supry
26th January 2015, 04:16 PM
http://jakartagreater.com/wp-content/uploads/2013/09/putin.jpg
Perdana Menteri Australia Kevin Rudd mengingatkan warga Australia untuk segera angkat kaki dari Suriah, di tengah rencana aksi militer Amerika Serikat dan Perancis terhadap Suriah.
“Saya tekankan sekali lagi. Jika ada warga Australia yang masih berada di Suriah, segera pergi dari sana. Ini bukan waktu untuk bermain-main,” tegas Rudd seperti dilansir News.com.au, Sabtu (31/8/2013).
Pernyataan Kevin Ruud muncul setelah AS dan Perancis semakin menegaskan sikapnya, bahwa harus ada aksi militer terhadap Rezim Presiden Suriah Bashar Assad, atas penggunaan senjata kimia dalam melawan oposisi.
Dalam masa-masa terakhir sebelum dilakukannya serangan oleh AS, Presiden Rusia Vladimir Putin, menggertak AS untuk membuktikan tuduhannya bahwa Suriah menggunakan senjata kimia.
Dengan garang Putin menantang AS untuk membuktikan tuduhannya itu kepada PBB. Bahkan Putin mengeluarkan kata-kata “utter nonsense” (omong kosong) jika pemerintah Suriah memprovokasi musuhnya dengan serangan senjata kimiat.
Putin mengatakan, kegagalan AS untuk menghadirkan bukti ke komunitas internasional adalah sesuatu yang memalukan.
“Jika memang ada bukti, harus ditunjukkan. Jika tidak ditunjukkan berarti tidak ada Bukti”, ujar Vladimir Putin seperti ikutip bbc.co.uk 31/8/2013.
Vladimir Putin mengaku terkejut dengan sikap Inggris yang akhirnya menolak serangan militer ke Suriah. Putin mengatakan meski Inggris adalah Sekutu terdekat AS, namun mereka masih menggunakan akal sehat dan nilai-nilai moral bangsa.
Sebelumnya, dalam perdebatan di parlemen Perdana Menteri Inggris David Cameroon, tidak bisa membuktikan bahwa Suriah menggunakan senjata kimia terhadap oposisi. Sebagian anggota Parlemen juga mengingatkan Inggris agar tidak mengulang kebodohan pada kasus serangan miiter ke Irak dengan alasan adanya senjata pemusnah massal Saddam Hussein.
Sekarang semua sedang menunggu, akankah AS dan Perancis jadi melakukan aksi militer ?. Suriah senndiri mengaku siap melakukan perlawanan jika negara mereka diserang.
Adapun posisi kekuatan militer di wilayah Suriah adalah:-Arleigh Burke-class destroyer (154 meter): USS Gravely, USS Ramage, USS Barry dan USS Mahan di laut Mediterania Timur yang semuanya membawa rudal jelajah tomahawk. Rudal tersebut juga bisa ditembakkan melalui kapal selam, namun AS tidak mau menyebut lokasi kapal selam mereka. Tomahawk memiliki jangkauan 1600 km denga hulu ledak bervariasi 450kg-1360kg.
-Kapal Induk USS Nimitz (330 meter dengan 85 fighter) dan USS Harry S Truman dalam wilayah lebih luas
-Fighter F-16s jangkauan 3220 km di Pangkalan Militer Incirlik dan Izmir, Turki, serta kemungkinan melibatkan Jordan jika serangan udara dilakukan.
-Fighter F15E Strike Eagles yang dilengkapi navigasi dan target sistem “Lantirn” untuk meningkatkan akurasi serangan lewat infra merah atau bom berpandu laser. Fighter ini memiliki terrain-following radar, sehingga bisa melakukan penerbangan autopilot mengikuti kontur bumi di ketinggian 30 meter.-Kapal Induk Perancis tenaga nuklir Charles de Gaulle (262 meter dengan 40 fighter) yang berada di Toulon, Mediterania Barat.
-Pesawat temur Rafale dan Mirage Perancis yang bisa beroperasi dari Pangkalan Udara Al-Dhahra airbase, UAE.
