sucyresky
10th March 2015, 09:10 AM
https://img.okezone.com//content/2015/03/09/20/1116068/peritel-takut-bebankan-biaya-materai-ke-konsumen-4Q2Iew66xR.jpg
JAKARTA – Pemerintah, dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, telah mengingatkan pelaku ritel harus menyertakan bea materai untuk nominal belanja di atas Rp250 ribu. Peraturan yang sudah lama ada ini hingga kini belum juga diterapkan oleh peritel.
Pengamat pajak dari Universitas Pelita Harapan (UPH) mengungkapkan bahwa peritel masih takut mengaplikasikannya.
“Peritel mungkin masih takut membebankan bea materai tersebut, karena takut kehilangan konsumen. Konsumen pasti menganggap hal tersebut sebagai beban,” kata dia saat dihubungi Okezone, Selasa (10/3/2015).
Roni menuturkan, dalam menerapkan regulasi ini, pemerintah harus berhati-hati, karena ditakutkan akan merugikan negara.
“Bea materai ini nanti ke depannya pasti akan jalan, tetapi harus hati-hati. Jangan sampai penjual (peritel) dianggap merugikan negara,” tutur dia.
Menurutnya, beberapa lembaga pemerintah harus ada yang ikut andil dalam berkoordinasi dalam pengaplikasian beban bea materai ini.
“Ditjen Pajak dan BPK dalam hal ini harus koordinasi tentang regulasi tersebut. Apakah penjual atau peritel (dalam hal ini tidak menagih bea materai kepada konsumen) tersebut akan merugikan negara atau tidak. Hal ini dilihat dari kacamata hukum secara luas,” tandasnya.
SUMBER : Okezone.com (http://economy.okezone.com/read/2015/03/09/20/1116068/peritel-takut-bebankan-biaya-materai-ke-konsumen)
JAKARTA – Pemerintah, dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, telah mengingatkan pelaku ritel harus menyertakan bea materai untuk nominal belanja di atas Rp250 ribu. Peraturan yang sudah lama ada ini hingga kini belum juga diterapkan oleh peritel.
Pengamat pajak dari Universitas Pelita Harapan (UPH) mengungkapkan bahwa peritel masih takut mengaplikasikannya.
“Peritel mungkin masih takut membebankan bea materai tersebut, karena takut kehilangan konsumen. Konsumen pasti menganggap hal tersebut sebagai beban,” kata dia saat dihubungi Okezone, Selasa (10/3/2015).
Roni menuturkan, dalam menerapkan regulasi ini, pemerintah harus berhati-hati, karena ditakutkan akan merugikan negara.
“Bea materai ini nanti ke depannya pasti akan jalan, tetapi harus hati-hati. Jangan sampai penjual (peritel) dianggap merugikan negara,” tutur dia.
Menurutnya, beberapa lembaga pemerintah harus ada yang ikut andil dalam berkoordinasi dalam pengaplikasian beban bea materai ini.
“Ditjen Pajak dan BPK dalam hal ini harus koordinasi tentang regulasi tersebut. Apakah penjual atau peritel (dalam hal ini tidak menagih bea materai kepada konsumen) tersebut akan merugikan negara atau tidak. Hal ini dilihat dari kacamata hukum secara luas,” tandasnya.
SUMBER : Okezone.com (http://economy.okezone.com/read/2015/03/09/20/1116068/peritel-takut-bebankan-biaya-materai-ke-konsumen)