vanili01
21st September 2015, 03:04 PM
Untuk pertama kalinya di dunia, uji coba vaksin untuk mencegah penularan virus AIDS akhirnya memberikan hasil yang menggembirakan. Sebelumnya, setelah sejumlah kegagalan uji coba, para ahli berpikir penelitian vaksin HIV AIDS (http://www.klinikvaksinasi.com/vaksin-aids-cara-mencegah-penyakit-aids/) adalah hal yang mustahil.
Infeksi HIV merupakan infeksi molekuler yang intensif bermulai dari saat virus menginfeksi inang baru hingga munculnya penyakit AIDS.
Perkembangan AIDS bukan karena tubuh kita tidak dapat melawan HIV, namun akibat pertahanan tubuh yang semakin melemah di saat virus tetap bertahan.
Dalam uji coba vaksin terbesar di dunia yang dilakukan terhadap 16.000 sukarelawan di Thailand, didapatkan hasil 31 persen relawan tidak tertular HIV. Meski hasilnya masih relatif kecil, para ahli berpendapat bukti ini sudah cukup memberi harapan bahwa kita bisa memiliki vaksin yang efektif dan aman untuk mencegah penyakit mematikan tersebut.
The Scripps Research Institute (TSRI), Florida, AS, mengumumkan vaksin baru yang diproyeksikan bisa digunakan untuk menangkal virus pengganggu sistem kekebalan tubuh manusia itu.
Hasil studi menyatakan obat AIDS yang mereka kembangkan mampu menangani virus HIV dan diklaim lebih ampuh ketimbang antibodi lain.
Ilmuwan menguji coba prototipe vaksin bernama eCD4-Ig. Mereka menciptakan virus AIDS khusus untuk hewan. Vaksin lalu diinjeksi kepada monyet macaque yang menjadi kelinci percobaan.
Hasilnya, sistem perlindungan mampu bekerja efektif melawan setiap organisme HIV-1, HIV-2, dan SIV (simian immunodeficiency virus) walau virus dengan dosis tinggi disuntikkan berkali-kali.
Vaksin eCD4-Ig merupakan mimik (imitasi) yang terdiri atas sel reseptor dan berfungsi sebagai penangkal. Sel tersebut merupakan sel darah putih yang berperan membantu tubuh dalam melawan infeksi dan menjaga imunitas tubuh.
Studi yang didanai US National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIH) itu melanjutkan penemuan molekul sebelumnya, yaitu reseptor CCR5. Tim mengembangkan imitasi reseptor melalui eksperimen selama 40 minggu.
"Kami telah berhasil mengembangkan mimik yang tepat untuk mencegah dan menangkap virus," kata Matthew Gardner, peneliti TSRI yang juga penulis utama laporan riset itu.
Selanjutnya, tingkat keamanan prototipe itu masih perlu diuji coba. "Kami harus melakukan kajian lanjutan terkait dengan segi keamanan vaksin, baik pada monyet macaque maupun manusia,"
Tiga dekade
Upaya penciptaan vaksin HIV merupakan salah satu perjuangan panjang dalam melawan epidemi AIDS, yang muncul pertama kali pada 1981 di AS. Sebelumnya, beberapa kandidat vaksin gagal berkembang dan bermutasi. Percobaan pertama pada 1987 tidak menghasilkan vaksin yang ampuh.
Vaksin RV144, yang dikembangkan enam tahun silam, mampu mengurangi risiko infeksi AIDS pada 16 ribu pasien di Thailand. Meskipun demikian, tingkat keberhasilan obat sebesar 32% masih dipandang tidak efisien.
Obat antiretroviral, yang ditemukan pada 1990-an, hanya mampu merawat tetapi tak bisa mengobati atau mencegah virus. Sejak 1981 hingga kini, tercatat 78 juta orang terinfeksi HIV di dunia. Badan PBB mencatat epidemi tersebut telah menewaskan sebanyak 39 juta orang.
Bagaimana cara kerja vaksin AIDS?
Seperti yang diterbitkan dalam jurnal “Nature”, dalam penelitannya Haynes mengumpulkan dan menyimpan sampel darah dari 400 pasien, dimulai dari saat infeksi HIV.
Haynes menemukan bahwa “neutralizing antibody” muncul setelah 14 minggu infeksi yang dapat berikatan baik dengan virus HIV.
Antibodi ini dapat menjadi senjata perang melawan virus, dan merupakan target kuat untuk pembuatan vaksin.
Haynes berkata bahwa mereka sudah menemukan cara kerja antibodinya namun yang sekarang sedang dicari adalah bagaimana cara mempergunakan antibodi ini untuk vaksin.
Dalam penelitiannya, Ia menemukan bahwa semufa individu yang terinfeksi oleh HIV, mengeluarkan antibodi ini, namun virus HIV dapat mengelabui sistem imun tubuh.
Haynes berpendapat bahwa setiap individu mempunyai cara sendiri untuk melawan HIV, saat ini Haynes dan kolega sedang melakukan peta jalur dari apa yang memicu keluarnya antibodi pada setiap individu.
