sucyresky
2nd September 2015, 07:18 AM
https://img.okezone.com//content/2015/09/01/320/1206205/china-dan-jepang-adu-kuat-bangun-kereta-cepat-ri-mWx13pWFyh.jpg
JAKARTA - Investor Jepang dan China (Tiongkok) saat ini memang tengah berkompetisi memenangkan pembangunan kereta api cepat (High Speed Train) di Indonesia. Keduanya bahkan sama-sama mengirimkan proposal tambahan dan sudah melakukan studi kelayakan untuk pembangunan kereta tersebut.
Sebelumnya, perwakilan Jepang Perdana Menteri Hiroto Izumi sudah mengajukan terlebih dahulu proposal rinci terkait proyek kereta cepat Jakarta - Bandung kepada Pesiden Joko Widodo (Jokowi). Proposal tersebut berisi kelebihan yang dimiliki Jepang dalam menggarap proyek kereta cepat.
Menyusul Jepang, China juga langsung membawa proposal kereta cepatnya ke Indonesia yang saat itu diwakili oleh Menteri Pembangunan Nasional dan Reformasi Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Xu Shaoshi. Pihaknya menawarkan nilai investasi sebesar USD5,5 miliar dengan tenor hingga 50 tahun. Bahkan, China membanggakan kelebihan dan pengalaman dalam membangun 17 ribu kilometer (Km) kereta api, 9.000 km di antaranya merupakan kereta cepat dan menjadi yang terbesar di dunia.
Pihak China sepertinya sempat belajar dari proposal yang diajukan Jepang sehingga membuat proposalnya menjadi lebih menarik. Namun, persaingan belum terhenti hingga di situ.
PM Jepang kemudian kembali menawarkan proposal terbaru pembangunan proyek kereta api cepat. Dalam proposal tersebut, Jepang memberikan keringanan dalam jaminan pemerintah dan menjanjikan dapat mengerjakan pembangunan konstruksi lebih cepat dari sebelumnya.
"Delegasi Jepang memberikan tambahan penawaran, apa namanya ada keringanan dalam jaminan pemerintah yang tadinya harus seluruhnya sekarang tidak harus seluruhnya," kata Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasution.
Selang beberapa saat kemudian, China kembali menawarkan proposal barunya. Di dalam studi tersebut, China menyatakan tidak meminta dana jaminan dukungan pemerintah untuk proyek kereta cepat tersebut.
Meski demikian, Darmin menyatakan belum memutuskan memilih Jepang ataukah China dalam melakukan pembangunan kereta cepat. Pemerintah saat ini masih melakukan penilaian proposal menggunakan konsultan asal Amerika Serikat (AS), Boston Consulting Group (BCG).
SUMBER : Okezone.com (http://economy.okezone.com/read/2015/09/01/320/1206205/china-dan-jepang-adu-kuat-bangun-kereta-cepat-ri)
JAKARTA - Investor Jepang dan China (Tiongkok) saat ini memang tengah berkompetisi memenangkan pembangunan kereta api cepat (High Speed Train) di Indonesia. Keduanya bahkan sama-sama mengirimkan proposal tambahan dan sudah melakukan studi kelayakan untuk pembangunan kereta tersebut.
Sebelumnya, perwakilan Jepang Perdana Menteri Hiroto Izumi sudah mengajukan terlebih dahulu proposal rinci terkait proyek kereta cepat Jakarta - Bandung kepada Pesiden Joko Widodo (Jokowi). Proposal tersebut berisi kelebihan yang dimiliki Jepang dalam menggarap proyek kereta cepat.
Menyusul Jepang, China juga langsung membawa proposal kereta cepatnya ke Indonesia yang saat itu diwakili oleh Menteri Pembangunan Nasional dan Reformasi Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Xu Shaoshi. Pihaknya menawarkan nilai investasi sebesar USD5,5 miliar dengan tenor hingga 50 tahun. Bahkan, China membanggakan kelebihan dan pengalaman dalam membangun 17 ribu kilometer (Km) kereta api, 9.000 km di antaranya merupakan kereta cepat dan menjadi yang terbesar di dunia.
Pihak China sepertinya sempat belajar dari proposal yang diajukan Jepang sehingga membuat proposalnya menjadi lebih menarik. Namun, persaingan belum terhenti hingga di situ.
PM Jepang kemudian kembali menawarkan proposal terbaru pembangunan proyek kereta api cepat. Dalam proposal tersebut, Jepang memberikan keringanan dalam jaminan pemerintah dan menjanjikan dapat mengerjakan pembangunan konstruksi lebih cepat dari sebelumnya.
"Delegasi Jepang memberikan tambahan penawaran, apa namanya ada keringanan dalam jaminan pemerintah yang tadinya harus seluruhnya sekarang tidak harus seluruhnya," kata Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasution.
Selang beberapa saat kemudian, China kembali menawarkan proposal barunya. Di dalam studi tersebut, China menyatakan tidak meminta dana jaminan dukungan pemerintah untuk proyek kereta cepat tersebut.
Meski demikian, Darmin menyatakan belum memutuskan memilih Jepang ataukah China dalam melakukan pembangunan kereta cepat. Pemerintah saat ini masih melakukan penilaian proposal menggunakan konsultan asal Amerika Serikat (AS), Boston Consulting Group (BCG).
SUMBER : Okezone.com (http://economy.okezone.com/read/2015/09/01/320/1206205/china-dan-jepang-adu-kuat-bangun-kereta-cepat-ri)