View Full Version : Kerusakan Hutan bukan karena perkebunan sawit


sandabi
27th April 2013, 12:18 PM
JAKARTA - Pakar ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia bukan akibat dari penanaman atau perkebunan kelapa sawit.
"Pemerintah Indonesia harus memiliki data kerusakan hutan untuk membuktikan bahwa degradasi hutan terjadi bukan akibat dari penanaman kelapa sawit (http://sandabi.co.id)maupun karet, melainkan pembalakan liar," kata Enny, di Jakarta, Rabu (24/4).
Enny menyarankan hal itu terkait tidak diterimanya produk CPO dan karet Indonesia ke dalam daftar produk ramah lingkungan.
Sejumlah komoditas yang masuk ke daftar tersebut mendapatkan pengurangan bea-masuk sebesar 5 persen seperti yang telah disepakati sejumlah pemimpin negara anggota Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC).
Dengan data kerusakan hutan tersebut, Enny berharap, pemerintah dapat memberikan penjelasan mengenai wilayah hutan Indonesia yang rusak dan wilayah hutan industri yang memang digunakan untuk tanaman kelapa sawit.
"Indonesia punya beberapa kementerian terkait dengan hutan dan industri. Sejumlah lembaga itu harus bersinergi dalam menunjukan kepada dunia internasional bahwa area kelapa sawit (http://sandabi.co.id) menggunakan lahan hutan industri," kata Enny.
Selain itu, untuk mengantisipasi keluarnya investor di sektor agri-bisnis karena komoditas tidak diterima dalam daftar produk ramah lingkungan, Enny mengatakan pemerintah harus membangun infrastruktur di wilayah hilir untuk mendapat ketertarikan dari para pelaku bisnis.
"Para investor memprioritaskan keuntungan dan pemerintah harus berupaya menarik keinginan mereka dengan membangun infrastruktur di wilayah hilir untuk memberi nilai tambah kepada bahan baku," jelas Enny.
Kemudian Enny juga mengatakan pemerintah harus membenahi administrasi birokrasi yang rumit untuk memudahkan investor masuk ke Indonesia.
"Hal ketiga untuk menarik investor adalah kepastian adanya lahan untuk industri karena mereka butuh itu. Sehingga harus ada sinergitas antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah karena yang mengeluarkan izin berada di pihak daerah," jelas Enny.
Dalam pertemuan tingkat Menteri APEC di Surabaya pada pekan lalu, sejumlah negara berkembang gagal memasukan beberapa komoditas tambahan ke dalam daftar produk ramah lingkungan.
Selain itu, sejumlah negara berekonomi maju, seperti Amerika Serikat, menolak diskusi mengenai pemasukan CPO dan karet serta beberapa produk agro-bisnis yang lain ke dalam daftar tersebut. Budi Suyanto. (Ant)

endar.agustyan
27th April 2013, 01:04 PM
nice info
:)
cuma yang saya dengar dari berbagai sumber seperti greenpeace katanya pembukaan lahan untuk kelapa sawit menganggu kelangsungkan ekosistem di hutan
:(

chizchax
27th April 2013, 01:40 PM
kalo gax ada kelapa sawit.

mau goreng pake apaan. ?

endar.agustyan
27th April 2013, 02:15 PM
^^^
ihihihihihi
bisa pake pasir
:D
ada kerupuk yang digoreng pake pasir

chizchax
27th April 2013, 06:49 PM
^^^
ihihihihihi
bisa pake pasir
:D
ada kerupuk yang digoreng pake pasir

Emangnya doyan makan kerupuk aja tiap hari. ?

Bisa neg ni perut.

adi.panji
28th April 2013, 08:32 AM
ane like yah mod...

endar.agustyan
28th April 2013, 01:23 PM
^^^ superb mod
:)

@chizchax, trend yang sekarang ini kelapa sawit untuk ekspor dan industri bukan lagi rumah tangga
:D

endar.agustyan
28th April 2013, 01:25 PM
sebagai referensi yu baca artikel dari GreenPeace Indonesia ini ttng industri kelapa sawit khususnya di Indonesia.
pihak yang mengatakan industri kelapa sawit tidak merusak hutan rata2 adalah seorang ekonom bukan seorang ekolog atau yang sejenisnya.
:D

download PDF nya disini ya (http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&cad=rja&ved=0CGIQFjAJ&url=http%3A%2F%2Fwww.greenpeace.org%2Fseasia%2Fid% 2FGlobal%2Fseasia%2Freport%2F2010%2F3%2Ftertangkap-basah-eskploitasi-minyak-kelapa-sawit-nestle.pdf&ei=fsB8UYCaEsXZrQe8noDoCg&usg=AFQjCNG12X6CehIiRkrp5ZaIN8A8IMiteg&sig2=XldsYNZyLaS-dGmVH5gsEw&bvm=bv.45645796,d.bmk)

admin
28th April 2013, 01:33 PM
^^^ mudah2an green peace bukan bagian dari teori konspirasi ... : kabur

endar.agustyan
28th April 2013, 01:42 PM
^^^
hiihihihihihiih
:D

yang jelas di kalimantan banyak diberitakan "pembantaian" orang hutan karena pembabadan hutan yang sebagian besar dijadikan lahan perkebunan kelapa sawit
:D

aga aneh juga karena dikatakan "tidak merusak hutan" karena jelas dia merubah komposisi hutan secara tertata, sehingga biota dan ekosistem pada kawasan itu berubah total, misalnya tidak ada pohon atau tumbuhan yang menghasilkan makanan untuk hewan, atau digunakan hewan untuk hidup dan berkembang biak
:p

chizchax
28th April 2013, 02:18 PM
^^^
hiihihihihihiih
:D

yang jelas di kalimantan banyak diberitakan "pembantaian" orang hutan karena pembabadan hutan yang sebagian besar dijadikan lahan perkebunan kelapa sawit
:D

aga aneh juga karena dikatakan "tidak merusak hutan" karena jelas dia merubah komposisi hutan secara tertata, sehingga biota dan ekosistem pada kawasan itu berubah total, misalnya tidak ada pohon atau tumbuhan yang menghasilkan makanan untuk hewan, atau digunakan hewan untuk hidup dan berkembang biak
:p

Singkat saja min.

populasi manusia di bumi ini sudah sangat pesat, maka harus ada perluasan perkebunan, andai saja nasi bungkus, kalo kita makan sendiri okelah kita bisa kenyang, tapi apabila satu bungkus nasi itu dimakan oleh banyak orang, pastilah kita tetap lapar atau mungkin kita yang beli tidak kebagian lagi.

Thertamann
5th June 2013, 04:45 PM
^^ Tetapi kan tidak semua orang memakan makanan yang berasal dari perkebunan (massal).

raratania
23rd May 2014, 12:29 AM
intinya sehabis dibabat yah harus ditanam lagi dong, udah tau lahan hutan di indonesia mau habis, jangan terima investor terus. nyang kayak gini yg bikin lingkungan (http://www.yukpegi.com/indonesia/kalimantan-timur/kalimantan-ternyata-menyimpan-beruang-terkecil-di-dunia/) jadi tercemar

irda_za
26th May 2014, 03:53 PM
nice info:(clap):