Perdana Menteri Australia Kevin Rudd mengingatkan warga Australia untuk segera angkat kaki dari Suriah, di tengah rencana aksi militer Amerika Serikat dan Perancis terhadap Suriah.
“Saya tekankan sekali lagi. Jika ada warga Australia yang masih berada di Suriah, segera pergi dari sana. Ini bukan waktu untuk bermain-main,” tegas Rudd seperti dilansir News.com.au, Sabtu (31/8/2013).
Pernyataan Kevin Ruud muncul setelah AS dan Perancis semakin menegaskan sikapnya, bahwa harus ada aksi militer terhadap Rezim Presiden Suriah Bashar Assad, atas penggunaan senjata kimia dalam melawan oposisi.
Dalam masa-masa terakhir sebelum dilakukannya serangan oleh AS, Presiden Rusia Vladimir Putin, menggertak AS untuk membuktikan tuduhannya bahwa Suriah menggunakan senjata kimia.
Dengan garang Putin menantang AS untuk membuktikan tuduhannya itu kepada PBB. Bahkan Putin mengeluarkan kata-kata “utter nonsense” (omong kosong) jika pemerintah Suriah memprovokasi musuhnya dengan serangan senjata kimiat.
Putin mengatakan, kegagalan AS untuk menghadirkan bukti ke komunitas internasional adalah sesuatu yang memalukan.
“Jika memang ada bukti, harus ditunjukkan. Jika tidak ditunjukkan berarti tidak ada Bukti”, ujar Vladimir Putin seperti ikutip bbc.co.uk 31/8/2013.
Vladimir Putin mengaku terkejut dengan sikap Inggris yang akhirnya menolak serangan militer ke Suriah. Putin mengatakan meski Inggris adalah Sekutu terdekat AS, namun mereka masih menggunakan akal sehat dan nilai-nilai moral bangsa.
Sebelumnya, dalam perdebatan di parlemen Perdana Menteri Inggris David Cameroon, tidak bisa membuktikan bahwa Suriah menggunakan senjata kimia terhadap oposisi. Sebagian anggota Parlemen juga mengingatkan Inggris agar tidak mengulang kebodohan pada kasus serangan miiter ke Irak dengan alasan adanya senjata pemusnah massal Saddam Hussein.
Sekarang semua sedang menunggu, akankah AS dan Perancis jadi melakukan aksi militer ?. Suriah senndiri mengaku siap melakukan perlawanan jika negara mereka diserang.
Adapun posisi kekuatan militer di wilayah Suriah adalah:-Arleigh Burke-class destroyer (154 meter): USS Gravely, USS Ramage, USS Barry dan USS Mahan di laut Mediterania Timur yang semuanya membawa rudal jelajah tomahawk. Rudal tersebut juga bisa ditembakkan melalui kapal selam, namun AS tidak mau menyebut lokasi kapal selam mereka. Tomahawk memiliki jangkauan 1600 km denga hulu ledak bervariasi 450kg-1360kg.
-Kapal Induk USS Nimitz (330 meter dengan 85 fighter) dan USS Harry S Truman dalam wilayah lebih luas
-Fighter F-16s jangkauan 3220 km di Pangkalan Militer Incirlik dan Izmir, Turki, serta kemungkinan melibatkan Jordan jika serangan udara dilakukan.
-Fighter F15E Strike Eagles yang dilengkapi navigasi dan target sistem “Lantirn” untuk meningkatkan akurasi serangan lewat infra merah atau bom berpandu laser. Fighter ini memiliki terrain-following radar, sehingga bisa melakukan penerbangan autopilot mengikuti kontur bumi di ketinggian 30 meter.-Kapal Induk Perancis tenaga nuklir Charles de Gaulle (262 meter dengan 40 fighter) yang berada di Toulon, Mediterania Barat.
-Pesawat temur Rafale dan Mirage Perancis yang bisa beroperasi dari Pangkalan Udara Al-Dhahra airbase, UAE.