jamila
24th July 2015, 04:17 PM
Buku pelajaran pendidikan menengah Jepang (SMP/SMA) dan telah didistribusikan kepada 31 sekolah menengah negeri ternyata menuliskan dua macam arti 'perdamaian'. Bukan hanya perdamaian karena lawan dari kosa kata peperangan, ternyata ada arti lain dari 'perdamaian' tersebut.
"Buku pelajaran pendidikan menengah ini banyak masalah dan sejak sampul buku saja sudah ada yang mempermasalahkan," ungkap Shigeaki Koga, kelahiran Sasebo 26 Agustus 1955, pegawai Kementerian Ekonomi Perdagangan dan Peristustrian (METI) Jepang, Jumat (24/7/2015) pagi di acara Morning Cross Tokyo TV.
Lulusan Universitas Tokyo fakultas hukum tersebut menunjukkan simbol atau logo kecil Fuji Sankei Group yang ada di pojok bawah kanan sampul muka buku pendidikan tersebut. Banyak yang mempertanyakan keberadaan logo tersebut karena buku bagi sekolah negeri di Jepang dibuat dengan anggaran pemerintah lewat Kementerian Pendidikan Jepang (Monbukagakusho), bukan oleh swasta.
Di dalam buku tersebut dituliskan pula mengenai dua arti dari 'perdamaian'. Arti pertama tentu tidaklah perang, karena perang mengakibatkan kematian di sana-sini.
"Namun arti satu lagi menarik sekali yaitu dengan melihat keberadaan di belakang 'perdamaian' itu sendiri. Konkritnya, apa yang mengakibatkan perang sehingga lenyaplah perdamaian," lanjut Koga.
Penyebab perang banyak sekali antara lain muncul dan tingginya kemiskinan, kurangnya pendidikan yang baik sehingga muncul berbagai salah sangka (misunderstanding), sehingga muncul kekerasan.
"Oleh karena itu butuh pendidikan supaya tingkat pendidikan bisa sama rata, perlu kesejahteraan supaya tidak muncul kekerasan dan sebagainya. Di situlah dijelaskan arti perdamaian yang kedua yaitu dibutuhkannya pendidikan yang baik, kesejahteraan yang baik dan sebagainya, sehingga muncul perdamaian," jelasnya.
Oleh karena itulah buku tersebut juga memuat gambar-gambar sebagai contoh dari Korea Utara dengan foto warga Jepang yang diculik. Hal tersebut dianggap menentang perdamaian dengan penculikan tersebut.
Demikian pula pulau sengketa Jepang dengan China, Pulau Sengkaku dan pulau yang diributkan bersama Korea Selatan, Pulau Takeshima, juga dimuat di buku tersebut. Keributan itu yang dianggap bertentangan dengan 'perdamaian'.
dari tribunnews shared by OnlineTokoBuku.com (http://onlinetokobuku.com/)
"Buku pelajaran pendidikan menengah ini banyak masalah dan sejak sampul buku saja sudah ada yang mempermasalahkan," ungkap Shigeaki Koga, kelahiran Sasebo 26 Agustus 1955, pegawai Kementerian Ekonomi Perdagangan dan Peristustrian (METI) Jepang, Jumat (24/7/2015) pagi di acara Morning Cross Tokyo TV.
Lulusan Universitas Tokyo fakultas hukum tersebut menunjukkan simbol atau logo kecil Fuji Sankei Group yang ada di pojok bawah kanan sampul muka buku pendidikan tersebut. Banyak yang mempertanyakan keberadaan logo tersebut karena buku bagi sekolah negeri di Jepang dibuat dengan anggaran pemerintah lewat Kementerian Pendidikan Jepang (Monbukagakusho), bukan oleh swasta.
Di dalam buku tersebut dituliskan pula mengenai dua arti dari 'perdamaian'. Arti pertama tentu tidaklah perang, karena perang mengakibatkan kematian di sana-sini.
"Namun arti satu lagi menarik sekali yaitu dengan melihat keberadaan di belakang 'perdamaian' itu sendiri. Konkritnya, apa yang mengakibatkan perang sehingga lenyaplah perdamaian," lanjut Koga.
Penyebab perang banyak sekali antara lain muncul dan tingginya kemiskinan, kurangnya pendidikan yang baik sehingga muncul berbagai salah sangka (misunderstanding), sehingga muncul kekerasan.
"Oleh karena itu butuh pendidikan supaya tingkat pendidikan bisa sama rata, perlu kesejahteraan supaya tidak muncul kekerasan dan sebagainya. Di situlah dijelaskan arti perdamaian yang kedua yaitu dibutuhkannya pendidikan yang baik, kesejahteraan yang baik dan sebagainya, sehingga muncul perdamaian," jelasnya.
Oleh karena itulah buku tersebut juga memuat gambar-gambar sebagai contoh dari Korea Utara dengan foto warga Jepang yang diculik. Hal tersebut dianggap menentang perdamaian dengan penculikan tersebut.
Demikian pula pulau sengketa Jepang dengan China, Pulau Sengkaku dan pulau yang diributkan bersama Korea Selatan, Pulau Takeshima, juga dimuat di buku tersebut. Keributan itu yang dianggap bertentangan dengan 'perdamaian'.
dari tribunnews shared by OnlineTokoBuku.com (http://onlinetokobuku.com/)