alnpr
12th July 2013, 11:39 PM
http://cdn.sindonews.com/dynamic/content/2013/04/19/34/739788/0NgQfplaX4.jpg?w=300
Pemerintah berencana mengkaji pemberian subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) tetap, untuk mengantisipasi dampak fluktuasi harga minyak mentah dunia terhadap pembengkakan subsidi dalam negeri. Kebijakan ini, diharap tetap dapat direalisasikan tahun depan.
"Mudah-mudahan (bisa direalisasikan tahun 2014)," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri di Kantornya, Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (12/7/2013).
Namun, Chatib menjelaskan, subsidi BBM ini nantinya dibuat flat mengikuti harga minyak dunia tersebut masih dalam tahap pengkajian dan sudah dibicarakan dengan DPR. "DPR bilang mereka mendukung jika pemerintah mengkaji ini," jelasnya.
Dia menambahkan, aturan ini masih dikaji, berapa besar subsidinya. Menurutnya, saat ini kebijakan tersebut masih butuh waktu panjang. "Apakah Rp1.000, apakah Rp1.500, apakah Rp2.000 (besar subsidinya) itu masih dikaji," tutur dia.
Selain itu, Kemenkeu juga harus mengkaji dampaknya terhadap masyarakat. Sebab, subsidi yang terlalu kecil akan menyebabkan dampak besar pada inflasi dan daya beli masyarakat.
Sementara melihat kondisi saat ini, dia mengatakan peluang untuk melaksanakan subsidi tetap cukup bagus. "saya kira mestinya oke, karena di tahun depan inflasinya perkiraannya antara 3,5-5,5 persen," ujarnya.
Sumber: http://bit.ly/12IDSJf
Pemerintah berencana mengkaji pemberian subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) tetap, untuk mengantisipasi dampak fluktuasi harga minyak mentah dunia terhadap pembengkakan subsidi dalam negeri. Kebijakan ini, diharap tetap dapat direalisasikan tahun depan.
"Mudah-mudahan (bisa direalisasikan tahun 2014)," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri di Kantornya, Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (12/7/2013).
Namun, Chatib menjelaskan, subsidi BBM ini nantinya dibuat flat mengikuti harga minyak dunia tersebut masih dalam tahap pengkajian dan sudah dibicarakan dengan DPR. "DPR bilang mereka mendukung jika pemerintah mengkaji ini," jelasnya.
Dia menambahkan, aturan ini masih dikaji, berapa besar subsidinya. Menurutnya, saat ini kebijakan tersebut masih butuh waktu panjang. "Apakah Rp1.000, apakah Rp1.500, apakah Rp2.000 (besar subsidinya) itu masih dikaji," tutur dia.
Selain itu, Kemenkeu juga harus mengkaji dampaknya terhadap masyarakat. Sebab, subsidi yang terlalu kecil akan menyebabkan dampak besar pada inflasi dan daya beli masyarakat.
Sementara melihat kondisi saat ini, dia mengatakan peluang untuk melaksanakan subsidi tetap cukup bagus. "saya kira mestinya oke, karena di tahun depan inflasinya perkiraannya antara 3,5-5,5 persen," ujarnya.
Sumber: http://bit.ly/12IDSJf