehat Dan Makin Sukses Selalu. Amin

Kali ini Ane Coba Share Kisah-Kisah Hikmah Yang Sangat Insipiratif Yang Dikutip Di berbagai Sumber. Yang Mungkin Bisa Membuat Kita Semakin Semangat Dan Termotivasi Dalam Menjalani Hidup Ini

Setiap Orang Mempunyai Kisah Masing-Masing Dalam Menjalani Hidupnya
Apakah Itu Dari Pahit Menjadi Manis Atau Sebaliknya. Semoga Kita Bisa Menjadikan Pengalaman Dan Pelajaran Masa Lalu Yang Telah Terlewati.

Kepada Sahabat Forumku Jangan Sungkan2 Share Kisah-Kisah Hikmah Yang Inspiratif
karena Semua itu pasti ada Manfaatnya.

Salam Forumku.
Best Regards :(inlove):

akbar.saleh
10th January 2013, 08:31 AM
for index 1

Koin Penyok (http://www.forumku.com/showpost.php?p=16334&postcount=6)

Kupu-Kupu Yang Tak Bisa Terbang (http://www.forumku.com/showpost.php?p=16348&postcount=9)

Kisah Pohon Apel (http://www.forumku.com/showpost.php?p=16421&postcount=10)

Kisah Uang Rp.1.000 dan Rp. 100.000 (http://www.forumku.com/showpost.php?p=16427&postcount=11)

Cangkir Yang Cantik (http://www.forumku.com/showpost.php?p=16528&postcount=12)

Jalan Menuju Kesuksesaan (http://www.forumku.com/showpost.php?p=16712&postcount=17)

Nilai Diri (http://www.forumku.com/showpost.php?p=16770&postcount=18)

Gema Kehidupan (http://www.forumku.com/showpost.php?p=16837&postcount=19)

Tebing Bunga Lily (http://www.forumku.com/showpost.php?p=16912&postcount=20)

Doa Dan Usaha (http://www.forumku.com/showpost.php?p=16955&postcount=22)

Cita-Cita Yang Tertunda (http://www.forumku.com/showpost.php?p=16964&postcount=23)

Daun Di Musim Gugur (www.forumku.com/showpost.php?p=16998&postcount=24)

Sebuah Nilai Kehilangan (http://www.forumku.com/showpost.php?p=17158&postcount=25)

Garam dan Air (http://www.forumku.com/showpost.php?p=17239&postcount=28)

Embun dan Teratai (http://www.forumku.com/showpost.php?p=17468&postcount=29)

Hikmah Dibalik Sebuah Pensil (http://www.forumku.com/showpost.php?p=17721&postcount=30)

Kekayaan dan Kebahagiaan (http://www.forumku.com/showpost.php?p=18861&postcount=33)

Wartel, Telur dan Kopi (http://www.forumku.com/showpost.php?p=19710&postcount=36)

Kaisar Dan Penunggang Kuda (http://www.forumku.com/showpost.php?p=20530&postcount=40)

Bersabarlah (http://www.forumku.com/showpost.php?p=20977&postcount=41)

Filosofi Pensil Dan Kehidupan (http://www.forumku.com/showpost.php?p=32001&postcount=42)

akbar.saleh
10th January 2013, 08:33 AM
for index 2

akbar.saleh
10th January 2013, 08:35 AM
for index 3

akbar.saleh
10th January 2013, 08:40 AM
for index 4

akbar.saleh
10th January 2013, 08:46 AM
KOIN PENYOK

Seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Sudah cukup lama ia menganggur.

Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Sementara para tetangganya sibuk memenuhi rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganya, sandang dan pangan.

Anak-anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, istrinya sering marah-marah karena tak dapat membeli barang-barang rumah tangga yang layak.

Laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini, dan ia tidak yakin bahwa perjalanannya kali inipun akan membawa keberuntungan, yakni mendapatkan pekerjaan.

Ketika laki-laki itu tengah menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinya
terantuk sesuatu. Karena merasa penasaran ia membungkuk dan mengambilnya. "Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok-penyok,"
gerutunya kecewa.

Meskipun begitu ia membawa koin itu ke sebuah bank.
"Sebaiknya koin in Bapak bawa saja ke kolektor uang kuno,"
kata teller itu memberi saran.

Lelaki itupun mengikuti anjuran si teller, membawa koinnya ke kolektor.
Beruntung sekali, si kolektor menghargai koin itu senilai 30 dollar.
Begitu senangnya, lelaki tersebut mulai memikirkan apa yang akan dia lakukan dengan rejeki nomplok ini.

Ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu sedang diobral. Dia bisa membuatkan beberapa rak untuk istrinya karena istrinya pernah berkata mereka tak punya tempat untuk menyimpan jambangan dan toples. Sesudah membeli kayu seharga 30 dollar, dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang.

Di tengah perjalanan dia melewati bengkel seorang pembuat mebel.
Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu.
Kayunya indah, warnanya bagus, dan mutunya terkenal.

Kebetulan pada waktu itu ada pesanan mebel.
Dia menawarkan uang sejumlah 100 dollar kepada lelaki itu. Terlihat ragu-ragu di mata laki-laki itu, namun pengrajin
itu meyakinkannya dan dapat menawarkannya mebel yang sudah jadi agar dipilih lelaki itu. Kebetulan disana ada lemari yang pasti disukai
istrinya.
Dia menukar kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu. Dia pun segera membawanya pulang.

Di tengah perjalanan dia melewati perumahan baru.
Seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya melongok keluar jendela dan melihat lelaki itu mendorong gerobak berisi lemari yang indah. Si wanita terpikat dan menawar dengan harga 200 dollar. Ketika lelaki itu nampak ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki itupun setuju. Kemudian mengembalikan gerobak ke pengrajin dan beranjak pulang.

Di pintu desa dia berhenti sejenak dan ingin memastikan uang yang ia terima.
Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 250 dollar.
Pada saat itu seorang perampok keluar dari semak-semak, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur.

Istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya berkata,
"Apa yang terjadi? Engkau baik saja kan ? Apa yang diambil oleh perampok tadi?"
Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata,
"Oh, bukan apa-apa..
Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi".
_______________________

Bila Kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan?

Sebaliknya, sepatutnya kita bersyukur atas segala karunia hidup yang telah Tuhan berikan pada kita, karena ketika datang dan pergi kita tidak membawa apa-apa.

endar.agustyan
10th January 2013, 11:57 AM
asik bacanya
:)
super keren mod

akbar.saleh
10th January 2013, 12:14 PM
asik bacanya
:)
super keren mod

hehehe... mksh mod.
ane share2 aja yg merasa bermanfaat biar menjadi motivasi dan inspirasi dlm kehidupan kita.

akbar.saleh
10th January 2013, 12:23 PM
"Kupu-kupu yang tak bisa terbang"
Seorang pria sedang memperhatikan kupu-kupu yang berusaha keluar dari kepompongnya melalui sebuah lubang kecil.

Kupu-kupu itu nampak berusaha keras untuk keluar, namun tak berhasil.

Kemudian si pria itu berusaha menolong dengan merobek kepompong itu, sehingga si kupu-kupu dapat keluar dengan mudah.

Sayangnya si kupu-kupu memiliki tubuh yang tidak sempurna, tubuhnya kecil,lemah, sayapnya juga tidak bisa berkembang sehingga si kupu-kupu tidak pernah bisa terbang, hanya berjalan dengan tubuhnya seumur hidup.

Niat baik si pria menolong si kupu-kupu ternyata sudah menghilangkan proses perjuangan [metamorfosis] si kupu-kupu untuk keluar dari kepompongnya.

Padahal proses perjuangan [metamorfosis] itu yg seharusnya dilewati agar tubuhnya menjadi kuat sayapnya berkembang sempurna.


Hikmah

Manusia pada umumnya selalu berusaha menghindari perjuangan dengan usaha keras untuk mencapai sesuatu.

Kebanyakan orang selalu ingin cara-cara mudah instant untuk mencapai sesuatu.

Itu sebabnya banyak org tidak kuat menghadapi kenyataan hidup yang semakin sulit perjuangan berat.

Mudah menyerah pasrah… Itulah ciri- ciri betapa lemah rendahnya mentalitas manusia biasa-biasa.

Jadi jika Anda hari ini menghadapi persoalan besar, masalah yang sulit, perjuangan hidup yg berat, tantangan kerja yang berat

Hadapi berusahalah sekuat tenaga untuk mengatasinya, karena semua itu akan membuat kita menjadi semakin kuat.

akbar.saleh
11th January 2013, 11:17 AM
"Kisah Pohon Apel"

Suatu masa dahulu, terdapat sebatang pohon apel yang amat besar. Seorang anak-anak lelaki begitu gemar bermain-main di sekitar pohon apel ini setiap hari. Dia memanjat pohon tersebut, memetik serta memakan apel sepuas-puas hatinya, dan adakalanya dia beristirahat lalu terlelap di perdu pohon apel tersebut. Anak lelaki tersebut begitu menyayangi tempat permainannya. Pohon apel itu juga menyukai anaktersebut.

Masa berlalu…
Anak lelaki itu sudah besar dan menjadi seorang remaja. Dia tidak lagi menghabiskan masanya setiap hari bermain di sekitar pohon apel tersebut.
Namun begitu, suatu hari dia datang kepada pohon apel tersebut dengan wajah yang sedih.
“Marilah bermain-mainlah disekitarku,” ajak pohon apel itu.” Aku bukan lagi kanak-kanak, aku tidak lagi gemar bermain dengan engkau,” jawab remaja itu.
”Aku maukan permainan. Aku perlukan uang untuk membelinya,” tambah remaja itu dengan nada yang sedih. Lalu pohon apel itu berkata, “
Kalau begitu, petiklah apel-apel yang ada padaku. Jualah untuk mendapatkan uang. Dengan itu, kau dapat membeli permainan yang kau inginkan.” Remaja itu dengan gembiranya memetik semua apel dipohon itu dan pergi dari situ. Dia tidak kembali lagi selepas itu. Pohon apel itu merasa sedih.

Masa berlalu…
Suatu hari, remaja itu kembali. Dia semakin dewasa. Pohon apel itu merasa gembira.
”Marilah bermain-mainlah disekitarku,” ajak pohon apel itu.
”Aku tiada waktu untuk bermain. Aku terpaksa bekerja untuk mendapatkan uang. Aku ingin membangun
rumah sebagai tempat perlindungan untuk keluargaku. Bisakah kau menolongku?” Tanya anak itu.”

