sucyresky
20th September 2015, 08:29 AM
https://img.okezone.com//content/2015/09/19/320/1217370/pelemahan-rupiah-mulai-serang-sektor-hortikultura-rVY93U0Nf9.jpg
JAKARTA - Perlambatan ekonomi global maupun dalam negeri, seiring dengan pelemahan nilai tukar Rupiah, berimbas kepada sektor industri holtikultura yang ada dalam negeri.
Managing Director PT Sewu Segar Nusantara Martin M. Widjaja mengungkapkan, terpuruknya nilai tukar Rupiah berpengaruh terhadap pertumbuhan bisnis perusahaan. Mengingat perusahaan menargetkan pertumbuhan 30 persen setiap tahunnya.
"Pengaruhnya ada kita memang slow down, dari tiap tahun menargetkan pertumbuhan 30 persen. Tetapi, kini jadi terkoreksi pertumbuhan bisnis SSN di Indonesia jadi 25 persen," ujar Martin dalam acara Fruit Summit 2015 di La Prisma -La Piazza, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (19/9/2015).
Menurutnya, kendati terpengaruh kondisi ekonomi global dan pelemahan nilai tukar lantaran terdapat pula buah yang di impor. Namun, dengan produksi buah yang didominasi ekspor membuat perusahaan tak terlalu terpengaruh kepada pelemahan mata uang garuda.
"Pendapatan di ekspor dari sister company nusantara tropical farm ekspor, perbedaan kurs ada. Tetapi, porsi impor hanya 10 persen sehingga harga buah di lokal cukup murah dibandingkan buah impor," jelasnya.
Martin menjelaskan, sejauh ini produksi buah segar di dalam negeri masih cukup baik. Akan tetapi, buah-buah yang memang tidak memungkinkan untuk di tanam di Indonesia membuat perusahaan harus melakukan impor.
"Banyak yang berpikir buah lokal lebih mahal dibanding impor padahal kan justru buktinya enggak ada. Impor hanya 10 persen seperti apel, kiwi dan lain-lain yang memang enggak bisa ditanam, bukan tempatnya dan karena produktivitasnya enggak bagus kalau ditanam di sini," tambahnya.
SUMBER : Okezone.com (http://economy.okezone.com/read/2015/09/19/320/1217370/pelemahan-rupiah-mulai-serang-sektor-hortikultura)
JAKARTA - Perlambatan ekonomi global maupun dalam negeri, seiring dengan pelemahan nilai tukar Rupiah, berimbas kepada sektor industri holtikultura yang ada dalam negeri.
Managing Director PT Sewu Segar Nusantara Martin M. Widjaja mengungkapkan, terpuruknya nilai tukar Rupiah berpengaruh terhadap pertumbuhan bisnis perusahaan. Mengingat perusahaan menargetkan pertumbuhan 30 persen setiap tahunnya.
"Pengaruhnya ada kita memang slow down, dari tiap tahun menargetkan pertumbuhan 30 persen. Tetapi, kini jadi terkoreksi pertumbuhan bisnis SSN di Indonesia jadi 25 persen," ujar Martin dalam acara Fruit Summit 2015 di La Prisma -La Piazza, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (19/9/2015).
Menurutnya, kendati terpengaruh kondisi ekonomi global dan pelemahan nilai tukar lantaran terdapat pula buah yang di impor. Namun, dengan produksi buah yang didominasi ekspor membuat perusahaan tak terlalu terpengaruh kepada pelemahan mata uang garuda.
"Pendapatan di ekspor dari sister company nusantara tropical farm ekspor, perbedaan kurs ada. Tetapi, porsi impor hanya 10 persen sehingga harga buah di lokal cukup murah dibandingkan buah impor," jelasnya.
Martin menjelaskan, sejauh ini produksi buah segar di dalam negeri masih cukup baik. Akan tetapi, buah-buah yang memang tidak memungkinkan untuk di tanam di Indonesia membuat perusahaan harus melakukan impor.
"Banyak yang berpikir buah lokal lebih mahal dibanding impor padahal kan justru buktinya enggak ada. Impor hanya 10 persen seperti apel, kiwi dan lain-lain yang memang enggak bisa ditanam, bukan tempatnya dan karena produktivitasnya enggak bagus kalau ditanam di sini," tambahnya.
SUMBER : Okezone.com (http://economy.okezone.com/read/2015/09/19/320/1217370/pelemahan-rupiah-mulai-serang-sektor-hortikultura)