sucyresky
5th April 2015, 09:48 AM
https://img.okezone.com//content/2015/04/02/457/1128434/atur-keuangan-saat-ongkos-angkot-semakin-mahal-L3TkG1AQzv.jpg
JAKARTA - Seiring dengan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, tarif beberapa transportasi massal seperti angkutan umum dan kereta api juga mulai naik. Dengan demikian mau tidak mau kita harus menambah biaya pengeluaran atau ongkos sehari-hari untuk bekerja.
Menurut Perencana Keuangan Andy Nugroho hanya ada dua jalan yang paling konservatif untuk menanggulangi kenaikan ongkos bekerja, yakni menambah pemasukan atau mengurangi pengeluaran. Namun, dengan pekerjaan yang padat, agaknya tidak semua orang bisa mencari pemasukan lebih dengan pekerjaan sampingan.
"Jadi saya rasa yang paling memungkinkan itu mengurangi pengeluaran. Kita bisa mencari pekerjaan tambahan, tapi repot juga," ujarnya kepada Okezone, Minggu (5/4/2015).
Andy menyebut ada beberapa pos pengeluaran yang dapat kurangi guna menutupi kebutuhan ongkos yang semakin meningkat. Salah satu yang direkomendasikan adalah mengurangi pos pengeluaran untuk bersenang-senang.
"Seperti untuk jajan, jalan-jalan, atau sekedar nongkrong dengan teman-teman mungkin bisa dikurangi dulu. Ongkos kita bekerja itu kan tidak bisa dikurangi, kita kan memang butuh ongkos untuk bekerja," ucapnya.
Namun menurutnya, setiap orang dapat berbeda-beda dalam mengorbankan pos-pos pengeluarannya tergantung kebutuhan masing-masing. Jika masih lajang, banyak pos yang bisa dialokasikan terlebih dahulu, seperti dana untuk hobi dan shopping. Namun dirinya menegaskan agar tidak mengganggu sektor tabungan.
SUMBER : Okezone.com (http://economy.okezone.com/read/2015/04/02/457/1128434/atur-keuangan-saat-ongkos-angkot-semakin-mahal)
JAKARTA - Seiring dengan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, tarif beberapa transportasi massal seperti angkutan umum dan kereta api juga mulai naik. Dengan demikian mau tidak mau kita harus menambah biaya pengeluaran atau ongkos sehari-hari untuk bekerja.
Menurut Perencana Keuangan Andy Nugroho hanya ada dua jalan yang paling konservatif untuk menanggulangi kenaikan ongkos bekerja, yakni menambah pemasukan atau mengurangi pengeluaran. Namun, dengan pekerjaan yang padat, agaknya tidak semua orang bisa mencari pemasukan lebih dengan pekerjaan sampingan.
"Jadi saya rasa yang paling memungkinkan itu mengurangi pengeluaran. Kita bisa mencari pekerjaan tambahan, tapi repot juga," ujarnya kepada Okezone, Minggu (5/4/2015).
Andy menyebut ada beberapa pos pengeluaran yang dapat kurangi guna menutupi kebutuhan ongkos yang semakin meningkat. Salah satu yang direkomendasikan adalah mengurangi pos pengeluaran untuk bersenang-senang.
"Seperti untuk jajan, jalan-jalan, atau sekedar nongkrong dengan teman-teman mungkin bisa dikurangi dulu. Ongkos kita bekerja itu kan tidak bisa dikurangi, kita kan memang butuh ongkos untuk bekerja," ucapnya.
Namun menurutnya, setiap orang dapat berbeda-beda dalam mengorbankan pos-pos pengeluarannya tergantung kebutuhan masing-masing. Jika masih lajang, banyak pos yang bisa dialokasikan terlebih dahulu, seperti dana untuk hobi dan shopping. Namun dirinya menegaskan agar tidak mengganggu sektor tabungan.
SUMBER : Okezone.com (http://economy.okezone.com/read/2015/04/02/457/1128434/atur-keuangan-saat-ongkos-angkot-semakin-mahal)