Maafkan aku.
Aku tidak mempunyai rumah. Tetapi kau boleh memotong dahan-dahanku yang besar ini dan kau buatlah rumah daripadanya.” Pohon apel itu memberikan solusi. Lalu, remaja yang semakin dewasa itu memotong semua dahan pohon apel itu dan pergi dengan gembiranya. Pohon apel itu pun turut gembira tetapi kemudian merasa sedih karena remaja itu tidak kembali lagi selepas itu.

Suatu hari yang panas, seorang lelaki datang menemui pohon apel itu.
Dia sebenarnya adalah anak lelaki yang pernah bermain-main dengan pohon apel itu. Dia telah matang dan dewasa.

”Mari bermain-mainlah disekitarku,” ajak pohon apel itu.” Maafkan aku, tetapi aku bukan lagi anak lelaki yang suka bermain-main disekitarmu. Aku sudah dewasa. Aku mempunyai cita-cita untuk belayar. Malangnya, aku tidak mempunyai perahu, Bisakah kau menolongku?” tanya lelaki itu.
Aku tidak mempunyai perahu untuk diberikan kepadamu Tetapi kau boleh memotong batang pohon ini untukdijadikan perahu.

Kau akan dapat belayar dengan gembira,” kata pohon apel itu. Lelaki itu merasa amat gembira dan menebang batang pohon apel itu. Dia kemudian pergi dari situ dengan gembiranya dan tidak kembali lagi selepas itu.

Namun pada suatu hari, seorang lelaki yang semakin dimakan usia, datang menuju pohon apel itu. Dia adalah anak lelaki yang pernah bermain di sekitar pohon apel itu.”
Maafkan aku. Aku tidak ada apa-apa lagi untuk diberikan kepadamu. Aku sudah memberikan buahku untukmu kau jual, dahanku untuk kau buat rumah, batangku untuk kau buat perahu. Aku hanya ada tunggul dengan akar yang hampir mati…” kata pohon apel itu dengan nada pilu.”

Aku tidak mau apelmu karena aku sudah tiada bergigi untuk memakannya, aku tidak mau dahanmu karena aku sudah tua tak punya tenaga untuk memotongnya, aku tidak mau batang pohonmu karena aku berupaya untuk belayar lagi, aku merasa lelah dan ingin istirahat,” jawab lelaki tua itu.”
Jika begitu, istirahatlah di perduku,” kata pohon apel itu. Lalu lelaki tua itu duduk beristirahat di perdu pohon apel itu dan beristirahat. Mereka berdua menangis gembira.


Hikmah...
Sebenarnya, pohon apel yang dimaksudkan didalam kisah itu adalah kedua-dua ibu bapak kita.
Bila kita masih muda, kita suka bermain dengan mereka. Ketika kita meningkat remaja, kita perlukan bantuan mereka untuk meneruskan hidup. Kita tinggalkan mereka,dan hanya kembali meminta pertolongan apabila kita didalam kesusahan.

Namun mereka tetap menolong kita dan melakukan apa saja asalkan kita bahagia dan gembira dalam hidup. Anda mungkin terfikir bahwa anak lelaki itu bersikap kejam terhadap pohon apel itu, tetapi fikirkanlah, itu hakikatnya bagaimana kebanyakan anak-anak masa kini mematuhi ibu bapak mereka.

Hargailah jasa ibu bapak kepada kita. Jangan hanya menghargai mereka pada saat menyambut hari ibu dan hari bapak setiap tahunnya, tapi setiap hari.

akbar.saleh
11th January 2013, 11:58 AM
"Kisah UANG Rp1000 DAN Rp100.000"
Uang Rp.1000 dan Rp 100.000 sama2 terbuat dari kertas, sama2 dicetak dan
diedarkan oleh dan dari Bank Indonesia.

Pada saat bersamaan mereka keluar dan berpisah dari Bank dan beredar di masyarakat. Empat bulan kemudian mereka bertemu lagi secara tdk sengaja di dlm dompet seorang pemuda.

Kemudian di antara kedua uang tsb terjadilah percakapan, yg Rp.100.000
bertanya kpd yang Rp.1000, "Kenapa badan kamu begitu lusuh, kotor dan bau
amis? "

Dijawablah oleh yg Rp. 1000, "Karena aku begitu keluar dari Bank langsung
berada di tangan orang2 bawahan, dari tukang becak, tukang sayur, penjual
ikan dan di tangan pengemis."

Lalu Rp.1000 bertanya balik kpd Rp.100.000, "Kenapa kamu kelihatan begitu
baru, rapi dan masih bersih? "

Dijawab oleh Rp. 100.000, dengan bangga "Karena begitu aku keluar dari bank, langsung disambut perempuan cantik dan beredarnya pun di restauran mahal, di mall dan jg hotel2 berbintang serta keberadaanku selalu dijaga dan jarang keluar dari dompet."

Lalu Rp.1000 bertanya lagi, "Pernahkah engkau mampir di tempat ibadah? "

Dijawablah, "Belum pernah."

Rp.1000. pun berkata lagi, "Ketahuilah bahwa walaupun keadaanku sprt ini
adanya, setiap Jum'at aku selalu mampir di Mesjid2, dan di tangan anak2
yatim, bahkan aku selalu bersyukur kpd Tuhan. Aku tdk dipandang manusia
bukan karena sebuah nilai tapi karena manfaat."

Akhirnya menangislah uang Rp.100.000 krn merasa besar, hebat, tinggi tapi
tdk begitu bermanfaat selama ini.

Hikmah
Jadi bukan seberapa besar penghasilan Anda, tapi seberapa bermanfaat
penghasilan Anda itu. Karena kekayaan bknlah untuk kesombongan. Semoga
kita termasuk golongan orang2 yg slalu mensyukuri Anugerah dan memberi
manfaat untuk semesta alam serta dijauhkan dr sifat sombong.

akbar.saleh
12th January 2013, 10:25 AM
Cangkir Yang Cantik.

Sepasang kakek dan nenek pergi belanja disebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka.
Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik.

“Lihat cangkir itu,” kata si nenek kepada suaminya.
“Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat,” ujar si kakek.
Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara
“Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik, Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna.

Namun suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar. Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop ! Stop ! Aku berteriak, Tetapi orang itu berkata “belum !”
lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Stop! Stop!teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian.
Panas ! Panas ! Teriakku dengan keras.
Stop ! Cukup !Teriakku lagi.
Tapi orang ini berkata “belum!”

Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop ! Aku berteriak.Wanita itu berkata “belum !”

Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya! Tolong ! Hentikan penyiksaan ini ! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku. Ia terus membakarku.

Setelah puas “menyiksaku” kini aku dibiarkan dingin.Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena dihadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.

HIkmah
Dalam kehidupan ini adakalanya kita seperti disuruh berlari, ada kalanya kita seperti digencet permasalahan kehidupan.
Tapi sadarlah bahwa lakon-lakon itu merupakan cara Tuhan untuk membuat kita kuat. Hingga cita-cita kita tercapai.

Memang pada saat itu tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan kemuliaan.

Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai pencobaan, sebab Anda tahu bahwa ujian terhadap kita menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya Anda menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.

Apabila Anda sedang menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati, karena akhir dari apa yang sedang anda hadapi adalah kenyataan bahwa anda
akan lebih baik, dan makin cantik dalam kehidupan ini

admin
12th January 2013, 12:16 PM
^^^ terima kasih mod Akbar , sharing nya.
Bagus nich untuk direnungkan

akbar.saleh
12th January 2013, 12:24 PM
^^^ terima kasih mod Akbar , sharing nya.
Bagus nich untuk direnungkan

sama2 min.
iaa min renungan yg bs membuat kt smakin smngt dan termotivasi lg dalam kehidupan ini.

endar.agustyan
12th January 2013, 12:48 PM
:master:

keren2 mod
:)

akbar.saleh
12th January 2013, 02:32 PM
:master:

keren2 mod
:)

iaa mod biar jadi motivasi dan semangat buat menjalani idup ini. ckckckk..

akbar.saleh
14th January 2013, 11:57 AM
"Jalan Menuju Kesuksesan"

Pada suatu kala, seorang pria sedang berjalan di sebuah tempat untuk mencari harta karun. Sampai akhirnya, tibalah ia di sebuah jalan bercabang tiga. Kebetulan ada orang tua yang sedang berdiri di pinggir persimpangan jalan tersebut. Pria itu sedang bingung karena ada tiga jalan menuju arah yang berbeda. Ia pun sulit memutuskan mau memilih jalan yang ingin ditempuh.

Lalu ia bertanya pada orang tua tersebut,
“Hai, pak tua. Bolehkah saya bertanya?
Saya sedang dalam perjalanan mencari harta karun. Tapi di depan saya ada tiga jalan yang berbeda. Bolehkah bapak menunjukkan kepada saya jalan yang benar?”

Orang tua itu tidak menjawab.
Ia hanya menunjuk jalan yang pertama.
Pria itu berterima kasih dan segera mengambil jalan yang pertama.

Beberapa saat kemudian, pria yang tadi kembali lagi. Tapi kali ini seluruh badannya kotor terkena lumpur.
Ia mendekati pak tua itu dan berkata, “Hai, pak tua. Tadi saya tanya arah ke tempat harta karun dan Anda menunjuk ke jalan pertama.

Tapi saya malah terjebak ke dalam kolam lumpur yang luas. Badan saya jadi kotor begini.

”Ia lalu bertanya, “Sekarang dimana jalan menuju harta karun? Tolong tunjukkan pada saya!” Orang tua itu tetap tidak bersuara. Ia kemudian menunjuk ke jalan yang kedua. Pria itu kemudian berterima kasih dan segera mengambil jalan yang kedua.

Beberapa saat kemudian, pria tersebut kembali lagi. Badannya bukan hanya terkena lumpur pekat, tapi juga celananya penuh dengan sobekan dan kakinya luka seperti tergores sesuatu. Kali ini ia mendekati pria tua itu dengan ekspresi wajah yang kesal.

Ia berkata dengan sedikit marah, “Hai, pak tua! Tadi saya menanyakan arah menuju tempat harta karun dan Anda menunjuk ke jalan yang kedua.
Tapi, jalan itu penuh dengan semak berduri. Seluruh kaki saya jadi terluka karena tergores duri.”

