sucyresky
14th May 2015, 09:25 AM
https://img.okezone.com//content/2015/05/14/20/1149568/rencana-kerja-pemerintah-kembali-dibahas-tiap-kementerian-FDFnNe5sxS.jpg
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin sidang kabinet (sidkab) paripurna dengan membahas Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2016. Namun, rapat tersebut belum menghasilkan apa-apa, karena akan dikembalikan lagi ke kementerian masing-masing untuk diperiksa lebih lanjut.
"RKP kan pemaparan rancangan akhir. ini sedang dikembalikan ke kementerian-kementerian untuk diperiksa lagi," sebut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/5/2015) malam.
Andrinof menambahkan, untuk asumsi makro seperti pertumbuhan ekonomi, nilai tukar Rupiah hingga inflasi pada RKP 2016 akan diputuskan setelah diadakan rapat terbatas.
"Belum keluar (asumsi makro). Itu diputusan nanti dirapat terbatas," jelasnya.
Menurut Andrinof, pembentukan RKP 2016 pada dasarnya masih sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019. Namun, dirinya membenarkan, pertumbuhan ekonomi tahun depan dipatok sekira 6-6,6 persen.
"Ya, nanti dipaparkan sesuai RPJMN," tukasnya.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada 2016 dapat mencapai 6-6,6 persen. Itu dengan peningkatan kualitas dan optimalisasi belanja negara, serta tetap mengupayakan efisiensi fiskal melalui penurunan defisit anggaran.
"Kami sampaikan indikasi awal untuk proyeksi pagu indikatif 2016 adalah pertumbuhan ekonomi 6-6,6 persen," jelas Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani belum lama ini.
Ia memperkirakan, akan terjadi sejumlah peningkatan alokasi APBN 2016 untuk belanja infrastrukur, pendidikan, kesehatan, serta perlindungan sosial. "Hal itu sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019," ujar dia.
Dia menuturkan, alokasi dana desa, juga akan ditingkatkan pada 2016 dari Rp20,7 triliun pada APBN Perubahan 2015. Namun, lanjut dia, besarannya tergantung efektivitas dan penyerapan anggaran pembangunan desa itu pada 2015.
Selain pertumbuhan ekonomi 6-6,6 persen, pemerintah juga memproyeksikan asumsi makro pada 2016 yakni laju inflasi 3-5 persen, tingkat bunga SPN 3 bulan 4-6 persen, nilai tukar rupiah Rp12.700-Rp13.100 per USD, harga minyak mentah Indonesia 60-80 dolar AS per barel, lifting minyak 830-850 ribu barel per hari, dan lifting gas 1,1-1,2 juta barel setara minyak per hari.
SUMBER : Okezone.com (http://economy.okezone.com/read/2015/05/14/20/1149568/rencana-kerja-pemerintah-kembali-dibahas-tiap-kementerian)
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin sidang kabinet (sidkab) paripurna dengan membahas Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2016. Namun, rapat tersebut belum menghasilkan apa-apa, karena akan dikembalikan lagi ke kementerian masing-masing untuk diperiksa lebih lanjut.
"RKP kan pemaparan rancangan akhir. ini sedang dikembalikan ke kementerian-kementerian untuk diperiksa lagi," sebut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/5/2015) malam.
Andrinof menambahkan, untuk asumsi makro seperti pertumbuhan ekonomi, nilai tukar Rupiah hingga inflasi pada RKP 2016 akan diputuskan setelah diadakan rapat terbatas.
"Belum keluar (asumsi makro). Itu diputusan nanti dirapat terbatas," jelasnya.
Menurut Andrinof, pembentukan RKP 2016 pada dasarnya masih sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019. Namun, dirinya membenarkan, pertumbuhan ekonomi tahun depan dipatok sekira 6-6,6 persen.
"Ya, nanti dipaparkan sesuai RPJMN," tukasnya.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada 2016 dapat mencapai 6-6,6 persen. Itu dengan peningkatan kualitas dan optimalisasi belanja negara, serta tetap mengupayakan efisiensi fiskal melalui penurunan defisit anggaran.
"Kami sampaikan indikasi awal untuk proyeksi pagu indikatif 2016 adalah pertumbuhan ekonomi 6-6,6 persen," jelas Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani belum lama ini.
Ia memperkirakan, akan terjadi sejumlah peningkatan alokasi APBN 2016 untuk belanja infrastrukur, pendidikan, kesehatan, serta perlindungan sosial. "Hal itu sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019," ujar dia.
Dia menuturkan, alokasi dana desa, juga akan ditingkatkan pada 2016 dari Rp20,7 triliun pada APBN Perubahan 2015. Namun, lanjut dia, besarannya tergantung efektivitas dan penyerapan anggaran pembangunan desa itu pada 2015.
Selain pertumbuhan ekonomi 6-6,6 persen, pemerintah juga memproyeksikan asumsi makro pada 2016 yakni laju inflasi 3-5 persen, tingkat bunga SPN 3 bulan 4-6 persen, nilai tukar rupiah Rp12.700-Rp13.100 per USD, harga minyak mentah Indonesia 60-80 dolar AS per barel, lifting minyak 830-850 ribu barel per hari, dan lifting gas 1,1-1,2 juta barel setara minyak per hari.
SUMBER : Okezone.com (http://economy.okezone.com/read/2015/05/14/20/1149568/rencana-kerja-pemerintah-kembali-dibahas-tiap-kementerian)