Nadia Owren
22nd July 2016, 06:12 PM
Halo semua~ Liburan musim panas ini, saya memilih Negeri Gajah Putih untuk berlibur. Ya dari ongkos biaya masih tidak terhitung mahallah, maklum mahasiswa ehehe... Karena magang saya baru kelar sekitar Bulan Juni, maka saya memilih Bulan Juli baru berangkat ke Thailand. Untuk memulai tur keliling Thailand, saya mulai dengan menjelajahi Bangkok.
Berikut website atau aplikasi yang saya gunakan sebelum bepergian:
Amber Weather
Buat saya, penting untuk mengecek cuaca, dan yang paling penting ya curah hujan, mengingat Thailand juga negara tropis. Ya sekalipun cuaca Thailand dan Indonesia tidak beda-beda amat, tapi saya memang kebiasaan cek cuaca dulu sebelum bepergian. Curah hujan pada waktu itu lumayan tinggi, jadi saya siapkan payung dan jas hujan juga.
Agoda.com
Di sini tempatnya untuk mencari hotel yang harganya terjangkau (ya minimal terjangkau untuk harga anak kuliahanlah hehe). Lewat website ini saya dapat menemukan hotel yang cukup oke di Bangkok. Hotel tempat saya menginap syarat tidak macam-macam, ya yang penting ada wi-fi sebagai syarat mutlak... Dapat juga hotel seharga 8 dolar.
Tujuan saya yang pertama adalah sebuah pasar mengambang, namanya Damnoen Saduak, di pinggiran Bangkok. Kira-kira sejam perjalanan dari pusat kota Bangkok. Dengar-dengar keunikannya adalah karena selain semua penjual memakai perahu untuk menjual berbagai barang, juga karena pasar itu dipotong (dilewati) oleh sebuah rel kereta.
Tour guide saya hari ini bernama Pak Anusak. Dengan Bahasa Indonesia-nya yang fasih, ia menceritakan berbagai kisah menarik dan sejarah berdirinya desa-desa air yang berada di sekitar pinggiran Bangkok. Kira-kira 1 jam kemudian, kami sampai ke perkampungan air tersebut. Pak Anusak membawa saya ke perahu untuk berkeliling...
Nah kira-kira beginilah kondisi pasar di perkampungan air ini. Benar-benar ramai, dan alat transportasi semuanya memakai perahu. Entah saya jadi terpikir, mengapa di Venesia sendiri tidak ada yang mencoba berjualan dengan cara seperti ini?
Salah satu keunikan perkampungan air ini adalah, terdapat sebuah pasar buah yang letaknya justru dipotong oleh rel kereta. Ya entah kenapa bagian ini dijadikan tourist spot, padahal di Indonesia beginian juga banyak hehehe...
Berikut website atau aplikasi yang saya gunakan sebelum bepergian:
Amber Weather
Buat saya, penting untuk mengecek cuaca, dan yang paling penting ya curah hujan, mengingat Thailand juga negara tropis. Ya sekalipun cuaca Thailand dan Indonesia tidak beda-beda amat, tapi saya memang kebiasaan cek cuaca dulu sebelum bepergian. Curah hujan pada waktu itu lumayan tinggi, jadi saya siapkan payung dan jas hujan juga.
Agoda.com
Di sini tempatnya untuk mencari hotel yang harganya terjangkau (ya minimal terjangkau untuk harga anak kuliahanlah hehe). Lewat website ini saya dapat menemukan hotel yang cukup oke di Bangkok. Hotel tempat saya menginap syarat tidak macam-macam, ya yang penting ada wi-fi sebagai syarat mutlak... Dapat juga hotel seharga 8 dolar.
Tujuan saya yang pertama adalah sebuah pasar mengambang, namanya Damnoen Saduak, di pinggiran Bangkok. Kira-kira sejam perjalanan dari pusat kota Bangkok. Dengar-dengar keunikannya adalah karena selain semua penjual memakai perahu untuk menjual berbagai barang, juga karena pasar itu dipotong (dilewati) oleh sebuah rel kereta.
Tour guide saya hari ini bernama Pak Anusak. Dengan Bahasa Indonesia-nya yang fasih, ia menceritakan berbagai kisah menarik dan sejarah berdirinya desa-desa air yang berada di sekitar pinggiran Bangkok. Kira-kira 1 jam kemudian, kami sampai ke perkampungan air tersebut. Pak Anusak membawa saya ke perahu untuk berkeliling...
Nah kira-kira beginilah kondisi pasar di perkampungan air ini. Benar-benar ramai, dan alat transportasi semuanya memakai perahu. Entah saya jadi terpikir, mengapa di Venesia sendiri tidak ada yang mencoba berjualan dengan cara seperti ini?
Salah satu keunikan perkampungan air ini adalah, terdapat sebuah pasar buah yang letaknya justru dipotong oleh rel kereta. Ya entah kenapa bagian ini dijadikan tourist spot, padahal di Indonesia beginian juga banyak hehehe...