Kali ini ia bertanya lagi, “Sekarang saya tanya sekali lagi, di mana jalan menuju harta karun itu? Anda sudah dua kali membohongi dan mencelakai saya. Sekali lagi berbohong, Anda akan tahu akibatnya.” Pria tua itu tetap diam, tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Ia sekarang menunjuk ke jalan yang ketiga.

“Apakah Anda yakin dan tidak berbohong?” tanya pria itu. Pria tua itu menganggukkan kepalanya dan sekali lagi menunjuk ke jalan yang ketiga. Pria itu pun segera pergi meninggalkan pria tua tersebut.

Namun beberapa saat kemudian, ia kembali lagi sambil berlari seperti ketakutan. Dengan napas tersengal, ia bertanya dengan marah, “Hai, pak tua! Apakah Anda mau membunuh saya? Di jalan sana ada banyak sekali binatang buas. Itu sama saja dengan cari mati.”

Pria tua itu akhirnya buka mulut, berkata, “Semua jalan tadi sebenarnya bisa menuju ke tempat harta karun. Hanya saja untuk menuju ke sana, Anda harus melewati jalan tersebut.

Anda bisa memilih melewati kolam lumpur, semak berduri, atau binatang buas. Anda bisa pilih salah satu. Kalau benar-benar mau pergi ke tempat harta karun, Anda harus berani melewati salah satunya. Jika Anda tidak mau, silakan kembali saja.”

Begitu mendegar penjelasan dari pria tua itu, ia menundukkan kepala. Ia mundur, membatalkan perjalanannya dan kembali pulang…


Hikmah

Semua orang dengan semangat akan menjawab “Ya” saat ditanya apakah mereka ingin meraih kesuksesan. Namun sebagian besar tidak berani menjawab saat ditanya apakah mereka bersedia membayar harganya. Kenyataan yang sering terjadi adalah banyak sekali orang yang tidak bersedia menempuh jalan kesuksesan yang terlihat sangat berat. Mereka hanya ingin langsung sampai di garis finis, tapi tidak pernah mau melangkahkan kakinya untuk mencapai garis finis tersebut.

Salah satu tantangan berat yang harus Anda hadapi saat berjuang meraih kesuksesan adalah mendorong diri Anda untuk maju meskipun jalan yang sedang Anda tempuh sangat berat, berliku, dan penuh rintangan. Tantangan inilah yang seringkali membuat nyali seseorang menjadi ciut. Tantangan inilah yang akhirnya menyebabkan banyak orang tidak berani membayar harga dari sebuah kesuksesan.

Mereka tidak siap untuk membayar dan lebih memilih melupakan kesuksesan yang ingin mereka raih. Tidak peduli apa pun tujuan yang ingin Anda capai, rintangan tetap akan ada dan tidak akan hilang. Di mana ada kesuksesan, di situ ada rintangan yang menghalanginya. Hanya orang-orang sukses yang berani menghadapi rintangan demi rintangan sampai akhirnya meraih tujuan.

Sebaliknya orang gagal lebih memilih untuk menyerah. Dan yang lebih menyedihkan, mereka bahkan tidak berani mencoba saat melihat betapa beratnya perjalanan yang harus dilalui. Mental mereka sudah dikalahkan jauh sebelum mereka memulai.

Rintangan akan selalu berdiri didepan kesuksesan. Anda harus berani melewatinya sebelum berhasil mendapatkan kesuksesan. Ada dua pilihan, mengeluh dan menyalahkan rintangan itu atau mendorong diri Anda untuk mengalahkan rintangan tersebut. Anda boleh menyalahkan rintangan yang kelihatannya selalu menghadang Anda. Tapi cobalah pikirkan, apakah rintangan itu akan hilang dengan cara menumpahkan kekesalan Anda?

akbar.saleh
15th January 2013, 11:46 AM
"Nilai diri"

Pada suatu ketika,di sebuah taman kecil ada seorang kakek. Di dekat kakek
tersebut terdapat beberapa anak yang sedang asyik bermain pasir, membentuk lingkaran.

Kakek itu lalu menghampiri mereka, dan berkata:
“Siapa diantara kalian yang mau uang Rp.50.000!!” Semua anak itu terhenti bermain dan serempak mengacungkan tangan sambil memasang muka manis penuh senyum dan harap.

Kakek lalu berkata,
“Kakek akan memberikan uang ini, setelah kalian semua melihat ini dulu.”
Kakek tersebut lalu meremas-remas uang itu hingga lusuh. Diremasnya terus hingga beberapa saat. Ia lalu kembali bertanya “Siapa yang masih mau dengan uang lusuh ini?”

Anak-anak itu tetap bersemangat mengacungkan tangan.
“Tapi,, kalau kakek injak bagaimana? “. Lalu, kakek itu menjatuhkan uang itu ke pasir dan menginjaknya dengan sepatu. Di pijak dan di tekannya dengan keras uang itu hingga kotor. Beberapa saat, Ia lalu mengambil kembali uang itu. Dan kakek kembali bertanya: “Siapa yang masih mau uang ini?”
Tetap saja Anak-anak itu mengacungkan jari mereka. Bahkan hingga mengundang perhatian setiap orang. Kini hampir semua yang ada di taman itu mengacungkan tangan.


Hikmah

Apapun yang dilakukan oleh si Kakek, semua anak akan tetap menginginkan uang itu, Kenapa???
karena tindakan kakek itu tak akan mengurangi nilai dari uang yang di hadiahkan. Uang itu tetap berharga Rp.50.000,

Seringkali, dalam hidup ini, kita merasa lusuh, kotor, tertekan, tidak berarti, terinjak, tak kuasa atas apa yang terjadi pada sekeliling kita, atas segala keputusan yang telah kita ambil, kita merasa rapuh. Kita juga kerap mengeluh atas semua ujian yang di berikan Tuhan. Kita seringkali merasa tak berguna, tak berharga di mata orang lain. Kita merasa di sepelekan, di acuhkan dan tak dipedulikan oleh keluarga, teman, bahkan oleh lingkungan kita.

Namun, percayalah, apapun yang terjadi, atau (bakal terjadi), kita tak akan pernah kehilangan nilai kita di mata Tuhan. Bagi-Nya, lusuh, kotor, tertekan, ternoda, selalu ada saat untuk ampunan dan maaf. Kita tetap ternilai di mata Tuhan. Nilai dari diri kita, tidak timbul dari apa yang kita sandang, atau dari apa yang kita dapat.

Nilai diri kita, akan dinilai dari akhlak dan perangai kita.
Tingkah laku kita. seberapapun kita diinjak oleh ketidak adilan, kita akan tetap diperebutkan, kalau kita tetap konsisten, akhlak ialah bunga kehidupan kita. Merupakan seberapa bernilainya manusia. Dengan akhlak, rasa sayang dan senang akan selalu mengikuti kita, dan merupakan modal hidup.

Orang yang tidak mempunyai akhlak, meskipun ia berharta, tidak ada nilainya. Meskipun dia cantik, tapi jika sikapnya buruk dan tiada berakhlak, maka kecantikannya tiada berguna baginya. Begitu pula dengan orang yang berpangkat tinggi, tanpa akhlak, dia menjadi orang yang dibenci.

akbar.saleh
16th January 2013, 12:20 PM
"Gema Kehidupan"

Disaat liburan sekolah, seorang ayah untuk pertama kalinya mengajak anaknya yang berumur sepuluh tahun pergi berlibur ke daerah pegunungan. Tempat yang dituju itu ternyata sangat indah, berhawa sejuk, dan membawa suasana yang hening dan tenteram. Banyak pohon menjulang tinggi di antara bukit-bukit dan pegunungan.

Ayah dan anak itu berjalan-jalan menikmati eloknya pemandangan.
Saking senangnya, sesekali bocah kecil itu melompat-lompat dan berlari-lari kecil ke sana kemari.

Suatu ketika, karena kurang hati-hati saat berlari-larian, anak itu tergelincir jatuh. "Aduuuuuh...!" teriaknya kesakitan. Dan sesaat hampir bersamaan, jelas terdengar suara, "Aduuuuh...!" berulang-ulang di sisi pegunungan. Anak itu terheran-heran. Penasaran dan ingin tahu dari mana asal teriakan yang menirukan suaranya tadi, si anak berteriak lagi dengan suara lebih keras.

"Hai... siapa kamuuuu...?!"
Sesaat kemudian, ia menerima jawaban yang hampir sama kerasnya, "Hai....siapa kamuuuu...?!"

Setelah itu, suasana kembali hening dan hanya desir angin yang terdengar.
Anak kecil itu makin gusar karena hanya mendengar suaranya ditirukan, tetapi tidak melihat orang yang menirukan suaranya. Lalu dengan marah sekali ia berteriak sekeras-kerasnya, "Pengecut kamu...!" Dan, sesaat kemudian ia pun langsung menerima jawaban yang sama nadanya, "Pengecut kamu...!"

Dengan pandangan yang heran bercampur kesal, anak itu menatap ayahnya.
"Ayah, siapa orang yang iseng menirukan teriakan-teriakanku tadi?
Kenapa semua ucapanku dia tiru?" tanya anak itu.

Ayahnya tersenyum bijak dan berkata, "Anakku, perhatikan baik-baik!" Kemudian, sang ayah berteriak dengan keras sekali ke arah pegunungan,
"Kamu hebat...!" Terdengar jawaban bunyi yang sama kerasnya dan berulang,
"Kamu hebat...!" Melihat roman muka anaknya yang masih keheranan, lelaki itu kembali berteriak keras-keras.
"Kamu luar biasa...!"

Dan sama seperti teriakan-teriakan sebelumnya yang diikuti dengan suara yang sama. "Kamu luar biasa...!"
Anak itu tetap saja keheranan sambil terus memandangi ayahnya. Tampak sekali ia tak sabar menunggu penjelasan ayahnya.

Sang ayah pun berkata, "Wajar saja kau heran, anakku. Ini pengalaman pertamamu berada di tempat yang berbukit-bukit dan bergunung-gunung. Orang menyebut suara yang memantul balik tadi sebagai gema. Itulah pantulan suara."

