nonasakamoto
7th February 2015, 09:53 PM
Gandeng Malaysia, Hendropriyono mau bikin mobil nasional
http://www.merdeka.com/uang/gandeng-malaysia-hendropriyono-mau-bikin-mobil-nasional.html
http://cdn.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2015/02/06/496319/670x335/gandeng-malaysia-hendropriyono-mau-bikin-mobil-nasional-rev-1.jpg
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo berambisi mewujudkan mobil nasional Indonesia. Indonesia akan menggandeng pabrikan otomotif asal Malaysia, Proton untuk mewujudkan ambisi Jokowi ini.
PT Adiperkasa Citra Lestari, perusahaan milik mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Abdullah Mahmud Hendropriyono, menjadi pihak yang akan melakukan penjajakan.
Dilansir dari laman abcnews.com, Jumat (6/2), Proton bersama PT Adiperkasa Citra Lestari akan melakukan studi kelaikan atau feasibility study dan peluang kerja sama dalam mewujudkan mobil nasional.
Bos Proton Mahathir Mohamad mengatakan studi kelaikan diperkirakan selesai dalam enam bulan ke depan. Sektor otomotif Indonesia diakui menjadi potensi pasar menggiurkan. Di mana data mencatat penjualan mobil di Indonesia tahun lalu mencapai lebih dari satu juta unit.
"Kita tertarik membuat joint venture (usaha patungan) dan menghasilkan mobil ASEAN," ujarnya.
Hendropriyono menegaskan proyek ini akan sangat bagus untuk perkembangan industri otomotif Indonesia dan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia lokal melalui alih teknologi.
Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara kedua belah pihak disaksikan oleh Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, MS Hidayat memberikan masukan untuk pemerintah baru yang ingin membangun mobil nasional (Mobnas). Dalam mengembangkan program ini, pemerintah baru harus belajar dari kegagalan pengusaha Tommy Soeharto dan Bimantara beberapa waktu lalu.
Menurut Hidayat, menciptakan mobil nasional tidak mudah. Ini membutuhkan investasi yang sangat besar serta membutuhkan struktur industri permobilan teknologi tinggi serta kompetisi secara global.
"Di masa yang lalu beberapa swasta besar mulai dari Tommy, Bimantara dan sebagainya, akhirnya tidak sukses. Kalau mau dimulai, pemerintah yang baru nanti mesti diputuskan, siapa yang bersedia memulai investasi lebih awal," ucap Hidayat.
Secara ekonomi, bila ingin mewujudkan mobil nasional maka minimal angka produksi adalah 30.000 unit per tahun. Pemerintah baru juga bisa mencontoh Malaysia yang telah memproduksi mobil nasionalnya dengan merek Proton. Meski demikian, Proton dinilai juga belum sukses.
"Proton pun setelah sekian puluh tahun dia belum profitable. Dalam arti sebagai perusahaan. Jadi masih disubsidi pemerintah. Tapi kalau ini kebutuhan politik, saya kira dimulai saja."
Menciptakan mobil nasional membutuhkan industri komponen yang cukup banyak. Kandungan konten lokal dalam mobil nasional minimal 85 persen. Kondisi ini juga sudah tercapai di industri otomotif nasional yang kandungan konten lokalnya mencapai 80 sampai 85 persen.
Dia mengingatkan dalam industri otomotif, jangan seperti pembuatan mobil yang lalu, yang sebagian besar komponen dan mesinnya masih impor.
"Kalau sekarang bisa dimulai hanya, berkali-kali saya menyampaikan, industri mobil ini sangat berat karena dia capital intensive di sisi lain dia juga labour intensive. Capital intensive dibutuhkan pemodal, investasi besar itu bisa pemerintah bisa swasta," katanya.
http://www.merdeka.com/uang/gandeng-malaysia-hendropriyono-mau-bikin-mobil-nasional.html
http://cdn.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2015/02/06/496319/670x335/gandeng-malaysia-hendropriyono-mau-bikin-mobil-nasional-rev-1.jpg
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo berambisi mewujudkan mobil nasional Indonesia. Indonesia akan menggandeng pabrikan otomotif asal Malaysia, Proton untuk mewujudkan ambisi Jokowi ini.
PT Adiperkasa Citra Lestari, perusahaan milik mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Abdullah Mahmud Hendropriyono, menjadi pihak yang akan melakukan penjajakan.
Dilansir dari laman abcnews.com, Jumat (6/2), Proton bersama PT Adiperkasa Citra Lestari akan melakukan studi kelaikan atau feasibility study dan peluang kerja sama dalam mewujudkan mobil nasional.
Bos Proton Mahathir Mohamad mengatakan studi kelaikan diperkirakan selesai dalam enam bulan ke depan. Sektor otomotif Indonesia diakui menjadi potensi pasar menggiurkan. Di mana data mencatat penjualan mobil di Indonesia tahun lalu mencapai lebih dari satu juta unit.
"Kita tertarik membuat joint venture (usaha patungan) dan menghasilkan mobil ASEAN," ujarnya.
Hendropriyono menegaskan proyek ini akan sangat bagus untuk perkembangan industri otomotif Indonesia dan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia lokal melalui alih teknologi.
Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara kedua belah pihak disaksikan oleh Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, MS Hidayat memberikan masukan untuk pemerintah baru yang ingin membangun mobil nasional (Mobnas). Dalam mengembangkan program ini, pemerintah baru harus belajar dari kegagalan pengusaha Tommy Soeharto dan Bimantara beberapa waktu lalu.
Menurut Hidayat, menciptakan mobil nasional tidak mudah. Ini membutuhkan investasi yang sangat besar serta membutuhkan struktur industri permobilan teknologi tinggi serta kompetisi secara global.
"Di masa yang lalu beberapa swasta besar mulai dari Tommy, Bimantara dan sebagainya, akhirnya tidak sukses. Kalau mau dimulai, pemerintah yang baru nanti mesti diputuskan, siapa yang bersedia memulai investasi lebih awal," ucap Hidayat.
Secara ekonomi, bila ingin mewujudkan mobil nasional maka minimal angka produksi adalah 30.000 unit per tahun. Pemerintah baru juga bisa mencontoh Malaysia yang telah memproduksi mobil nasionalnya dengan merek Proton. Meski demikian, Proton dinilai juga belum sukses.
"Proton pun setelah sekian puluh tahun dia belum profitable. Dalam arti sebagai perusahaan. Jadi masih disubsidi pemerintah. Tapi kalau ini kebutuhan politik, saya kira dimulai saja."
Menciptakan mobil nasional membutuhkan industri komponen yang cukup banyak. Kandungan konten lokal dalam mobil nasional minimal 85 persen. Kondisi ini juga sudah tercapai di industri otomotif nasional yang kandungan konten lokalnya mencapai 80 sampai 85 persen.
Dia mengingatkan dalam industri otomotif, jangan seperti pembuatan mobil yang lalu, yang sebagian besar komponen dan mesinnya masih impor.
"Kalau sekarang bisa dimulai hanya, berkali-kali saya menyampaikan, industri mobil ini sangat berat karena dia capital intensive di sisi lain dia juga labour intensive. Capital intensive dibutuhkan pemodal, investasi besar itu bisa pemerintah bisa swasta," katanya.