View Full Version : Syekh Ammar Haitsam Bugis : Tidak Hanya Hafal Al Quran , Tapi memiliki beberapa Gelar


admin
12th January 2013, 02:11 PM
SUBHANALLAH ! LUMPUH TOTAL TAPI HAFAL QURAN

“Jamaah, tolong doakan saya, agar Allah memberi kesempatan 10 detik saja tubuh saya bisa bergerak normal sehingga saya bisa bersujud kepada-Nya,” pinta Syekh Ammar Haitsam Bugis

JAKARTA (gemaislam) – Bagi seorang muslim, dunia adalah tempat ujian dan ladang pahala. Cobaan yang diberikan oleh Allah kepada para hamba-Nya bermacam-macam bentuknya, salah satunya dengan ketidak sempurnaan fisik.

Sebagai seorang Muslim, cobaan tersebut hendaknya disikapi dengan hati yang sabar dan ikhlas. Sebab di balik kekurangan, Allah pasti memberikan kelebihan yang tidak dimiliki orang lain.

Adalah Syaikh Ammar Bugis, pria lumpuh berdarah Makassar yang lahir di Amerika Serikat, 22 Oktober 1986. Nama Bugis diambil dari nama kakek buyutnya yang berasal dari Sulawesi, Syeikh Abdul Muthalib Bugis. Beliau hijrah dari Sulawesi ke Mekkah dan mengajar Tafsir di Masjidil Haram.

Syaikh Ammar lumpuh total sejak usia 2 bulan, hanya mata dan mulutnya yang masih berfungsi, walau nada bicaranya agak tidak jelas. Itu semua tak mengurangi semangatnya untuk hidup dan berarti.

Luar biasa, ditengah keadaan yang serba mustahil, Ammar sudah hafal 30 juz Qur’an sejak usia 11 tahun dalam waktu 2 tahun saja. Tentunya ini adalah kelebihan yang sangat jarang dimiliki oleh anak-anak zaman sekarang.

Mengawalai nasihatnya dihadapan para dosen dan mahasiswa LIPIA Jakarta, Syaikh Ammar mengomentari sebuah pepatah yang mengatakan bahwa akal yang selamat hanyalah terdapat pada badan yang sehat, menuurutnya hal ini kurang tepat.

“Selama ini kita mendengar pepatah bahwa akal yang selamat itu terdapat pada badan yang sehat, padahal semestinya adalah akal yang selamat hanyalah terdapat pada hati yang sehat,”kata Ammar mengawali nasihatnya.

Hal ini, kata Ammar, terdapat didalam hadits “Jika sepotong daging itu baik, maka baiklah seluruhnya. Ketahuilah bahwa ia adalah hati.

Saat beliau menceritakan kesabaran dan ketelatenan ibunya dalam mengurus dan menjaganya sehingga ia saat ini menjadi seorang hafidz Al Quran, para mahasiswa yang hadir menangis tersedu-sedu, bahkan ada beberapa dosen yang bertakbir keras sambil menangis menjerit.

Beliaupun menyayangkan banyak kaum muslimin yang memiliki fisik sempurna tapi hatinya tidak sesempurna fisiknya.“Banyak diantara kita yang memiliki fisik sempurna, tapi hatinya tidak sesuai dengan fisiknya, “katanya.

Beliaupun menyarankan kepada para Mahasiswa agar giat menghafal Al Quran dan jangan mudah putus asa. “Hafalkan Al Quran, lakukan dengan ayat-ayat yang pendek terlebih dahulu, sayapun dulu melakukannya demikian, sampai waktu itu saya bisa menghafal satu juz dalam sehari,” ujarnya.

Setelah kurang lebih satu jam, ceramah di tutup, tiba-tiba seorang dosen dan pakar Ushul Fiqih asal mesir, DR. Azazi menemuinya dan mencium keningnya.

Ahmad Aris, seorang mahasiswa Fakultas Syari’ah yang mendengarkan ceramah beliau, menangis terharu dan merasa termotivasi oleh nasihat Syaikh Ammar.

“Alhamdulillah, ini motivasi yang sangat luar biasa, saya merasa malu terhadap beliau, kondisi saya yang sempurna fisik ini masih belum bisa apa-apa,” kata Aris saat dihubungi gema islam, Rabu malam (26/12).

http://assalimah.com/subhanallah-lumpuh-total-tapi-hafal-quran/



Tujuh Syekh di Kampung Qur’an
updated 25 Desember 2012


''Jamaah, tolong doakan saya, agar Allah memberi kesempatan 10 detik saja tubuh saya bisa bergerak normal sehingga saya bisa bersujud kepada-Nya,'' pinta Syekh Ammar Haitsam Bugis di Daarul Qur'an, Ketapang, Tangerang, Selasa, 25/12.