Sang ayah melanjutkan penjelasannya, "Sama dengan gema tadi, anakku. Kehidupan ini juga akan selalu memantulkan kembali apa pun yang kita berikan kepadanya. Maksudnya, apa pun yang kamu pikirkan, katakan, dan lakukan, maka akan seperti itu pula hasil yang kau dapat. Jika setiap saat kamu berpikir positif, mengucapkan kata-kata bijak, selalu berbuat kebaikan, rajin belajar dan disiplin, maka hidup akan menggemakan begitu banyak kebaikan ke dalam hidupmu.

Kamu akan mendapat penghormatan karena kecakapanmu berpikir, mendapat penghargaan karena kepandaianmu berbicara, juga mendapat kasih dan pertolongan dari sesama karena kebaikanmu. Dengan demikian kamu akan mendapatkan kehidupan yang sukses.

Hikmah

Hidup kita adalah cerminan dari apa yang kita pikirkan, kita ucapkan, dan kita lakukan. Ini sudah menjadi semacam hukum alam. Jika kita selalu berpikir negatif, penuh kekhawatiran dan kecurigaan, maka kehidupan akan memberi reaksi yang sama negatifnya kepada kita. Jika kita ingin hidup dipenuhi dengan cinta kasih, maka ciptakanlah lebih banyak cinta kasih dalam hati kita.
Jika kita ingin lebih berhasil dalam kehidupan ini, maka kita pun harus berani memberikan yang terbaik dari yang kita miliki.

Kesuksesan hari ini tidak tercipta karena kebetulan atau keberuntungan semata. Setiap keberhasilan pasti terwujud karena akumulasi dari usaha-usaha yang kita lakukan kemarin. Yang jelas, makna dari "gema kehidupan" adalah apa yang kita beri, itulah yang kita dapatkan. Siaplah memberi yang terbaik kepada kehidupan ini agar kehidupan memberi yang terbaik pula kepada kita!

akbar.saleh
18th January 2013, 07:06 PM
"Tebing Bunga Lily"

Dikisahkan di tepian tebing yang terjal, tumbuhlah setangkai tunas bunga lily. Saat tunas bunga lily mulai bertumbuh, dia tampak seperti sebatang rumput biasa. Tetapi, dia mempunyai keyakinan yang kuat, bahwa kelak dia pasti akan tumbuh menjadi sekuntum bunga lily yang indah.

Rumput-rumput liar disekitarnya mengejek dan menertawakannya. Burung-burung dan serangga pun menasihatinya agar tunas lily jangan bermimpi menjadi bunga. Mereka pun berkata, "Hai tunas muda, sekalipun kamu bisa mekar menjadi kuntum bunga lily yang cantik, tetapi lihatlah sekitarmu. Di tebing yang terpencil ini, biarpun secantik apa pun dirimu kelak, tidak ada orang yang akan datang melihat dan menikmati keindahanmu."

Diejek seperti itu, tunas bunga lily tetap diam dan semakin rajin menyerap air dan sinar matahari agar akar dan batangnya bertumbuh kuat. Akhirnya, suatu pagi di musim semi, saatnya kuncup pertama pun mulai bertumbuh. Bunga lily merasa senang sekali. Usaha dan kerja kerasnya tidak sia-sia.

Hal itu menambah keyakinan dan kepercayaan dirinya. Dia berkata kepada dirinya sendiri, "Aku akan mekar menjadi sekuntum bunga lily yang indah. Kewajibanku sebagai bunga adalah mekar dan berbunga. Tidak peduli apakah ada orang yang akan melihat atau menikmati keberadaanku. Aku tetap harus mekar dan berbunga sesuai dengan identitasku sebagai bunga lily."

Hari demi hari, waktu terus berjalan. Akhirnya, kuncup bunga lily pun mekar berkembang tampak indah dan putih warnanya. Saat itulah, rumput liar, burung-burung, dan serangga tidak berani lagi mengejek dan menertawakan si bunga lily.

Bunga lily pun tetap rajin memperkuat akar dan bertumbuh terus. Dari satu kuntum menjadi dua kuntum, berkembang lagi, terus dan terus berkembang, semakin banyak. Sehingga jika dilihat dari kejauhan, tebing pun seolah diselimuti oleh hamparan putih bunga-bunga lily yang indah. Orang-orang dari kota maupun desa, mulai berdatangan untuk menikmati keindahan permadani putih bunga lily. Dan tempat itu pun kemudian terkenal dengan sebutan "Tebing Bunga Lily."


Hikmah
Cerita semangat bunga lily ini menginspirasikan kepada kita, saat kita mempunyai impian, ide, keinginan, atau apapun yang menjadi keyakinan kita untuk diwujudkan, jangan peduli ejekan orang lain! Jangan takut diremehkan oleh orang lain! Tidak perlu menanggapi semua itu dengan emosi, apalagi membenci. Justru sebaliknya, tetaplah yakin dan berjuang dengan segenap kemampuan yang kita miliki.

Buktikan semua mimpi bisa menjadi nyata. Hanya dengan bukti keberhasilan yang mampu kita ciptakan, maka identitas kita, jati diri kita, lambat atau cepat pasti akan diakui dan diterima, selaras dengan pepatah yang menyatakan:
"A great pleasure in life is doing what people say, you cannot do."
Kepuasan terbesar dalam hidup ini adalah mampu melakukan apa yang dikatakan orang lain tidak dapat kita lakukan.

adi.panji
19th January 2013, 02:43 AM
"Tebing Bunga Lily"

Dikisahkan di tepian tebing yang terjal, tumbuhlah setangkai tunas bunga lily. Saat tunas bunga lily mulai bertumbuh, dia tampak seperti sebatang rumput biasa. Tetapi, dia mempunyai keyakinan yang kuat, bahwa kelak dia pasti akan tumbuh menjadi sekuntum bunga lily yang indah.

Rumput-rumput liar disekitarnya mengejek dan menertawakannya. Burung-burung dan serangga pun menasihatinya agar tunas lily jangan bermimpi menjadi bunga. Mereka pun berkata, "Hai tunas muda, sekalipun kamu bisa mekar menjadi kuntum bunga lily yang cantik, tetapi lihatlah sekitarmu. Di tebing yang terpencil ini, biarpun secantik apa pun dirimu kelak, tidak ada orang yang akan datang melihat dan menikmati keindahanmu."

Diejek seperti itu, tunas bunga lily tetap diam dan semakin rajin menyerap air dan sinar matahari agar akar dan batangnya bertumbuh kuat. Akhirnya, suatu pagi di musim semi, saatnya kuncup pertama pun mulai bertumbuh. Bunga lily merasa senang sekali. Usaha dan kerja kerasnya tidak sia-sia.

Hal itu menambah keyakinan dan kepercayaan dirinya. Dia berkata kepada dirinya sendiri, "Aku akan mekar menjadi sekuntum bunga lily yang indah. Kewajibanku sebagai bunga adalah mekar dan berbunga. Tidak peduli apakah ada orang yang akan melihat atau menikmati keberadaanku. Aku tetap harus mekar dan berbunga sesuai dengan identitasku sebagai bunga lily."

Hari demi hari, waktu terus berjalan. Akhirnya, kuncup bunga lily pun mekar berkembang tampak indah dan putih warnanya. Saat itulah, rumput liar, burung-burung, dan serangga tidak berani lagi mengejek dan menertawakan si bunga lily.

Bunga lily pun tetap rajin memperkuat akar dan bertumbuh terus. Dari satu kuntum menjadi dua kuntum, berkembang lagi, terus dan terus berkembang, semakin banyak. Sehingga jika dilihat dari kejauhan, tebing pun seolah diselimuti oleh hamparan putih bunga-bunga lily yang indah. Orang-orang dari kota maupun desa, mulai berdatangan untuk menikmati keindahan permadani putih bunga lily. Dan tempat itu pun kemudian terkenal dengan sebutan "Tebing Bunga Lily."


Hikmah
Cerita semangat bunga lily ini menginspirasikan kepada kita, saat kita mempunyai impian, ide, keinginan, atau apapun yang menjadi keyakinan kita untuk diwujudkan, jangan peduli ejekan orang lain! Jangan takut diremehkan oleh orang lain! Tidak perlu menanggapi semua itu dengan emosi, apalagi membenci. Justru sebaliknya, tetaplah yakin dan berjuang dengan segenap kemampuan yang kita miliki.

Buktikan semua mimpi bisa menjadi nyata. Hanya dengan bukti keberhasilan yang mampu kita ciptakan, maka identitas kita, jati diri kita, lambat atau cepat pasti akan diakui dan diterima, selaras dengan pepatah yang menyatakan:
"A great pleasure in life is doing what people say, you cannot do."
Kepuasan terbesar dalam hidup ini adalah mampu melakukan apa yang dikatakan orang lain tidak dapat kita lakukan.


yg ini keren ane suka...
numpang copas tarok di FB

akbar.saleh
19th January 2013, 02:40 PM
Doa Dan Usaha.

Seorang pemuda sedang naik sepeda motor di jalan raya. Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya seperti ditumpahkan dari langit.

Dengan segera ditepikan sepeda motornya untuk berteduh di emper sebuah toko. Dia pun membuka helm yang dikenakan dan segera perhatiannya tercurah pada langit di atas yang berlapis awan kelabu.

Sambil menggigil kedinginan, bibirnya tampak berkomat-kamit melantunkan do'a, "Tuhan, tolong hentikan hujan yang kau kirim ini. Engkau tahu, saya sedang didesak keadaan harus segera tiba di tempat tujuan. Please Tuhan....., please..... Tolong dengarkan do'a hambamu ini". Dan tak lama kemudian tiba-tiba hujan berhenti dan segera si pemuda melanjutkan perjalanannya sambil mengucap syukur dan berterima kasih kepada Tuhan yang telah mendengar dan mengabulkan do'anya.

Di waktu yang berbeda, di cuaca yang masih tidak menentu, lagi-lagi hujan turun cukup deras dan kembali si pemuda mengulang kegiatan yang sama seperti pengalamannya yang lalu, yakni berdo'a memohon Tuhan menghentikan hujan, tetapi kali ini hujan tidak berhenti bahkan semakin deras mengguyur bumi.

Di tengah menunggu berhentinya hujan, si pemuda sadar, dia harus berupaya menemukan dan membeli jas hujan untuk mengantisipasi saat berkendaraan di tengah hujan.

Kali ini, walaupun terlambat, dia belajar sesuatu hal yakni ada saatnya mengucap do'a tetapi juga harus disertai dengan usaha yaitu menyiapkan jas hujan.

