sucyresky
18th July 2015, 07:20 AM
https://img.okezone.com//content/2015/07/17/19/1182982/tarif-listrik-hambat-perkembangan-industri-indonesia-ZMfRvVCqR1.jpg
JAKARTA - Mahalnya biaya listrik disinyalir menjadi penghambat berkembangnya industri di Indonesia. Akibat mahalnya biaya listrik, maka banyak terjadinya penyesuaian jumlah pekerja.
Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin mengatakan, perlambatan perekonomian dunia saat ini turut mempengaruhi perekonomian dalam negeri. Sehingga, pemerintah perlu mengendalikan beberapa hal untuk mengatasi hal tersebut.
"Masih banyak impor ilegal. Ini kan sangat pengaruh, contohnya mempengaruhi industri tekstil kita. Banyak pelabuhan-pelabuhan tikus. Harus kita kurangi," ujar Saleh di kediaman dinasnya, Kompleks Widya Chandra, Jakarta, Jumat (17/7/2015).
Selain itu, biaya industri juga harus diturunkan di Indonesia, agar daya saing bisa meningkat. Biaya ini mencakup gas dan listrik. "Kita tahu energi kita tinggi biayanya. Kalau bandingkan negara tetangga cukup jauh, harga energi kita nggak bersaing," tutur Saleh.
"Kalau harga gas turunkan USD1 saja, maka ada loss (kerugian) negara karena ada pengurangan pendapatan negara Rp8 triliun. Tapi akibat itu, industri kita malah naik, industri bisa sumbang buat negara dari pajak Rp12 triliun," ungkapnya.
SUMBER : Okezone.com (http://economy.okezone.com/read/2015/07/17/19/1182982/tarif-listrik-hambat-perkembangan-industri-indonesia)
JAKARTA - Mahalnya biaya listrik disinyalir menjadi penghambat berkembangnya industri di Indonesia. Akibat mahalnya biaya listrik, maka banyak terjadinya penyesuaian jumlah pekerja.
Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin mengatakan, perlambatan perekonomian dunia saat ini turut mempengaruhi perekonomian dalam negeri. Sehingga, pemerintah perlu mengendalikan beberapa hal untuk mengatasi hal tersebut.
"Masih banyak impor ilegal. Ini kan sangat pengaruh, contohnya mempengaruhi industri tekstil kita. Banyak pelabuhan-pelabuhan tikus. Harus kita kurangi," ujar Saleh di kediaman dinasnya, Kompleks Widya Chandra, Jakarta, Jumat (17/7/2015).
Selain itu, biaya industri juga harus diturunkan di Indonesia, agar daya saing bisa meningkat. Biaya ini mencakup gas dan listrik. "Kita tahu energi kita tinggi biayanya. Kalau bandingkan negara tetangga cukup jauh, harga energi kita nggak bersaing," tutur Saleh.
"Kalau harga gas turunkan USD1 saja, maka ada loss (kerugian) negara karena ada pengurangan pendapatan negara Rp8 triliun. Tapi akibat itu, industri kita malah naik, industri bisa sumbang buat negara dari pajak Rp12 triliun," ungkapnya.
SUMBER : Okezone.com (http://economy.okezone.com/read/2015/07/17/19/1182982/tarif-listrik-hambat-perkembangan-industri-indonesia)