sucyresky
11th June 2015, 07:27 AM
https://img.okezone.com//content/2015/06/10/278/1163077/rupiah-melemah-akibat-likuditas-ditarik-asing-QJXH2ivZOt.jpg
JAKARTA – Nilai tukar Rupiah hingga kini masih mengalami tekanan di kisaran Rp13.400 per USD. Faktor eksternal atau global dinilai masih mendominasi sentimen naik turunnya Rupiah.
Analis Pefindo Guntur Tri Hariyanto mengatakan, pelemahan Rupiah masih didorong oleh sentimen global terutama terkait dengan perbaikan ekonomi Amerika Serikat (AS). Data tenaga kerja yang melebihi ekspektasi mendorong spekulasi membaiknya ekonomi AS lebih cepat dari yang diperkirakan.
"Hal ini berdampak pada pada penarikan dana dari berbagai pasar negara berkembang, termasuk Indonesia," ungkapnya kepada Okezone, Kamis (11/6/2015).
Dia menyebutkan, negara-negara berkembang, seperti Indonesia khususnya pada saat AS melakukan quantitative easing telah melakukan penambahan utang dalam mata uang asing yang signifikan. Baik di sektor korporasi maupun pemerintah.
Kondisi ini, memperparah keadaan terutama ketika dolar AS terus mengalami penguatan terhadap berbagai mata uang. Hal ini juga menjadi penyebab meningkatnya kekhawatiran investor terhadap kemampuan membayar utang di negara-negara berkembang.
"Negara berkembang seperti Indonesia, tidak banyak menggunakan waktunya untuk memperkuat fundamental ketika negara-negara maju sedang mengalami krisis, sehingga meningkatnya utang dalam mata uang asing dan ketergantungan pada dana-dana investor luar negeri membawa risiko yang sangat besar bagi negara berkembang," tukasnya.
SUMBER : Okezone.com (http://economy.okezone.com/read/2015/06/10/278/1163077/rupiah-melemah-akibat-likuditas-ditarik-asing)
JAKARTA – Nilai tukar Rupiah hingga kini masih mengalami tekanan di kisaran Rp13.400 per USD. Faktor eksternal atau global dinilai masih mendominasi sentimen naik turunnya Rupiah.
Analis Pefindo Guntur Tri Hariyanto mengatakan, pelemahan Rupiah masih didorong oleh sentimen global terutama terkait dengan perbaikan ekonomi Amerika Serikat (AS). Data tenaga kerja yang melebihi ekspektasi mendorong spekulasi membaiknya ekonomi AS lebih cepat dari yang diperkirakan.
"Hal ini berdampak pada pada penarikan dana dari berbagai pasar negara berkembang, termasuk Indonesia," ungkapnya kepada Okezone, Kamis (11/6/2015).
Dia menyebutkan, negara-negara berkembang, seperti Indonesia khususnya pada saat AS melakukan quantitative easing telah melakukan penambahan utang dalam mata uang asing yang signifikan. Baik di sektor korporasi maupun pemerintah.
Kondisi ini, memperparah keadaan terutama ketika dolar AS terus mengalami penguatan terhadap berbagai mata uang. Hal ini juga menjadi penyebab meningkatnya kekhawatiran investor terhadap kemampuan membayar utang di negara-negara berkembang.
"Negara berkembang seperti Indonesia, tidak banyak menggunakan waktunya untuk memperkuat fundamental ketika negara-negara maju sedang mengalami krisis, sehingga meningkatnya utang dalam mata uang asing dan ketergantungan pada dana-dana investor luar negeri membawa risiko yang sangat besar bagi negara berkembang," tukasnya.
SUMBER : Okezone.com (http://economy.okezone.com/read/2015/06/10/278/1163077/rupiah-melemah-akibat-likuditas-ditarik-asing)