nOnezdaKilla
9th September 2012, 05:53 PM
:kickgoal:Kota Bandung dipastikan hampir menyelesaikan pembangunan Sarana Olah Raga Gedebage, namun beberapa hari belakangan timbul berita kurang sedap yang berawal dari rencana penamaan Stadion Utama Sepakbola (SUS) Gedebage menjadi Gelora Rosada (mewakili walikota bandung, Dada Rosada)
Kritikan pedas muncul dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat yang sejak awal, bersama Pemprov. Jabar, memperjuangkan pendanaan SUS Gedebage.
Anggota Komisi D DPRD Prov. Jabar Ujang Pahfulwaton menuturkan, semestinya yang memberi usulan nama itu introspeksi diri.
"Hampir setengah dana pembangunan SUS Gedebage itu bersumber dari APBD Provinsi Jabar yang merupakan dana publik. Tidak sepenuhnya dari Kota Bandung. Jadi alangkah baiknya nama itu yang bisa mewakili masyarakat Jawa Barat karena itu kan stadion milik publik Jabar,"
Ujang membeberkan, anggaran yang digelontorkan Provinsi Jabar untuk pembangunan SUS Gedebage lebih dari Rp 300 miliar. Komisi D, kata dia, paling getol dan keukeuh memperjuangkan dana bantuan untuk pembangunan SUS Gedebage.
"Tapi pas pembahasan penamaan, sama sekali tidak dilibatkan. Nah, kalau tetep pakai nama itu (Rosada-red.) ya silakan saja jika memang anggaran seluruhnya dari kota," tuturnya.
Ujang juga mempermasalahkan mengenai pertemuan yang digelar pada Kamis (6/9) lalu tanpa melibatkan provinsi, baik dari unsur eksekutif maupun legislatif.
"Ada pembahasan SUS Gedebage tapi kok tidak mengundang kami. Bagaimanapun juga, provinsi ada peran di sana. Mau pakai nama Rosada atau lainnya, ya silakan. Namun tentunya setelah ada koordinasi, kesepakatan, dan kesepahaman dengan provinsi. Membangunnya saja tidak sendiri, butuh bantuan provinsi. Sekarang saat sudah jadi, koordinasi dong," ucap kader Partai Hati Nurani Rakyat itu.
Dia juga mengingatkan, saat penandatanganan kesepakatan pendanaan, tidak ada agenda khusus tentang pembahasan penamaan SUS Gedebage. :kick-nogoal:
"Yang ada hanya kesepahaman untuk menyediakan sarana olah raga untuk warga Jabar. Dan kebetulan lokasinya ada di Kota Bandung. Jadi, stadion itu untuk warga Jabar, bukan hanya Kota Bandung saja," ungkapnya.
Dia menambahkan, DPRD Jabar hingga saat ini belum terpikir untuk mengusulkan nama SUS Gedebage. "Bagi kami yang menjadi perhatian utama saat ini adalah pembangunan itu selesai tepat waktu. Soal nama, bagi kami saat ini masih tetap SUS Gedebage, bukan Gelora Rosada," ucapnya.
Lebih lanjut Ujang menyarankan, agar tidak menimbulkan polemik berkepanjangan, penamaaan SUS Gedebage diserahkan ke publik. "Bagusnya disayembarakan saja biar tidak ada implikasi apapun," katanya.
Sementara itu, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan enggan menanggapi pro kontra penamaan SUS Gedebage menjadi Gelora Rosada.
"Jangan dari saya. Nanti interpretasinya segala macam," ucap Heryawan.
sumber ;di sini (http://www.pikiran-rakyat.com/node/202561)
:gfred_zocker:melangkah pasti menuju 200 trit:gdreirad:
Kritikan pedas muncul dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat yang sejak awal, bersama Pemprov. Jabar, memperjuangkan pendanaan SUS Gedebage.
Anggota Komisi D DPRD Prov. Jabar Ujang Pahfulwaton menuturkan, semestinya yang memberi usulan nama itu introspeksi diri.
"Hampir setengah dana pembangunan SUS Gedebage itu bersumber dari APBD Provinsi Jabar yang merupakan dana publik. Tidak sepenuhnya dari Kota Bandung. Jadi alangkah baiknya nama itu yang bisa mewakili masyarakat Jawa Barat karena itu kan stadion milik publik Jabar,"
Ujang membeberkan, anggaran yang digelontorkan Provinsi Jabar untuk pembangunan SUS Gedebage lebih dari Rp 300 miliar. Komisi D, kata dia, paling getol dan keukeuh memperjuangkan dana bantuan untuk pembangunan SUS Gedebage.
"Tapi pas pembahasan penamaan, sama sekali tidak dilibatkan. Nah, kalau tetep pakai nama itu (Rosada-red.) ya silakan saja jika memang anggaran seluruhnya dari kota," tuturnya.
Ujang juga mempermasalahkan mengenai pertemuan yang digelar pada Kamis (6/9) lalu tanpa melibatkan provinsi, baik dari unsur eksekutif maupun legislatif.
"Ada pembahasan SUS Gedebage tapi kok tidak mengundang kami. Bagaimanapun juga, provinsi ada peran di sana. Mau pakai nama Rosada atau lainnya, ya silakan. Namun tentunya setelah ada koordinasi, kesepakatan, dan kesepahaman dengan provinsi. Membangunnya saja tidak sendiri, butuh bantuan provinsi. Sekarang saat sudah jadi, koordinasi dong," ucap kader Partai Hati Nurani Rakyat itu.
Dia juga mengingatkan, saat penandatanganan kesepakatan pendanaan, tidak ada agenda khusus tentang pembahasan penamaan SUS Gedebage. :kick-nogoal:
"Yang ada hanya kesepahaman untuk menyediakan sarana olah raga untuk warga Jabar. Dan kebetulan lokasinya ada di Kota Bandung. Jadi, stadion itu untuk warga Jabar, bukan hanya Kota Bandung saja," ungkapnya.
Dia menambahkan, DPRD Jabar hingga saat ini belum terpikir untuk mengusulkan nama SUS Gedebage. "Bagi kami yang menjadi perhatian utama saat ini adalah pembangunan itu selesai tepat waktu. Soal nama, bagi kami saat ini masih tetap SUS Gedebage, bukan Gelora Rosada," ucapnya.
Lebih lanjut Ujang menyarankan, agar tidak menimbulkan polemik berkepanjangan, penamaaan SUS Gedebage diserahkan ke publik. "Bagusnya disayembarakan saja biar tidak ada implikasi apapun," katanya.
Sementara itu, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan enggan menanggapi pro kontra penamaan SUS Gedebage menjadi Gelora Rosada.
"Jangan dari saya. Nanti interpretasinya segala macam," ucap Heryawan.
sumber ;di sini (http://www.pikiran-rakyat.com/node/202561)
:gfred_zocker:melangkah pasti menuju 200 trit:gdreirad: