alnpr
16th July 2013, 08:37 PM
http://www.komhukum.com/apt-artikel/76Kurs-Rupiah.jpg
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali menembus level psikologis Rp10.000 per USD. Nampaknya, apresiasi dolar As terlalu kuat bagi pergerakan mata uang di Asia.
Bank Indonesia (BI) mencatat Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Rp10.036 per USD, dengan kisaran perdagangan harian sebesar Rp9.986-Rp10.086 per USD. Sementara Bloomberg mencatat rupiah berada pada Rp10.118 per USD, dengan pergerakan harian di kisaran Rp10.019-Rp10.118 per USD.
Analis Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih, mengatakan bahwa rupiah memang melemah menembus kisaran Rp10.000 per USD. Namun depresiasi rupiah ini termasuk terkecil di antara mata uang Asia lainnya setelah Bath Thailand, dan dolar HongKong, dan hanya Yuan Cina yang menguat.
"Pelemahan mata uang regional Asia ini karena efek perlambatan ekonomi China, yang bisa berlanjut begitu pun rupiah. Rupiah secara teknikal berpotensi ke Rp11.200 per USD," jelas dia dalam risetnya di Jakarta, Selasa (16/7/2013).
Head of Research & Analysis BNI, Nurul Eti Nurbaeti, menambahkan pergerakan nilai tukar yen cenderung berkonsolidasi melemah seiring kembali memburuknya data penjualan ritel di AS semalam di tengah aksi wait and see pelaku pasar terkait testimoni Ben Bernanke pada Rabu mendatang.
Sumber: http://bit.ly/17hV1Ns
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali menembus level psikologis Rp10.000 per USD. Nampaknya, apresiasi dolar As terlalu kuat bagi pergerakan mata uang di Asia.
Bank Indonesia (BI) mencatat Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Rp10.036 per USD, dengan kisaran perdagangan harian sebesar Rp9.986-Rp10.086 per USD. Sementara Bloomberg mencatat rupiah berada pada Rp10.118 per USD, dengan pergerakan harian di kisaran Rp10.019-Rp10.118 per USD.
Analis Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih, mengatakan bahwa rupiah memang melemah menembus kisaran Rp10.000 per USD. Namun depresiasi rupiah ini termasuk terkecil di antara mata uang Asia lainnya setelah Bath Thailand, dan dolar HongKong, dan hanya Yuan Cina yang menguat.
"Pelemahan mata uang regional Asia ini karena efek perlambatan ekonomi China, yang bisa berlanjut begitu pun rupiah. Rupiah secara teknikal berpotensi ke Rp11.200 per USD," jelas dia dalam risetnya di Jakarta, Selasa (16/7/2013).
Head of Research & Analysis BNI, Nurul Eti Nurbaeti, menambahkan pergerakan nilai tukar yen cenderung berkonsolidasi melemah seiring kembali memburuknya data penjualan ritel di AS semalam di tengah aksi wait and see pelaku pasar terkait testimoni Ben Bernanke pada Rabu mendatang.
Sumber: http://bit.ly/17hV1Ns