alnpr
11th July 2013, 04:47 PM
http://www.tnial.mil.id/Portals/0/News/Baksos/Foto%20Penyerahan%20bantuan%20Beasiswa%20%281%29.j pg
Pemerintah telah mengalokasikan dana Rp 9 triliun untuk dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) khusus Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMA).
"BOS sekolah menengah, SMA/SMK, Insyallah bisa 2014 Rp 9 triliun, kita alokasikan biaya untuk sekolah menengah turun," ujar Nuh saat ditemui di Gedung Kementerian Keuangan, Jalan Wahidin Raya, Jakarta, Kamis (11/7/2013) usai bertemu Menteri Keuangan.
Nuh menyatakan anggaran tersebut guna melanjutkan program baru BOS yang akan dimulai Juli tahun 2013 ini. "Sudah, mulai Juli besok sudah, agar dipastikan lagi 2014," tandasnya.
Pada 2013, untuk Januari-Juni, tetap dikucurkan rintisan BOS SMA/SMK Rp 60.000 per siswa. Mulai Juli dikucurkan BOS untuk mendukung pendidikan menengah universal atau rintisan wajib belajar 12 tahun yang besarnya Rp 1 juta per siswa tiap tahun.
Kemdikbud juga mengalokasikan anggaran Rp 4,28 triliun untuk BOS 4,25 juta siswa SMA dan 4,23 juta siswa SMK.
Pada bagian lain, Nuh mengatakan pemberian Bantuan Siswa Miskin (BSM) sudah tepat sasaran. Dia berani menegaskan untuk sekolah-sekolah yang memberikan BSM ini untuk siswa yang tidak berhak, maka sekolah tersebut akan dicoret dari daftar penerima BSM ini.
"Mana sekolahnya (yang memberikan BSM pada siswa yang tidak berhak)? Kasih saya, kasih, nanti kita coret. Kan tinggal gitu saja," tegasnya.
Sebagai informasi, sebanyak 13,5 juta pelajar di Indonesia akan menerima dana dari program Bantuan Siswa Miskin (BSM) sebagai salah satu bentuk kompensasi terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Jumlah tersebut melonjak jauh dari sebelumnya yang hanya 5,9 juta siswa. Nuh menjelaskan bahwa sebelum BBM naik, siswa kurang mampu hanya berjumlah 5,9 juta siswa dengan angka kemiskinan 11%. Dengan naiknya harga BBM, kata Nuh, warga yang berada di garis hampir miskin sudah pasti terjerumus ke status miskin.
Sumber: http://bit.ly/175Oe9w
Pemerintah telah mengalokasikan dana Rp 9 triliun untuk dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) khusus Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMA).
"BOS sekolah menengah, SMA/SMK, Insyallah bisa 2014 Rp 9 triliun, kita alokasikan biaya untuk sekolah menengah turun," ujar Nuh saat ditemui di Gedung Kementerian Keuangan, Jalan Wahidin Raya, Jakarta, Kamis (11/7/2013) usai bertemu Menteri Keuangan.
Nuh menyatakan anggaran tersebut guna melanjutkan program baru BOS yang akan dimulai Juli tahun 2013 ini. "Sudah, mulai Juli besok sudah, agar dipastikan lagi 2014," tandasnya.
Pada 2013, untuk Januari-Juni, tetap dikucurkan rintisan BOS SMA/SMK Rp 60.000 per siswa. Mulai Juli dikucurkan BOS untuk mendukung pendidikan menengah universal atau rintisan wajib belajar 12 tahun yang besarnya Rp 1 juta per siswa tiap tahun.
Kemdikbud juga mengalokasikan anggaran Rp 4,28 triliun untuk BOS 4,25 juta siswa SMA dan 4,23 juta siswa SMK.
Pada bagian lain, Nuh mengatakan pemberian Bantuan Siswa Miskin (BSM) sudah tepat sasaran. Dia berani menegaskan untuk sekolah-sekolah yang memberikan BSM ini untuk siswa yang tidak berhak, maka sekolah tersebut akan dicoret dari daftar penerima BSM ini.
"Mana sekolahnya (yang memberikan BSM pada siswa yang tidak berhak)? Kasih saya, kasih, nanti kita coret. Kan tinggal gitu saja," tegasnya.
Sebagai informasi, sebanyak 13,5 juta pelajar di Indonesia akan menerima dana dari program Bantuan Siswa Miskin (BSM) sebagai salah satu bentuk kompensasi terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Jumlah tersebut melonjak jauh dari sebelumnya yang hanya 5,9 juta siswa. Nuh menjelaskan bahwa sebelum BBM naik, siswa kurang mampu hanya berjumlah 5,9 juta siswa dengan angka kemiskinan 11%. Dengan naiknya harga BBM, kata Nuh, warga yang berada di garis hampir miskin sudah pasti terjerumus ke status miskin.
Sumber: http://bit.ly/175Oe9w