sucyresky
27th July 2015, 07:25 AM
https://img.okezone.com//content/2015/07/26/457/1185626/pentingnya-alokasi-dana-kesehatan-bagi-perantau-GGkLaOSTfC.jpg
JAKARTA - Kebanyakan orang belum terlalu menyadari pentingnya pengalokasian dana bagi kesehatan. Padahal, tunjangan tersebut diperlukan khususnya bagi para individu yang merantau jauh dari kotanya.
Perencana Keuangan Andy Nugroho mengatakan, tunjangan kesehatan sangat dibutuhkan bagi para perantau. Terlebih, para perantau kerap tinggal sendiri di rumah kos maupun menumpang di rumah kerabat terdekat.
"Untuk para perantau yang sudah berpenghasilan mungkin masih terbantu dengan asuransi dari kantor tempatnya bekerja atau dari BPJS pemerintah. Tetapi, untuk yang belum memiliki penghasilan dan mengandalkan kiriman orang tua saja itu cukup sulit," papar Andy kepada Okezone di Jakarta, Minggu (26/7/2015).
Menurutnya, sebenarnya dana kesehatan itu merupakan dana darurat bagi kebutuhan yang tak terduga. Sehingga, disarankan para perantau baik yang sudah bekerja maupun belum bekerja menyisihkan pendapatannya untuk alokasi dana tersebut.
"Di tabung dengan menyisihkan sekira 10 persen untuk tunjangan kesehatan lebih ke dana darurat di samping BPJS. Terutama untuk para pekerja bergaji UMR," ujar dia.
Sementara itu, bagi para perantau yang berstatus belum bekerja seperti mahasiswa namun tetap ingin memiliki dana darurat. Disarankan untuk mencari pekerjaan sampingan yang tidak membutuhkan modal besar, guna menambah pendapatan.
"Sedangkan bagi mahasiswa, yang masih mengandalkan uang orang tua bisa menyisihkan 10 persen juga dari uang kiriman orangtua. Tetapi, sebaiknya cari kerja sampingan untuk tambah pemasukan," pungkasnya.
SUMBER : Okezone.com (http://economy.okezone.com/read/2015/07/26/457/1185626/pentingnya-alokasi-dana-kesehatan-bagi-perantau)
JAKARTA - Kebanyakan orang belum terlalu menyadari pentingnya pengalokasian dana bagi kesehatan. Padahal, tunjangan tersebut diperlukan khususnya bagi para individu yang merantau jauh dari kotanya.
Perencana Keuangan Andy Nugroho mengatakan, tunjangan kesehatan sangat dibutuhkan bagi para perantau. Terlebih, para perantau kerap tinggal sendiri di rumah kos maupun menumpang di rumah kerabat terdekat.
"Untuk para perantau yang sudah berpenghasilan mungkin masih terbantu dengan asuransi dari kantor tempatnya bekerja atau dari BPJS pemerintah. Tetapi, untuk yang belum memiliki penghasilan dan mengandalkan kiriman orang tua saja itu cukup sulit," papar Andy kepada Okezone di Jakarta, Minggu (26/7/2015).
Menurutnya, sebenarnya dana kesehatan itu merupakan dana darurat bagi kebutuhan yang tak terduga. Sehingga, disarankan para perantau baik yang sudah bekerja maupun belum bekerja menyisihkan pendapatannya untuk alokasi dana tersebut.
"Di tabung dengan menyisihkan sekira 10 persen untuk tunjangan kesehatan lebih ke dana darurat di samping BPJS. Terutama untuk para pekerja bergaji UMR," ujar dia.
Sementara itu, bagi para perantau yang berstatus belum bekerja seperti mahasiswa namun tetap ingin memiliki dana darurat. Disarankan untuk mencari pekerjaan sampingan yang tidak membutuhkan modal besar, guna menambah pendapatan.
"Sedangkan bagi mahasiswa, yang masih mengandalkan uang orang tua bisa menyisihkan 10 persen juga dari uang kiriman orangtua. Tetapi, sebaiknya cari kerja sampingan untuk tambah pemasukan," pungkasnya.
SUMBER : Okezone.com (http://economy.okezone.com/read/2015/07/26/457/1185626/pentingnya-alokasi-dana-kesehatan-bagi-perantau)