sucyresky
10th March 2015, 09:08 AM
https://img.okezone.com//content/2015/03/09/320/1116051/bertambahnya-jumlah-orang-miskin-bisa-diintervensi-pemerintah-pMZ4LuZVFc.jpg
JAKARTA – Pemerintah dalam beberapa waktu belakangan telah menaikkan harga beberapa komoditas hampir secara bersamaan. Seperti, bahan bakar minyak (BBM), beras, Elpiji, dan rencana pengenaan pajak serta kenaikan tarif tol.
Pengamat sosial, Sairi Hasbullah, mengatakan, kenaikan harga-harga tersebut memang diperkirakan tidak berpengaruh terhadap bertambahnya jumlah warga miskin di Indonesia. Namun, dirinya meyakini jika pemerintah tidak melakukan intervensi maka tidak menutup kemungkinan jumlah warga miskin akan bertambah.
"Seperti kemarin harga beras naik, Bulog langsung lakukan intervensi. Jadi, kenaikan harga itu enggak berpengaruh sama jumlah penduduk miskin," tuturnya saat dihubungi Okezone, Selasa (10/3/2015).
Memang, lanjut Sairi, kenaikan harga BBM dan tarif tol tidak berpengaruh langsung kepada masyarakat golongan miskin. Namun, harus diingat bahwa hal tersebut juga berpengaruh terhadap biaya pendistribusian bahan-bahan pangan, yang ujung-ujungnya juga akan melukai rakyat kecil.
"Naiknya tol tarif itu pengaruh ke kelas menengah. Tidak akan berpengaruh ke rakyat miskin apabila distribusi barang dan jasa dikendalikan secara baik oleh pemerintah. Tapi kalau tidak, itu juga akan berpengaruh juga, karena lambat laun harga-harga lain juga akan terpengaruh naik," imbuhnya.
Oleh karena itu, selain bisa menaikkan sejumlah harga-harga, pemerintah juga dituntut untuk mampu melakukan intervensi di berbagai sektor untuk mengendalikan kenaikan jumlah penduduk miskin akibat naiknya harga-harga tersebut.
"Jadi, bergantung intervensi pemerintah efektif atau tidak. Kalau tidak efektif maka akan terpengaruh secara langusng," jelasnya.
Sekadar diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia terus mengalami penurunan. Maret 2014, jumlah penduduk turun menjadi 28,28 juta orang atau 11,25 persen dari September 2013 yang berjumlah 28,55 juta orang atau 11,47 persen. Sedangkan data terakhir pada September 2014, jumlah warga miskin turun menjadi 27,72 juta atau 10,96 persen dari jumlah penduduk.
SUMBER : Okezone.com (http://economy.okezone.com/read/2015/03/09/320/1116051/bertambahnya-jumlah-orang-miskin-bisa-diintervensi-pemerintah)
JAKARTA – Pemerintah dalam beberapa waktu belakangan telah menaikkan harga beberapa komoditas hampir secara bersamaan. Seperti, bahan bakar minyak (BBM), beras, Elpiji, dan rencana pengenaan pajak serta kenaikan tarif tol.
Pengamat sosial, Sairi Hasbullah, mengatakan, kenaikan harga-harga tersebut memang diperkirakan tidak berpengaruh terhadap bertambahnya jumlah warga miskin di Indonesia. Namun, dirinya meyakini jika pemerintah tidak melakukan intervensi maka tidak menutup kemungkinan jumlah warga miskin akan bertambah.
"Seperti kemarin harga beras naik, Bulog langsung lakukan intervensi. Jadi, kenaikan harga itu enggak berpengaruh sama jumlah penduduk miskin," tuturnya saat dihubungi Okezone, Selasa (10/3/2015).
Memang, lanjut Sairi, kenaikan harga BBM dan tarif tol tidak berpengaruh langsung kepada masyarakat golongan miskin. Namun, harus diingat bahwa hal tersebut juga berpengaruh terhadap biaya pendistribusian bahan-bahan pangan, yang ujung-ujungnya juga akan melukai rakyat kecil.
"Naiknya tol tarif itu pengaruh ke kelas menengah. Tidak akan berpengaruh ke rakyat miskin apabila distribusi barang dan jasa dikendalikan secara baik oleh pemerintah. Tapi kalau tidak, itu juga akan berpengaruh juga, karena lambat laun harga-harga lain juga akan terpengaruh naik," imbuhnya.
Oleh karena itu, selain bisa menaikkan sejumlah harga-harga, pemerintah juga dituntut untuk mampu melakukan intervensi di berbagai sektor untuk mengendalikan kenaikan jumlah penduduk miskin akibat naiknya harga-harga tersebut.
"Jadi, bergantung intervensi pemerintah efektif atau tidak. Kalau tidak efektif maka akan terpengaruh secara langusng," jelasnya.
Sekadar diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia terus mengalami penurunan. Maret 2014, jumlah penduduk turun menjadi 28,28 juta orang atau 11,25 persen dari September 2013 yang berjumlah 28,55 juta orang atau 11,47 persen. Sedangkan data terakhir pada September 2014, jumlah warga miskin turun menjadi 27,72 juta atau 10,96 persen dari jumlah penduduk.
SUMBER : Okezone.com (http://economy.okezone.com/read/2015/03/09/320/1116051/bertambahnya-jumlah-orang-miskin-bisa-diintervensi-pemerintah)