Suatu hari, di waktu yang berbeda,si pemuda ke kantor tanpa sepeda motornya karena mogok akibat kebanjiran. Hujan yang kembali turun, tetapi jas hujan yang telah dibeli, saat dibutuhkan, tiba-tiba raib entah kemana. Dia pun mulai bertanya kesana kemari, barangkali ada yang bersedia meminjamkan payung atau apapun untuk melindunginya dari terpaan guyuran hujan.

Kembali diulang do'a yang sama, usaha yang sama, dan harapan yang sama pula. Tiba-tiba seorang teman yang bersiap hendak meninggalkan tempat itu dengan berkendaraan mobil berkata, "Hai teman, kalau kita searah jalan. Ayo ikut aku sekalian. Aku antar sampai tempat tujuanmu dan dijamin tidak kehujanan, oke?". maka si pemuda itu pun mendapat tumpangan dan pulang ke rumah dengan selamat.


Hikmah
Peristiwa alam yang sama, yakni turunnya hujan, telah mengajarkan si pemuda bahwa selain do'a, harus usaha dan akhirnya berserah. Karena jika kita mau membuka hati, ternyata Tuhan tidak pernah meninggalkan kita tetapi kitalah yang harus berupaya dengan segala cara dan pikiran yang telah dikaruniakan Tuhan kepada kita.

Hanya sekedar mengandalkan do'a saja namun tanpa usaha dan kerja nyata tidak mungkin ada perkembangan, hasil akhirnya pun pasti nihil alias kosong, sedangkan sekedar kerja keras tanpa diiringi doa memungkinkan kita salah bertindak karena hanya memikirkan hasilnya. Dengan dilengkapi do'a tentu usaha kita itu terarah di jalan yang benar, baik dan halal, maka yang paling ideal adalah usaha dan kerja keras kita yang diiringi dengan doa, niscaya segala usaha kita akan dikabulkan dan tentu hasil yang kita inginkan akan sangat memuaskan.

akbar.saleh
20th January 2013, 03:50 PM
"Cita-cita Yang Tertunda"


Seorang pemuda yang hidup di keluarga yang sederhana. Ia mempunyai cita-cita yang tinggi. Suatu saat, ketika masih belia, dia berkata kepada dirinya sendiri, "Suatu saat nanti, aku akan melakukan apa yang menjadi cita-cita dalam hidupku, dan pada saat itu aku akan bahagia."
Dia senang membayangkan dirinya sudah memiliki sebuah mobil mewah, mengendarainya, dan merasakan kebanggaan yang tidak terhingga karena dia dikagumi dan dibanggakan oleh banyak orang. Maka, walaupun kemiskinan tetap diakrabi dalam kesehariannya, sikapnya menjadi angkuh dan sombong karena dia merasa kelak pasti akan kaya raya seperti yang diangankan.

Ketika ditanya untuk melakukan sesuatu oleh teman-temannya, ia menjawab, "Tunggu saja kawan, nanti akan kulakukan setelah aku menyelesaikan sekolah."

Setelah berhasil menyelesaikan pendidikan hingga perguruan tinggi, ia kembali berjanji kepada dirinya sendiri dan kepada orangtuanya bahwa ia akan melakukan apa yang diinginkannya nanti, setelah ia mendapatkan pekerjaan pertamanya.

Sebelum melangkah ke dunia kerja, dia meminta nasihat kepada seorang guru besar tentang banyak hal yang dicita-citakan. Si guru berkata,
"Semua yang kamu inginkan, mobil dan rumah bagus lengkap dengan fasilitasnya, adalah sesuatu yang bagus. Dan sesungguhnya, mobil dan rumah mewah itu diciptakan untuk kita yang mau dan mampu memilikinya. Dia tidak kemana-mana, kitalah yang harus bergerak untuk menghampiri dan mendapatkannya."

Mendengar tuturan si guru, pemuda itu merasa puas. Sebab, ia makin yakin dengan anggapannya bahwa mobil dan rumah tidak akan kemana-mana. Maka, ia pun bekerja seadanya.

Setelah beberapa tahun bekerja, orangtuanya menanyakan,
"Anakku, kapan kamu akan mengambil tindakan untuk mewujudkan cita-citamu?"

"Aku berjanji akan mengejar cita-citaku setelah menikahi gadis yang aku cintai. Karena dengan adanya si dia sebagai pendamping hidup, maka langkahku akan mantap untuk mengejar cita-citaku."

Sampai suatu hari, setelah bertahun-tahun kemudian, ia mulai menua. Dalam hati, ia pun berkata, "Rupanya, sudah terlambat untuk memulainya sekarang. Sebab, umurku sudah tak lagi muda."

Begitulah, cita-cita si pemuda akhirnya hanya menjadi angan-angan dan omong kosong belaka. Kini, ia hanya bisa merasakan kepuasan semu dengan menikmati setiap hari dalam kehidupannya untuk mengkhayal, seandainya ia menjadi seperti yang ia cita-citakan.

Hikmah

Kebiasaan menunda dari waktu ke waktu, dapat membuat seseorang yang pada awalnya bersemangat bermimpi, akan kehilangan gairah, arah, tujuan dan berlari menjauh dari apa yang menjadi impiannya. Sebab, menunda sebenarnya hanya akan mengubur kesempatan demi kesempatan yang ada untuk mewujudkan impian. Karena itu, cita-cita selamanya akan menjadi khayalan belaka jika kita tidak memulainya dengan rencana! Dan, yang utama, rencana tanpa tindakan nyata juga hanya akan jadi bualan semata.
Mari, selagi masih ada waktu, gunakan sebaik-baiknya waktu kita untuk menyusun kehidupan dan meraih kesempatan, demi menggapai cita-cita

akbar.saleh
21st January 2013, 06:45 PM
"Daun Di Musim Gugur"

Pada suatu pagi hari di sebuah musim gugur, tampak seorang anak bekerja menyapu halaman luar sebuah asrama. Pohon-pohon yang rindang di sekitar situ tampak berguguran daunnya. Walaupun bekerja dengan rajin dan teliti menyapu dedaunan yang rontok, tetap saja halaman dikotori dengan ranting dan daun.

"Aduh capek deh. Biarpun menyapu dengan giat setiap hari tetap saja besok kotor lagi. Bagaimana caranya ya supaya aku tidak harus bekerja terlalu keras setiap hari?" sambil masih memegang sapu, si anak sibuk memutar otak memikirkan cara yang jitu.

Kepala asrama yang melintas disitu menghampiri dan menyapa, " selamat pagi Anakku, kenapa kamu melamun ? Apa gerangan yang sedang kamu pikirkan?"
"Eh, selamat pagi paman. Saya sedang berpikir mencari cara bagaimana supaya halaman ini tetap bersih tanpa harus menyapunya setiap hari.

Dengan begitu kan saya bisa mengerjakan yang lain dan tidak harus melulu menyapu seperti sekarang ini". Sambil tersenyum si paman menjawab, "Bagaimana kalau kamu coba menggoyangkan setiap pohon agar daunnya jatuh lebih banyak. Siapa tahu, dengan lebih banyak daun yang gugur, paling tidak besok daunnya tidak mengotori halaman dan kamu tidak perlu menyapu".
"Wah ide paman hebat sekali!" segera dia berlari mendekat ke batang pohon dan menggoyang-goyangkan sekuat tenaga. Semua pohon diperlakukan sama, dengan harapan, setidaknya besok dia tidak perlu menyapu lagi.
"Lumayan bisa istirahat satu hari tidak bekerja", katanya dalam hati dengan gembira.

Malam hari si anak pun tidur dengan nyenyak dan puas.Ketika bangun keesokan harinya, cepat-cepat dia berlari keluar kamar. Seketika harapannya berubah kecewa saat melihat halaman yang kembali dipenuhi dengan rontokan daun-daun. Saat itu pula paman sedang ada diluar dan pemperhatikan ulah nya sambil berkata " Anakku , musim gugur adalah fenomena alam. Bagaimanapun kamu hari ini bekerja keras menyapu daun-daun yang rontok, esok hari akan tetap ada daun-daun yang rontok untuk di bersihkan, Kita tidak bisa merubah kondisi alam sesuai dengan kemauan kita.

Daun yang harus rontok, tidak bisa ditahan atau dipaksa rontok. Maka jangan kecewa karena harus bekerja setiap hari. Nikmati pekerjaanmu dengan hati yang senang , setuju?" kata si paman memberikan sebuah pelajaran hidup yang begitu berarti. "Setuju paman. Terima kasih atas pelajarannya", segera dia berlari menghampiri sapunya.

Hikmah

Kalau kita bekerja dengan suasana hati yang tidak gembira , maka semua pekerjaan yang kita lakukan akan terasa berat dan mudah timbul perasaaan bosan.

Selesaikan pekerjaaan hari ini dengan baik, besok masih ada pekerjaan baru yang harus diselesaikan.

Kalau kita telah mampu menikmati setiap pekerjaan dgn penuh kesadaran dan tanggung jawab.

maka setiap hari pasti menjadi hari kerja yang membahagiakan dan setiap besok menjadi harapan yang menggairahkan. Sehingga kita boleh dengan bangga mengatakan bahwa Bekerja adalah ibadah.

akbar.saleh
25th January 2013, 02:04 PM
"Sebuah Nilai Kehilangan"

Seorang anak yang kehilangan uang sebesar Rp10.000. Dia begitu sedihnya dan menangis sejadi-jadinya.Paman anak tersebut merasa kasihan, kemudian dia menghampiri anak itu.

“Kenapa kamu menangis?” tanya pamannya dengan penuh kasih sayang.
“Uang saya hilang. Rp10.000.”
katanya sambil terisak-isak.

“Tenang saja, nich paman ganti yah… paman kasih Rp10.000 buat kamu. Jangan menangis yah!” kata pamannya sambil menyerahkan selembar uang Rp10.000.

Namun, sia anak tetap saja menangis. “Kenapa kamu masih menangis saja? Kan sudah diganti?” tanya pamannya.

“Kalau tidak hilang… uang saya sekarang Rp 20.000.” kata anak itu dan terus menangis.

Pamannya bingung…
“Terserah kamu saja dech….”, katanya sambil pergi.

Ayahnya yang baru pulang kantor mendapati anaknya masih menangis.
“Kenapa sayang?Koq menangis sich. Lihat mata kamu, sudah bengkak begitu. Nangis dari tadi yah?” tanyanya sambi menyeka air mata anaknya.

