sucyresky
18th May 2015, 07:51 AM
https://img.okezone.com//content/2015/05/17/19/1150889/langkah-pemerintah-intervensi-harga-pertamax-dinilai-aneh-wdHRe3NIzy.jpg
JAKARTA - Batalnya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsisdi atau Pertamax cs diketahui karena adanya intervensi dari Pemerintah. Namun, yang disayangkan, mengapa Pemerintah baru menanggapi rencana kenaikan tersebut setelah diketahui publik.
"Tentu ada intervensi dari pemerintah. Tetapi kenapa intervensinya ketika sudah disampaikan ke publik," ujar pengamat energi dari ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro kepada Okezone di Jakarta.
Menurutnya hal ini jelas menunjukan lemahnya koordinasi antara PT Pertamina (Persero), Kementerian ESDM, Kementerian BUMN dan Instansi terkait lainnya.
"Jelas yang dominan terlihat adalah koordinasi di Pemerintah dan instansi cukup lemah. Seharusnya dimatangkan dulu di internal, baru kemudian disampaikan ke publik," imbuhnya.
http://i.okezone.tv/photos/2014/11/24/17363/108162_medium.jpg
Pengguna BBM Pertamax Meningkat
Komaidi menilai, dengan lemahnya koordinasi ditingkat regulator justru masyarakatlah yang akan menjadi korban. Masyarakat juga akan menilai bahwa Pemerintah saat ini tidak konsisten.
Seperti diketahui, Pertamina sebelumnya telah mengumumkan kenaikan Pertamax sebesar Rp800 menjadi Rp9.600. Namun, sontak kenaikan itu dibatalkan oleh Pertamina yang disinyalir karena ada tekanan dari Pemerintah.
SUMBER : Okezone.com (http://economy.okezone.com/read/2015/05/17/19/1150889/langkah-pemerintah-intervensi-harga-pertamax-dinilai-aneh)
JAKARTA - Batalnya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsisdi atau Pertamax cs diketahui karena adanya intervensi dari Pemerintah. Namun, yang disayangkan, mengapa Pemerintah baru menanggapi rencana kenaikan tersebut setelah diketahui publik.
"Tentu ada intervensi dari pemerintah. Tetapi kenapa intervensinya ketika sudah disampaikan ke publik," ujar pengamat energi dari ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro kepada Okezone di Jakarta.
Menurutnya hal ini jelas menunjukan lemahnya koordinasi antara PT Pertamina (Persero), Kementerian ESDM, Kementerian BUMN dan Instansi terkait lainnya.
"Jelas yang dominan terlihat adalah koordinasi di Pemerintah dan instansi cukup lemah. Seharusnya dimatangkan dulu di internal, baru kemudian disampaikan ke publik," imbuhnya.
http://i.okezone.tv/photos/2014/11/24/17363/108162_medium.jpg
Pengguna BBM Pertamax Meningkat
Komaidi menilai, dengan lemahnya koordinasi ditingkat regulator justru masyarakatlah yang akan menjadi korban. Masyarakat juga akan menilai bahwa Pemerintah saat ini tidak konsisten.
Seperti diketahui, Pertamina sebelumnya telah mengumumkan kenaikan Pertamax sebesar Rp800 menjadi Rp9.600. Namun, sontak kenaikan itu dibatalkan oleh Pertamina yang disinyalir karena ada tekanan dari Pemerintah.
SUMBER : Okezone.com (http://economy.okezone.com/read/2015/05/17/19/1150889/langkah-pemerintah-intervensi-harga-pertamax-dinilai-aneh)