sucyresky
30th December 2014, 12:58 PM
https://img.okezone.com//content/2014/12/30/19/1085540/harga-pertamax-harusnya-rp5-945-liter-ZNpyVHEvmW.jpg
JAKARTA - Ketika harga minyak mentah dunia terus anjlok, seharusnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) baik bersubsidi maupun nonsubsidi di Indonesia juga turut mengalami penurunan. Namun kenyataannya harga pertamax maupun premium masih dipatok dengan harga yang sama.
Menurut hitung-hitungan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas (RTKM), Faisal Basri, dengan menggunakan rumus lama penetapan harga BBM oleh serta merujuk harga minyak dunia sebesar USD65 per barel dan dengan asumsi kurs Rp12 ribu, maka harga pokok RON 92 (pertamax) sebesar Rp5.945 per liter.
Kemudian dengan hitungan kus yang sama dan harga MOPS naik menjasi USD70 per barel, maka harga pokok RON 92 sebesar Rp5.879 per liter. "Lalu, jika asumsi kurs dinaikkan menjadi Rp12.500, maka harganya jadi Rp5.703 per liter jika MOPS seharga USD65 per barel, dan menjadi Rp6.103 per liter jika MOPS sebesar USD70 per barel," ucapnya di markas RKTM di Plaju, Jakarta.
Merujuk dari perhitungan tersebut, ternyata pemerintah memberikan subsidi minus. Jika dihitung dari harga eceran diluar pajak dikurangi harga pokok dari kurs Rp 12 ribu dan MOPS USD65 per barel tersebut maka subsidinya minus Rp 1.896 per liter.
Sama halnya juga jika perhitungan kurs Rp 12 ribu dan harga MOPS USD70 maka subsidinya minus Rp 1.512 per liter. Seharusnya, pemerintah saat ini menurunkan harga BBM. Namun, dengan tetap melihat kemungkinan melonjaknya konsumsi BBM.
"Pajak emisi diterapkan solusi dari saya. Kalau diturunkan lagi, konsumsi BBM tidak karuan lagi. Penurunan itu semacam stimulus saja," tandasnya.
SUMBER : Okezone.com (http://economy.okezone.com/read/2014/12/30/19/1085540/harga-pertamax-harusnya-rp5-945-liter)
JAKARTA - Ketika harga minyak mentah dunia terus anjlok, seharusnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) baik bersubsidi maupun nonsubsidi di Indonesia juga turut mengalami penurunan. Namun kenyataannya harga pertamax maupun premium masih dipatok dengan harga yang sama.
Menurut hitung-hitungan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas (RTKM), Faisal Basri, dengan menggunakan rumus lama penetapan harga BBM oleh serta merujuk harga minyak dunia sebesar USD65 per barel dan dengan asumsi kurs Rp12 ribu, maka harga pokok RON 92 (pertamax) sebesar Rp5.945 per liter.
Kemudian dengan hitungan kus yang sama dan harga MOPS naik menjasi USD70 per barel, maka harga pokok RON 92 sebesar Rp5.879 per liter. "Lalu, jika asumsi kurs dinaikkan menjadi Rp12.500, maka harganya jadi Rp5.703 per liter jika MOPS seharga USD65 per barel, dan menjadi Rp6.103 per liter jika MOPS sebesar USD70 per barel," ucapnya di markas RKTM di Plaju, Jakarta.
Merujuk dari perhitungan tersebut, ternyata pemerintah memberikan subsidi minus. Jika dihitung dari harga eceran diluar pajak dikurangi harga pokok dari kurs Rp 12 ribu dan MOPS USD65 per barel tersebut maka subsidinya minus Rp 1.896 per liter.
Sama halnya juga jika perhitungan kurs Rp 12 ribu dan harga MOPS USD70 maka subsidinya minus Rp 1.512 per liter. Seharusnya, pemerintah saat ini menurunkan harga BBM. Namun, dengan tetap melihat kemungkinan melonjaknya konsumsi BBM.
"Pajak emisi diterapkan solusi dari saya. Kalau diturunkan lagi, konsumsi BBM tidak karuan lagi. Penurunan itu semacam stimulus saja," tandasnya.
SUMBER : Okezone.com (http://economy.okezone.com/read/2014/12/30/19/1085540/harga-pertamax-harusnya-rp5-945-liter)