Ia berharap dapat ditemukan jalur yang sama atau mirip antar individu, dimana kesamaan ini dapat menmberi harapan perkembangan vaksin.
sumberrr (http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2015/02/150219_iptek_vaksin_baru_hiv):(hi):
Infeksi HIV merupakan infeksi molekuler yang intensif bermulai dari saat virus menginfeksi inang baru hingga munculnya penyakit AIDS.
Perkembangan AIDS bukan karena tubuh kita tidak dapat melawan HIV, namun akibat pertahanan tubuh yang semakin melemah di saat virus tetap bertahan.
Dalam uji coba vaksin terbesar di dunia yang dilakukan terhadap 16.000 sukarelawan di Thailand, didapatkan hasil 31 persen relawan tidak tertular HIV. Meski hasilnya masih relatif kecil, para ahli berpendapat bukti ini sudah cukup memberi harapan bahwa kita bisa memiliki vaksin yang efektif dan aman untuk mencegah penyakit mematikan tersebut.
The Scripps Research Institute (TSRI), Florida, AS, mengumumkan vaksin baru yang diproyeksikan bisa digunakan untuk menangkal virus pengganggu sistem kekebalan tubuh manusia itu.
Hasil studi menyatakan obat AIDS yang mereka kembangkan mampu menangani virus HIV dan diklaim lebih ampuh ketimbang antibodi lain.
Ilmuwan menguji coba prototipe vaksin bernama eCD4-Ig. Mereka menciptakan virus AIDS khusus untuk hewan. Vaksin lalu diinjeksi kepada monyet macaque yang menjadi kelinci percobaan.
Hasilnya, sistem perlindungan mampu bekerja efektif melawan setiap organisme HIV-1, HIV-2, dan SIV (simian immunodeficiency virus) walau virus dengan dosis tinggi disuntikkan berkali-kali.
Vaksin eCD4-Ig merupakan mimik (imitasi) yang terdiri atas sel reseptor dan berfungsi sebagai penangkal. Sel tersebut merupakan sel darah putih yang berperan membantu tubuh dalam melawan infeksi dan menjaga imunitas tubuh.
Studi yang didanai US National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIH) itu melanjutkan penemuan molekul sebelumnya, yaitu reseptor CCR5. Tim mengembangkan imitasi reseptor melalui eksperimen selama 40 minggu.
"Kami telah berhasil mengembangkan mimik yang tepat untuk mencegah dan menangkap virus," kata Matthew Gardner, peneliti TSRI yang juga penulis utama laporan riset itu.
Selanjutnya, tingkat keamanan prototipe itu masih perlu diuji coba. "Kami harus melakukan kajian lanjutan terkait dengan segi keamanan vaksin, baik pada monyet macaque maupun manusia,"
Tiga dekade
Upaya penciptaan vaksin HIV merupakan salah satu perjuangan panjang dalam melawan epidemi AIDS, yang muncul pertama kali pada 1981 di AS. Sebelumnya, beberapa kandidat vaksin gagal berkembang dan bermutasi. Percobaan pertama pada 1987 tidak menghasilkan vaksin yang ampuh.
Vaksin RV144, yang dikembangkan enam tahun silam, mampu mengurangi risiko infeksi AIDS pada 16 ribu pasien di Thailand. Meskipun demikian, tingkat keberhasilan obat sebesar 32% masih dipandang tidak efisien.
Obat antiretroviral, yang ditemukan pada 1990-an, hanya mampu merawat tetapi tak bisa mengobati atau mencegah virus. Sejak 1981 hingga kini, tercatat 78 juta orang terinfeksi HIV di dunia. Badan PBB mencatat epidemi tersebut telah menewaskan sebanyak 39 juta orang.
Bagaimana cara kerja vaksin AIDS?
Seperti yang diterbitkan dalam jurnal “Nature”, dalam penelitannya Haynes mengumpulkan dan menyimpan sampel darah dari 400 pasien, dimulai dari saat infeksi HIV.
Haynes menemukan bahwa “neutralizing antibody” muncul setelah 14 minggu infeksi yang dapat berikatan baik dengan virus HIV.
Antibodi ini dapat menjadi senjata perang melawan virus, dan merupakan target kuat untuk pembuatan vaksin.
Haynes berkata bahwa mereka sudah menemukan cara kerja antibodinya namun yang sekarang sedang dicari adalah bagaimana cara mempergunakan antibodi ini untuk vaksin.
Dalam penelitiannya, Ia menemukan bahwa semufa individu yang terinfeksi oleh HIV, mengeluarkan antibodi ini, namun virus HIV dapat mengelabui sistem imun tubuh.
Haynes berpendapat bahwa setiap individu mempunyai cara sendiri untuk melawan HIV, saat ini Haynes dan kolega sedang melakukan peta jalur dari apa yang memicu keluarnya antibodi pada setiap individu.
Ia berharap dapat ditemukan jalur yang sama atau mirip antar individu, dimana kesamaan ini dapat menmberi harapan perkembangan vaksin.
sumberrr (http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2015/02/150219_iptek_vaksin_baru_hiv):(hi):