“Uang saya hilang Rp 10.000.” kata anaknya mengadu.
“Ooohhh. Lho itu punya uang Rp 10.000? Katanya hilang?” tanya ayahnya yang heran karena dia melihat anaknya memegang uang Rp10.000
“Ini dari paman…. uang saya hilang. Kalau tidak hilang saya punya Rp 20.000.” jawabnya sambil terus menangis.
“Sudahlah…. nih ayah ganti.

Ayah ganti dengan uang yang lebih besar. Ayah kasih kamu Rp20.000. Jangan menangis lagi yah!” kata ayahnya sambil menyerahkan selembar uang Rp20.000.

Si anak menerima uang itu.
Tetapi masih tetap saja menangis. Ayahnya heran, kemudian bertanya lagi.
“Kenapa masih menangis saja?
Kan sudah diganti?”
“Kalau tidak hilang, uang saya Rp40.000.”
Ayahnya hanya geleng-geleng kepala.
“Kalau gitu dikasih berapa pun, kamu akan nangis terus.” sambil mengendong anaknya.


Hikmah
Dalam kenyataannya banyak orang yang memiliki sikap seperti anak tadi.
Dia hanya melihat apa yang tidak ada, dia hanya melihat apa yang kurang, tanpa melihat sebenarnya dia sudah memiliki banyak hal. Sifat manusia yang selalu merasa kurang padahal nikmat Tuhan begitu banyaknya sudah dia terima. Banyak orang mengeluh tidak bisa bisnis , sebab dia tidak punya uang untuk modal.

Padahal modal hanyalah salah satu yang diperlukan dalam bisnis. Bisa jadi dia sudah punya waktu, punya tenaga, dan punya ilmu untuk bisnis. Namun dia tidak juga bertindak sebab dia hanya fokus melihat kekurangan, bukannya bertindak dengan memanfaatkan apa yang ada. Mulailah Bertindak Dari Yang Sudah Ada.

adi.panji
26th January 2013, 12:14 PM
lanjut mod

admin
26th January 2013, 02:11 PM
^^^ wah ... mantaff nich mod !

akbar.saleh
27th January 2013, 05:15 PM
"Garam dalam Air"
Tampak seorang murid berwajah murung akhir-akhir ini. Ia mengerjakan segala sesuatu dengan gelisah dan tidak bersemangat, seakan banyak masalah yang ada di pikirannya. Sang guru yang memperhatikan murid tersebut, memanggil ke ruangannya dan berkata:"Bapak perhatikan, kenapa kamu selalu murung anakku? Bukankah banyak hal indah di kehidupan ini? Ke mana perginya wajah ceria dan bersemangat kepunyaanmu dulu?"

"Guru, belakangan ini hidup saya sedang penuh masalah.
Sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang tidak ada habis-habisnya. Serasa tak ada lagi sisa untuk kegembiraan," jawab si murid sambil tertunduk lesu.

Sambil tersenyum bijak sang guru berkata,"Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam di dapur. Bawalah kemari. Biar bapak coba perbaiki suasana hatimu itu."

Si murid pun bergegas melakukan permintaan gurunya sambil berharap dalam hati mudah-mudahan gurunya memberi jalan keluar bagi permasalahan hidupnya.

Setibanya di hadapan sang guru,
"Ambil garamnya dan masukkan ke segelas air itu, kemudian aduk dan coba kamu minum."
Wajah si murid langsung meringis setelah meminum air asin tersebut.

"Bagaimana rasanya?" tanya sang guru dengan senyum lebar di bibirnya.
"Asin, tidak enak, dan perutku rasanya jadi mual," jawab si murid dengan wajah masih meringis.

Kemudian sang guru membawa muridnya ke danau di dekat tempat mereka. Danau itu begitu indah, airnya bening karena sumber air alam yang selalu mengairi di situ.
"Ambil air garam dan garam yang tersisa dan tebarkan ke danau," perintah sang guru.

Si murid dengan patuh memenuhi permintaan gurunya.
"Sekarang, coba kamu minum sedikit air danau itu".
Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air di danau dan meminumnya.

"Bagaimana rasanya?"
"Segar, segar sekali," kata si murid.
"Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber air di atas sana dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah sini."
"Terasakah rasa garam yang kamu tebarkan tadi?"
"Tidak, tidak sama sekali guru,"
kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi.

"Nak, segala masalah dalam hidup ini sama seperti segenggam garam. Tidak kurang tidak lebih. Rasa 'asin' sama seperti masalah, kesulitan, penderitaan yang dialami setiap manusia, dan tidak ada manusia yang bebas dari permasalahan dan penderitaan. Benar kan? Tetapi Nak, seberapa rasa 'asin' dari penderitaan yang dialami setiap manusia sesungguhnya tergantung dari besarnya hati yang menampungnya . Maka, jangan memiliki kesempitan hati seperti gelas tadi, tetapi jadikan hatimu menjadi sebesar danau sehingga semua kesulitanmu tidak akan mengganggu rasa di jiwamu dan kamu tetap bisa bergembira walaupun sedang dilanda masalah."


HIkmah

Seorang filsuf besar pernah berkata, "Life is suffering. Hidup adalah penderitaan".

Memang, kenyataan di kehidupan ini adalah, segala sesuatu yang tidak sesuai dengan selera kita, membuat kita menderita. Kadar penderitaan, tentu setiap orang berbeda. Tergantung cara pandang dan keikhlasan kita dalam menyesuaikan dengan selera kita. Maka selayaknya kita harus terus belajar dan memperluas wawasan kebijaksanaan, agar jangan sampai masalah yang menguasai kita. Tetapi kitalah yang mengendalikan masalah. Sehingga, masalah yang datang bukan lagi dipandang sebagai penderitaan, tetapi bagian dari kehidupan yang harus kita jalani.

akbar.saleh
2nd February 2013, 05:19 PM
Embun dan Teratai.

Di sebuah kolam yang airnya berlumpur, tumbuh disana pohon bunga teratai muda. Suatu hari, saat daun teratai membuka mata memulai sebuah hari, dia merasa takjub dengan alam sekitarnya. Dan tiba-tiba si daun teratai merasakan, di atas hijau daunnya ada setitik embun yang hinggap begitu lembut dan bening. Dengan ceria disapanya si embun, "Hai kamu, engkau siapa? Dari mana datangmu, kok tiba-tiba ada di atas punggungku?"

Si embun pun menjawab, "Aku biasa dinamakan embun. Saat menjelang pagi, di alam semesta ini mengandung uap air yang terbawa hembusan angin dan menciptakan titik air yang menjadikan seperti diriku sekarang ini." "Wah, aku senang sekali bisa bertemu dan ditemani kamu," kata si daun teratai.

"Maaf, teman. Aku tidak bisa menemanimu berlama-lama. Karena bila sebentar lagi matahari mulai bersinar, aku pun harus segera pergi," jawab si embun.

"Kenapa mesti pergi? Tetaplah disini, bersahabat denganku."

"Bukan aku tidak mau, tetapi begitulah sifat alam. Setiap embun di pagi hari sebentar kemudian segera menguap bila tertimpa sinar matahari."

Sesaat sang matahari mulai terik. Daun teratai pun memohon, "Tolong tetaplah disini embun, jangan pergi." Namun, secepat itu pula si embun harus berlalu.

Keesokan harinya, saat daun teratai memulai hari, dia begitu gembira melihat sahabatnya kembali berada di punggungnya. Dia pun menyapa riang, "Hai sobat, kita berjumpa lagi!" Si embun balas berkata,
"Hai juga! Maaf, kita belum saling kenal. Aku embun pagi."

"Lho, bukankah kamu embun yang kemarin?"
"Bukan! Aku embun hari ini.

Aku tidak ada hubungannya dengan embun yang kemarin."
"Tapi engkau sama persis dengan embun kemarin. Tetes air yang lembut, bening, dan menyejukkan. Kenapa bisa berbeda?"
"Entahlah. Aku ada ya seperti inilah. Selalu baru dan segera pergi bersama dengan datangnya mentari pagi."

Dan tidak lama kemudian, embun itu pun segera menguap tertimpa sinar matahari.

Peristiwa serupa pun terjadi dari hari ke hari dan setiap hari daun teratai tetap tidak mengerti, mengapa embun yang sama setiap hari selalu tidak mengakui dirinya sebagai embun yang kemarin. Saat hari-hari berlalu terus hingga berganti bulan, si daun teratai pun berumur semakin tua; mulai terkoyak, akhirnya menguning, dan kemudian siap digantikan oleh tunas daun teratai yang baru.

HIKMAH

Sama seperti daun teratai dan tetes embun, setiap hari yang kita punyai seolah sama persis seperti hari-hari kemarin yang telah kita lalui. Sesungguhnya, setiap hari adalah hari yang baru; hari baru yang penuh dengan kesempatan baru.

Mari, kita nikmati setiap hari sebagai suatu harapan yang menggairahkan. Hari baru, yang patut kita syukuri sekaligus kita isi dengan bekerja keras, penuh gairah untuk mewujudkan setiap impian kita, sehingga memungkinkan kita menciptakan prestasi yang luar biasa, yang dapat kita kenang sebagai memori indah yang membanggakan.

akbar.saleh
9th February 2013, 11:00 AM
Hikmah diBalik Sebuah Pensil

Seorang anak bertanya kepada neneknya yang sedang menulis sebuah surat, “Nenek lagi menulis tentang pengalaman kita ya atau tentang aku?”

Mendengar pertanyaan si Cucu, sang nenek berhenti menulis dan berkata kepada cucunya, “Sebenarnya nenek sedang menulis tentang kamu, tapi ada yang lebih penting dari isi tulisan ini yaitu PENSIL yang nenek pakai. Nenek harap kamu bisa seperti pensil ini ketika kamu besar nanti”, ujar si nenek lagi.

Mendengar jawaban ini, si cucu kemudian melihat pensilnya dan bertanya kembali kepada si nenek ketika dia melihat tidak ada yang istimewa dari pensil yang nenek pakai. “Tapi nek, sepertinya pensil itu sama saja dengan pensil yang lainnya”, ujar si cucu.

Si nenek kemudian menjawab, “Itu semua tergantung bagaimana kamu melihat pensil ini. Pensil ini mempunyai 5 kualitas yang bisa membuatmu selalu tenang dalam menjalani hidup, kalau kamu selalu memegang prinsip-prinsip itu di dalam hidup ini”, si nenek kemudian menjelaskan 5 kualitas dari sebuah pensil.....