Permohonan itu diterjemahkan Ustadz Slamet Ibnu Syam selaku sohibul bayt, yang mendampingi tujuh syekh asal Timur Tengah di Kampung Qur'an.

Selain Syekh Ammar Bugis (Saudi), juga Syeikh Ahmad Assyahari, Syeikh Ali Sinan, Syeikh Abdullah As Sajarah, Syeikh Ghamdan Syuroih, Syeikh Miftah Al Wasobi, Syeikh Muhammad Al Hasyidi, Syeikh Ahmad Al kannas. Mereka hadir untuk berbagi ilmu qiro'at Qur'an, pengalaman menghafal Kitabullah, dan menyuntikkan motivasi bagi segenap keluarga besar Kampung Qur'an.

Kehadiran mereka disambut segenap pimpinan Yayasan Daarul Qur'an Indonesia dan PPPA Daarul Qur'an, serta ratusan jamaah dari Aceh sampai Papua.

Ammar Bugis, masih berdarah Makassar. Ia lahir di Amerika Serikat, 22 Oktober 1986. Nama Bugis diambil dari nama kakek buyutnya yang berasal dari Sulawesi, Syekh Abdul Muthalib Bugis. Beliau hijrah dari Sulawesi ke Mekah dan mengajar Tafsir di Masjidil Haram.

Syekh Ammar lumpuh total sejak 2 bulan, hanya mata dan mulutnya yang masih berfungsi, walau nada bicaranya agak tidak jelas. Itu semua tak mengurangi semangatnya untuk hidup dan berarti.

Dengan pendidikan homeschooling, Ammar sudah hafal 30 juz Qur'an sejak usia 13 tahun dalam waktu 2 tahun saja. Ia lulus dari Jurusan Jurnalistik King Abdul Aziz University. Menjadi wartawan olahraga Harian Al Madinah yang terbit di Jeddah, dan kolumnis Harian Ukaz terbitan Riyadh.

Ammar juga menjadi dosen di Universitas Dubai sambil meneruskan pendidikan S-2 di sana atas beasiswa Pangeran Uni Emirat Arab, Hamdan bin Muhammad bin Rasyid Al Maktum Al Fazza.

Kakak lelaki Ammar, Hasan Bugis, tubuhnya normal, seorang pilot Saudi Airline. Sedang adiknya, perempuan, yang juga lumpuh seperti Ammar, adalah seorang dokter.

Selain untuk sujud, 10 detik yang dipinta Ammar Haitsam Bugis juga akan dimanfaatkan untuk membuka mushaf Al Qur'an yang belum pernah dapat dilakukannya sendiri.

Banyak diantara ratusan jamaah menangis terharu mendengar permintaan Syekh Ammar. Termasuk Ustadz Yusuf Mansur yang berada di sebelahnya.

Kepada Pendiri Daarul Qur'an, Syekh Ammar menyatakan ingin memasukkan anaknya, Yusuf (14), ke Ponpes Daarul Qur'an Ketapang. ''Pondok Pesantren Tahfidz Qur'an adalah pendidikan untuk meraih dunia-akhirat,'' tandas Syekh Ammar, yang menuliskan perjuangan hidupnya dalam buku berjudul "Qohir Al Mustahil" (Penakluk Kemustahilan).

Dalam taushiyahnya Ustadz Yusuf Mansur menegaskan, fenomena Syekh Ammar menunjukkan bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah SWT. ''Namun pikiran dan perasaan kita sendiri yang suka memustahilkan diri kita. Akhirnya itu jadi do'a buat kita sendiri,'' katanya.

Dalam sebuah hadits qudsi, Allah SWT menyatakan bahwa ''Aku ini sebagaimana prasangka hamba-Ku.'' Artinya, Allah akan ''menuruti'' persangkaan pikiran dan perasaan manusia akan takdirnya sendiri.

Ustadz Yusuf mencontohkan, banyak orang merasa mustahil bisa naik haji karena kondisinya miskin atau banyak utang. Akibatnya, ya mustahil beneran. Padahal, dengan bersandar pada Allah Yang Maha Kuasa, kemiskinan dan utang bukan hambatan untuk ke Tanah Suci.

Turut memeriahkan silaturahim tersebut, penampilan para santri Daarul Qur'an dalam defile drumband, atraksi senam Daqu, koor hymne dan mars Daqu, serta muhadhoroh (pidato) dwilingual Arab-Inggris.

Acara diakhiri jelang waktu dhuhur dengan menyaksikan bersama pemasangan tiang pancang sebagai peresmian dimulainya pembangunan Masjid Daarul Qur'an.

http://www.daqu.sch.id/content.php?fl=fl_news&mnow=5&modnews=1

http://www.daqu.sch.id/images/sarasehan.jpg

admin
12th January 2013, 02:19 PM
^^^

Dari youtube

4doR4lNRzxE

andi.teguh
4th March 2013, 07:39 PM
buset deh gelar banyak juga yah hafal quran pula