alnpr
22nd June 2013, 11:27 PM
http://www.shnews.co/foto_berita/4inflasi-ist.jpg
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2013, telah ditetapkan asumsi inflasi hingga akhir tahun sebesar 7,2 persen. Untuk mendorong inflasi tetap terjaga di angka tersebut perlu dilakukan langkah-langkah yang tepat, terutama di tengah kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) serta menjelang bulan puasa dan tahun ajaran baru.
Pengamat ekonomi Aviliani mengatakan, ada dua hal yang perlu dijaga agar inflasi tetap terjaga di angka 7,2 persen yakni menjaga nilai tukar rupiah dan menjaga harga bahan pokok.
"Dua hal penting yang harus dijaga adalah nilai tukar rupiah dan harga bahan pokok itu sendiri," ungkap Aviliani di Hotel Hilton, Bandung, Sabtu (22/6/2013).
Menurutnya, harga tukar rupiah terhadap dolar AS harus tetap dijaga sesuai dengan target APBNP dan jangan sampai mencapai Rp10 ribu karena itu bisa menaikkan harga-harga.
Sementara untuk menjaga bahan pokok itu sendiri, Aviliani mengatakan perlu peran pemerintah daerah menjadi distribusi dari importir hingga ke pasar. Sebab menurutnya, kenaikan harga karena kurangnya pengawasan distribusi sehingga pedagang seenaknya menetapkan harga.
"Karena distribusi dari importir ke agen sampai pasar panjang maka itu perlu dijaga oleh pemerintah daerah, meski menjaga harga bahan pangan adalah program nasional. Jadi Pemda harus tahu distribusinya," jelasnya.
Selain memerlukan peran Pemda, Aviliani menilai pemerintah perlu membuat Simestris Information yakni informasi mengenai harga-harga terutama sembilan bahan pokok setiap harga. Misalnya, menugaskan Bulog untuk membuat Bulog Market.
"Dengan membuat Bulog Market seperti yang di buat negara Korea maka orang tidak seenaknya menentukan harga," tambahnya.
Dia mengatakan dengan tidak adanya informasi mengenai harga bahan pokok setiap hari maka orang akan lebih senang belanja di supermarket karena harganya yang stabil.
Sumber: http://bit.ly/1c6Ts5P
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2013, telah ditetapkan asumsi inflasi hingga akhir tahun sebesar 7,2 persen. Untuk mendorong inflasi tetap terjaga di angka tersebut perlu dilakukan langkah-langkah yang tepat, terutama di tengah kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) serta menjelang bulan puasa dan tahun ajaran baru.
Pengamat ekonomi Aviliani mengatakan, ada dua hal yang perlu dijaga agar inflasi tetap terjaga di angka 7,2 persen yakni menjaga nilai tukar rupiah dan menjaga harga bahan pokok.
"Dua hal penting yang harus dijaga adalah nilai tukar rupiah dan harga bahan pokok itu sendiri," ungkap Aviliani di Hotel Hilton, Bandung, Sabtu (22/6/2013).
Menurutnya, harga tukar rupiah terhadap dolar AS harus tetap dijaga sesuai dengan target APBNP dan jangan sampai mencapai Rp10 ribu karena itu bisa menaikkan harga-harga.
Sementara untuk menjaga bahan pokok itu sendiri, Aviliani mengatakan perlu peran pemerintah daerah menjadi distribusi dari importir hingga ke pasar. Sebab menurutnya, kenaikan harga karena kurangnya pengawasan distribusi sehingga pedagang seenaknya menetapkan harga.
"Karena distribusi dari importir ke agen sampai pasar panjang maka itu perlu dijaga oleh pemerintah daerah, meski menjaga harga bahan pangan adalah program nasional. Jadi Pemda harus tahu distribusinya," jelasnya.
Selain memerlukan peran Pemda, Aviliani menilai pemerintah perlu membuat Simestris Information yakni informasi mengenai harga-harga terutama sembilan bahan pokok setiap harga. Misalnya, menugaskan Bulog untuk membuat Bulog Market.
"Dengan membuat Bulog Market seperti yang di buat negara Korea maka orang tidak seenaknya menentukan harga," tambahnya.
Dia mengatakan dengan tidak adanya informasi mengenai harga bahan pokok setiap hari maka orang akan lebih senang belanja di supermarket karena harganya yang stabil.
Sumber: http://bit.ly/1c6Ts5P