1. Pensil mengingatkan kamu kalau kamu bisa berbuat hal yang hebat dalam hidup ini. Layaknya sebuah pensil ketika menulis, kamu jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkah kamu dalam hidup ini. Kita menyebutnya Allah, Dia akan selalu membimbing kita menurut kehendak-Nya.

2. Dalam proses menulis, nenek kadang beberapa kali harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil nenek. Rautan ini pasti akan membuat si pensil menderita. Tapi setelah proses meraut selesai, si pensil akan mendapatkan ketajamannya kembali. Begitu juga dengan kamu, dalam hidup ini kamu harus berani menerima penderitaan dan kesusahan, karena merekalah yang akan membuatmu menjadi orang yang lebih baik.

3. Pensil selalu memberikan kita kesempatan untuk mempergunakan penghapus, untuk memperbaiki kata-kata yang salah. Oleh karena itu memperbaiki kesalahan kita dalam hidup ini, bukanlah hal yang jelek. Itu bisa membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar.

4. Bagian yang paling penting dari sebuah pensil bukanlah bagian luarnya, melainkan arang yang ada di dalam sebuah pensil. Oleh sebab itu, selalulah hati-hati dan menyadari hal-hal di dalam dirimu.

5. Sebuah pensil selalu meninggalkan tanda/goresan. Seperti juga kamu, kamu harus sadar kalau apapun yang kamu perbuat dalam hidup ini akan tinggalkan kesan. Oleh karena itu selalulah hati-hati dan sadar terhadap segala tindakanmu.

apa yang bisa saya sampaikan pada artikel Hikmah diBalik Sebuah Pensil ini, Bila ada tutur kata yang kurang pas saya Mohon Maaf yang sebesar-besarnya. Terimakasih Akhir kata Wassalamualaikum Wr. Wb.

chizchax
9th February 2013, 05:06 PM
semua kisahnya pelajaran banget buat kita-kita :(clap):

Lanjut terus deh buat momod.

akbar.saleh
28th February 2013, 10:43 AM
semua kisahnya pelajaran banget buat kita-kita :(clap):

Lanjut terus deh buat momod.

seep om. smoga bermanfaat

akbar.saleh
28th February 2013, 10:45 AM
Kekayaan dan Kebahagiaan

Ada seorang karyawan yang masih muda usia, rajin, dan pekerja keras.
Selama bekerja, pantang bagi dia tiba terlambat dan pulang lebih awal
Setiap hari dia berangkat pagi-pagi sekali dan tiba di rumah hingga larut malam.

Hal itu dilakukan enam hari dalam seminggu selama bekerja di perusahaan itu.

Suatu hari, karena lelah dan ngantuk luar biasa, dia mengalami kecelakaan yang mengharuskannya beristirahat di rumah sakit. Di sana dia bersebelahan ranjang dengan seorang pria paruh baya.

Setelah saling bersapa, tidak berapa lama, mereka pun terlibat obrolan seru.

"Anak muda, dari ceritamu, bapak tahu kamu serorang pekerja keras dan bersemangat. Apa yang membuatmu begitu?" tanya pria tersebut pada si pemuda.

"Saya termotivasi oleh bos saya. Dia orang yang sangat sukses.
Kelak saya pun ingin sukses seperti dia, maka saya meneladani sikap dan perilaku bos, agar suatu hari saya bisa sesukses beliau." Si anak muda menjawab dengan penuh semangat.

"Darimana kamu menilai kesuksesan bosmu?"
"Bosku di usia yang sangat muda sudah menghasilkan harta yang berlimpah, memiliki beberapa perusahaan, dan banyak karyawan. Punya relasi orang-orang hebat.

Penampilannya juga sangat menawan, dia selalu berpakaian indah. Pokoknya aku sangat mengagumi dan mengidolakan dia." Lalu, pria itu pun bertanya
"Apakah bosmu adalah orang yang bahagia?"

Setelah terdiam sesaat, si pemuda menjawab "Eh...saya kira tidak! Saya jarang sekali melihat atau mendengarnya tertawa. Bahkan tersenyum pun bukan hal yang mudah baginya.

Dia menderita sakit maag akut. Keluarganya juga berantakan, istrinya pergi meninggalkan dia. Beberapa kali saya pernah ke rumah bos untuk mengantarkan dokumen dan lainnya. Biarpun rumahnya besar, megah dan mewah, tetapi terasa kosong, sepi, dan tampak suram."

Pemuda itu melanjutkan berbicara, "Pak, jujur saja, selama ini saya tidak pernah memikirkan tentang kebahagiaan. Bagi saya, sukses adalah kaya, hebat, dan keren.

Tetapi, sekarang saya tahu, memiliki rumah dan uang yang banyak, ternyata tidak menjamin kebahagiaan."

"Lihatlah anak muda, Tuhan begitu sayang kepadamu. Kecelakaan kecil hari ini, memberimu waktu untuk berpikir dan membenahi diri.
Kerja kerasmu selama ini adalah sikap yang baik dan positif, asalkan kamu tahu untuk apa itu semua. Ingin kaya tidaklah salah, tapi usahakan menjadi orang kaya yang bahagia!"

Hikmah

Memiliki kekayaan sebanyak apapun tidak menjamin kebahagiaan orang. Apalagi bila memperolehnya dengan jalan yang tidak halal atau melanggar hukum alam, hukum negara, serta mengorbankan nama baik dan kehormatan diri sendiri dan keluarga. Rasanya, semua nantinya akan sia-sia.

Mari tetap semangat dalam berkarya & berikhtiar dengan cara yang positif, baik, dan halal! Bangun kesuksesan dengan seimbang tanpa mengesampingkan kebahagiaan diri sendiri apalagi keluarga.

adi.panji
28th February 2013, 08:04 PM
numpang sedot mod...
mantap ne cerita nya

andi.teguh
4th March 2013, 07:30 PM
post 2-4 belum diupdate yah mod??

akbar.saleh
11th March 2013, 11:45 PM
numpang sedot mod...
mantap ne cerita nya

siap mod.

post 2-4 belum diupdate yah mod??

blm mod ntar klo dah slesai di post 1 mod. msh bisa bbrp post ne keknya.
br lnjut ke post 2 lg.



Wortel, Telur Dan Kopi

Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.

Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur.
Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api.
Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir.
Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata.
Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah.
Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api.
Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.

Lalu ia bertanya kepada anaknya, “Apa yang kau lihat, nak?”
”Wortel, telur, dan kopi”
jawab si anak. Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu.
Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras.
Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas.

Setelah itu, si anak bertanya,
“Apa arti semua ini, Ayah?”
Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi ‘kesulitan’ yang sama, melalui proses perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.

Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan.
Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak.
Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras.
Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.

“Kamu termasuk yang mana?,” tanya ayahnya. “Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?”

Hikmah

Bagaimana dengan Anda?

Apakah anda adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, anda menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatannya.”

“Apakah anda adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan maka hatimu menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah anda menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?.”

“Ataukah anda adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat.”

“Jika anda seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.”

andi.teguh
23rd March 2013, 04:19 PM
siap mod.



blm mod ntar klo dah slesai di post 1 mod. msh bisa bbrp post ne keknya.
br lnjut ke post 2 lg.



Wortel, Telur Dan Kopi

Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.

Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur.
Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api.
Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir.
Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata.
Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah.
Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api.
Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.

Lalu ia bertanya kepada anaknya, “Apa yang kau lihat, nak?”
”Wortel, telur, dan kopi”
jawab si anak. Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu.
Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras.
Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas.

Setelah itu, si anak bertanya,
“Apa arti semua ini, Ayah?”
Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi ‘kesulitan’ yang sama, melalui proses perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.

Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan.
Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak.
Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras.
Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.

“Kamu termasuk yang mana?,” tanya ayahnya. “Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?”

Hikmah

Bagaimana dengan Anda?

Apakah anda adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, anda menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatannya.”

“Apakah anda adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan maka hatimu menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah anda menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?.”

“Ataukah anda adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat.”

“Jika anda seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.”

seperti bubuk kopi kali yah pasnya

adi.panji
25th March 2013, 08:52 AM
ane paham makna wortel,telur dan bubuk kopi...
IJIN SEDOT MOD....
buat Diary..

waterfly
27th March 2013, 07:29 AM
ijin menyimak n nyedot,, buat di tempel di kamar..hehehe
lanjutkan mod..

akbar.saleh
29th March 2013, 01:26 PM
Kaisar dan Penunggang Kuda.

Ada seorang Kaisar yang mengatakan kepada penunggang kudanya yang setia mengabdi, apabila ia bisa mengendarai kudanya dan menjangkau wilayah sebanyak yang ia mampu, maka sang Kaisar akan memberikan wilayah sebanyak yang ia jangkau.

Tentu saja, sang penunggang kuda segera melompat naik ke atas kudanya dan secepat mungkin pergi melakukannya.
Dia terus memacu dan memacu, mencambuk kudanya.
Ketika ia merasa lapar atau lelah, dia tidak berhenti karena dia sangat ingin memperoleh wilayah sebanyak mungkin.
Pada akhirnya, saat ia telah menjangkau wilayah yang cukup luas dan besar, ia kelelahan dan sekarat.

Sang penunggang kuda lalu bertanya pada dirinya sendiri,
“Mengapa aku memaksakan diriku begitu keras untuk menjangkau begitu banyak wilayah?
Sekarang aku sekarat dan aku hanya memerlukan sebidang tanah yang sangat kecil untuk menguburkan diriku sendiri.”

Hikmah

Kisah di atas sama dengan perjalanan hidup kita.
Tiap hari kita memaksa diri dengan keras untuk mengumpulkan uang, kekuasaan atau menjadi tenar (money, power or fame).

Tapi kita mengabaikan kesehatan, waktu istirahat sejenak, meluangkan waktu bersama keluarga, sahabat, lingkungan sekitar dan hobi yang kita sukai.

Saat kita melihat ke belakang,
kita akan menyadari bahwa sebenarnya kita tak perlu serakah, namun kita tak bisa mengembalikan waktu yang sudah
terlewatkan.

Hidup ini bukan hanya bekerja menghasilkan uang saja,
mendapatkan kekuasaan saja atau ketenaran saja.
Bekerja diperlukan untuk bertahan hidup dan agar dapat menikmati keindahan dan kebahagiaan dalam kehidupan, juga agar kita bisa menjadi dan membagi berkah dengan orang lain akan hasil yang selama ini kita raih.

Hidup adalah keseimbangan antara bekerja dan beristirahat, untuk keluarga, sahabat dan waktu pribadi. Dan yang terpenting adalah memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan.
Kita harus memutuskan bagaimana caranya menyeimbangkan hidup!! Memang tak dipungkiri bahwa untuk mencapai kesuksesan diperlukan kerja keras yang maksimal, namun janganlah terlalu memaksakan sepenuhnya target yang akan dicapai dengan sekaligus dalam waktu itu. Tentukan dan atur prioritas hidup kita dengan bijaksana.

akbar.saleh
5th April 2013, 06:09 PM
Bersabarlah


Di suatu sore hari pada suatu desa kecil, ada seorang yang sudah tua duduk bersama anaknya yang masih muda yang baru saja di wisuda akan kelulusannya pada perguruan tinggi ternama di kota itu.
Mereka duduk berbincang-bincang di halaman sambil memperhatikan suasana disekitar mereka.

Saat mereka berbincang-bincang, datang seekor burung hinggap di ranting pohon.
Si ayah lalu menuding jari ke arah burung itu sambil bertanya,
“Nak, apakah benda hitam itu?”
“Burung gagak”, jawab si anak.
Ayah mengangguk-anggukkan kepala, namun tak berapa lama kemudian, ayah mengulangi pertanyaan yang sama. Si anak menyangka ayahnya kurang mendengar jawabannya tadi, lalu menjawab dengan sedikit keras.
“Itu burung gagak, Ayah!”
Tetapi kemudian tak berapa lama si ayah kembali bertanya dengan pertanyaan yang sama.
Si anak merasa sedikit bingung dengan pertanyaan yang sama diulang-ulang, lalu menjawab dengan lebih kuat,
“BURUNG GAGAK!!”

Si ayah terdiam seketika, tidak lama kemudian, sang ayah sekali lagi mengajukan pertanyaan yang serupa hingga membuat si anak hilang kesabaran dan menjawab dengan nada tinggi dan kesal kepada sang ayah,
“Itu gagak,Ayah.” Tetapi agak mengejutkan si anak, karena si ayah sekali lagi membuka mulut hanya untuk bertanya hal yang sama.
Dan kali ini si anak benar-benar hilang kesabaran dan menjadi marah.
“Ayah!!! Saya tak tahu Ayah paham atau tidak. Sudah 5 kali Ayah bertanya soal hal tersebut dan saya sudah juga memberikan jawabannya. Apa lagi yang Ayah mau saya katakan????
Itu burung gagak Ayah….., burung gagak”, kata si anak dengan nada yang begitu marah.

Kemudian si ayah beranjak pergi menuju ke dalam rumah meninggalkan si anak yang kebingungan.
Kemudian si ayah keluar dengan sebuah buku di tangannya.
Dia mengulurkan buku itu kepada anaknya yang masih geram dan bertanya-tanya. Ternyata buku tersebut adalah sebuah diary lama.
Sambil menunjuk pada suatu lembaran pada buku, si ayah
berkata,
“Coba kau baca apa yang pernah Ayah tulis di dalam diary ini,”.
Si anak setuju dan membaca paragraf yang berikut.
“Hari ini aku di halaman melayani anakku yang genap berumur lima tahun. Tiba-tiba seekor gagak hinggap di pohon.
Anakku terus menunjuk ke arah gagak dan bertanya,
“Ayah, apa itu?” Dan aku menjawab, “Burung gagak.”
Walau bagaimana pun, anakku terus bertanya soal yang serupa dan setiap kali aku menjawab dengan jawaban yang sama.
Sehingga 25 kali anakku bertanya demikian, dan demi rasa cinta dan sayangku, aku terus menjawab untuk memenuhi perasaan ingin tahunya. Aku berharap hal ini menjadi suatu pendidikan yang berharga untuk anakku kelak.”

Setelah selesai membaca paragraf tersebut si anak mengangkat muka memandang wajah si Ayah yang kelihatan sayu.
Si Ayah dengan perlahan bersuara,
“Hari ini Ayah baru bertanya kepadamu soal yang sama sebanyak 5 kali, dan kau telah hilang kesabaran serta marah.
Engkau telah dewasa anakku.
Asahlah kesabaranmu, karena itu adalah salah satu kunci meraih suksesmu”
Lalu si anak seketika memerah karena malu.
Ia bersimpuh di kedua kaki ayahnya meminta maaf atas apa yg telah ia perbuat.

Hikmah

Dalam hidup, kesabaran adalah salah satu point penting untuk meraih kesuksesan. Anda ingin sukses dalam pendidikan maka sabarlah dalam belajar.
Cernalah pelajaran satu demi satu.

Ingin sukses dalam berkarir, bersabarlah dalam menyumbangkan yang terbaik.
Ingin sukses dalam kehidupan dunia agar berhadiahkan surga?
Bersabarlah.

akbar.saleh
21st July 2013, 05:18 PM
Filosofi Pensil dan Kehidupan


Suatu sore yang teduh, seorang nenek tampak berkutat asyik dengan kegiatannya dihalaman belakang sebuah rumah. Ia tampak sedang menuliskan sesuatu pada sebuah kertas. kemudian si cucu datang menghampiri dan bertanya,

"Nenek sedang menulis apa Nek, sepertinya asyik sekali.
Pensilnya baru ya Nek?"
Sambil tersenyum sabar, si nenek menjawab. "Nenek sedang menulis tentang kamu, cucu nenek yang cantik dan pintar," ucapnya penuh sayang.
"Tetapi, sebenarnya ada yang lebih penting lho dari isi tulisan ini, yaitu pensil yang nenek pakai untuk menulis ini."

Si cucu sejenak merasa kebingungan mendengar penuturan nenek. Ia pun dengan seksama mengamati sesaat pensil yang ada ditangan nenek. Tak lama, si cucu berkata, "Selain pensilnya masih baru, rasanya tidak ada yang istimewa dari pensil Nenek.
Memang apa hebatnya pensil
Nenek dibandingkan dengan pensil yang lain?"

"Benar cucuku. Pensil nenek sama saja dengan pensil yang lain. Maksud nenek, sebatang pensil bukan hanya dinilai dari bentuk fisiknya, warna, atau panjang pendeknya, tetapi sebatang pensil sebenarnya mempunyai 5 kualitas unggulan yang bisa menjadi pedoman saat kita menjalani kehidupan ini," jelas nenek sembari mengelus lembut rambut cucu kesayangannya.
"Memangnya selain untuk menulis, kualitas apa lagi yang dipunyai oleh sebatang pensil Nek?" tanya si cucu penasaran.

"Dengarkan baik-baik ya..." ungkap nenek.

"Kualitas pertama yang perlu diperhatikan yaitu bahwa pensil dapat menjadi pengingat kita kalau kita bisa berbuat hal yang hebat dalam hidup ini. Yakni, mengingatkan bahwa seperti sebuah pensil ketika menulis, kita tidak boleh lupa bahwa ada tangan yang selalu membimbing langkah kita dalam hidup ini.
Kita menyebutnya tangan Tuhan. Dia selalu membimbing kita sesuai dengan ajaran-ajaranNya."

" Kualitas kedua, Kamu bisa memperhatikan, bahwa saat proses menulis, kita kadang beberapa kali harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil kita. Rautan itu seakan membuat si pensil menderita.
Tetapi setelah proses meraut selesai, si pensil akan mendapatkan ketajamannya kembali. Begitu juga dengan kehidupan manusia. Kita harus berani menerima penderitaan dan kesusahan, termasuk berbagai ujian dan tantangan, karena itu semua yang akan membuat kita menjadi manusia yang lebih baik dan berkualitas."

" Kualitas ketiga yang perlu kamu camkan adalah bahwa pensil selalu memberikan kita kesempatan untuk menggunakan penghapus sebagai upaya memperbaiki kesalahan. Oleh karena itu, memperbaiki kesalahan dalam hidup ini bukanlah hal yang jelek atau buruk. Itu bahkan membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar.
Hal ini sekaligus mengingatkan bahwa kita tak pernah luput dari berbagai jenis kesalahan."

" Kualitas keempat yakni tentang bagian yang paling penting dari sebuah pensil. Jika kamu perhatikan, bagian yang paling bermanfaat bukanlah bagian luarnya, melainkan arang yang ada di dalamnya.
Begitu pula dengan kita.
Karenanya, kita harus selalu memupuk hal-hal baik yang ada didalam diri kita dengan terus meningkatkan kualitas dalam diri. Karena itu, kita perlu terus memupuk kekayaan mental dalam setiap tindakan kita."

" Kualitas kelima adalah bahwa harus kita sadari jika sebuah pensil selalu meninggalkan tanda/goresan.
Seperti juga manusia, kita harus selalu sadar dan waspada karena apa pun yang kita perbuat dalam hidup ini akan meninggalkan kesan dan goresan. Maka berhati-hatilah dalam berpikir, berucap, dan bertindak. Sehingga, goresan yang kita tinggalkan akan menjadi guratan yang memberi manfaat bagi diri dan orang lain."

hikmah

Hidup adalah proses belajar dan berjuang tanpa batas! Dan, setiap saat kita tak bisa lepas dari berbagai unsur yang ada di sekeliling kita.
Sebagai manusia yang ber- Tuhan, kita harus memiliki nilai spiritual untuk mengajarkan diri agar selalu rendah hati. Kemudian, dalam menjalani kehidupan, kita selayaknya terus berusaha memoles diri secara kontinu agar dapat meningkatkan kualitas pribadi.

Tak lupa, saat melakukan berbagai kesalahan, kita belajar berbenah diri untuk terus menjadi pribadi yang lebih baik. Saat kita maju, tak lupa untuk tetap belajar.

Melalui sikap belajar yang konsisten, semoga apa yang telah dan akan kita pikir, ucapkan, dan perbuat, mampu menjadi berkat bagi diri sendiri dan bermanfaat untuk orang lain. Sehingga, hidup kita akan jauh lebih berarti.

admin
21st July 2013, 05:24 PM
^^^ hikmah ramadhan nya juga ditunggu :-p

akbar.saleh
21st July 2013, 05:29 PM
siap2 min. maaf min br sempat update lg.