hobbymiliter
26th October 2016, 09:04 AM
---- source: http://www.hobbymiliter.com/?p=4630 ------- Hobbymiliter.com – NATO memilih mengambil kebijakan agresif dengan menempatkan ribuan lebih tambahan tentara di perbatasan Rusia demi mengantisipasi langkah Putin yang semakin getol meningkatkan kesiapan perang negaranya.
NATO akan memanfaatkan pertemuannya dengan pejabat Uni Eropa untuk menekan implementasi penempatan tentara di Polandia, Estonia, Latvia, dan Lithuania.
Langkah tersebut merupakan bentuk implementasi perjanjian yang telah ditandatangani dalam Konferensi NATO di Warsawa, Juli silam. Perjanjian tersebut menyatakan 3000-4000 personil tambahan akan ditempatkan dekat dengan perbatasan Rusia demi mengantisipasi meletusnya perang melawan Rusia.
Amerika Serikat akan memimpin misi di Polandia, sementara Inggris memimpin di Estonia. Jerman, Kanada, dan Prancis juga akan mengirim pasukannya.
Uni Eropa dan NATO juga akan menandatangani Operation Sophia dalam konferensi dua hari di Brussel pekan ini, dengan tujuan menghentikan krisis imigran di Mediterania.
http://www.hobbymiliter.com/wp-content/uploads/2016/10/88-nato-tekan-uni-eropa-terjunkan-ribuan-personil-ke-perbatasan-rusia.jpgIlustrasi. Sumber: Getty ImagesDalam konferensi UE-NATO, Sekjen NATO Jen Stoltenberg mengatakan operasi tersebut merupakan salah satu bentuk usaha untuk memperkuat ikatan antara Uni Eropa dan Pakta Pertahanan Atlantik tersebut.
Stoltenberg menambahkan: “Hubungan antara NATO dan Uni Eropa belum pernah sedekat ini. Namun kami ingin melakukan sesuatu yang lebih, termasuk memperkuat kerjasama di bidang pertahanan siber, keamanan maritim, dan latihan gabungan.”
NATO akan terus mengawasi pergerakan kapal tempur Angkatan Laut Rusia pasca lewatnya armada flotilla satgas Rusia yang hendak bergerak ke Laut Mediterania melalui perairan Norwegia dan Inggris. Demikian disampaikan oleh Duta Besar AS untuk NATO, Douglas Lute.
Langkah NATO ini merupakan bentuk reaksi atas munculnya rudal ICBM RS-28 Sarmat, atau yang dijuluki sebagai rudal ‘Satan 2’ oleh negara-negara Barat. Rudal Sarmat diketahui memiliki tempurung berukuran raksasa yang mampu mengusung 16 hulu ledak sekaligus.
NATO akan memanfaatkan pertemuannya dengan pejabat Uni Eropa untuk menekan implementasi penempatan tentara di Polandia, Estonia, Latvia, dan Lithuania.
Langkah tersebut merupakan bentuk implementasi perjanjian yang telah ditandatangani dalam Konferensi NATO di Warsawa, Juli silam. Perjanjian tersebut menyatakan 3000-4000 personil tambahan akan ditempatkan dekat dengan perbatasan Rusia demi mengantisipasi meletusnya perang melawan Rusia.
Amerika Serikat akan memimpin misi di Polandia, sementara Inggris memimpin di Estonia. Jerman, Kanada, dan Prancis juga akan mengirim pasukannya.
Uni Eropa dan NATO juga akan menandatangani Operation Sophia dalam konferensi dua hari di Brussel pekan ini, dengan tujuan menghentikan krisis imigran di Mediterania.
http://www.hobbymiliter.com/wp-content/uploads/2016/10/88-nato-tekan-uni-eropa-terjunkan-ribuan-personil-ke-perbatasan-rusia.jpgIlustrasi. Sumber: Getty ImagesDalam konferensi UE-NATO, Sekjen NATO Jen Stoltenberg mengatakan operasi tersebut merupakan salah satu bentuk usaha untuk memperkuat ikatan antara Uni Eropa dan Pakta Pertahanan Atlantik tersebut.
Stoltenberg menambahkan: “Hubungan antara NATO dan Uni Eropa belum pernah sedekat ini. Namun kami ingin melakukan sesuatu yang lebih, termasuk memperkuat kerjasama di bidang pertahanan siber, keamanan maritim, dan latihan gabungan.”
NATO akan terus mengawasi pergerakan kapal tempur Angkatan Laut Rusia pasca lewatnya armada flotilla satgas Rusia yang hendak bergerak ke Laut Mediterania melalui perairan Norwegia dan Inggris. Demikian disampaikan oleh Duta Besar AS untuk NATO, Douglas Lute.
Langkah NATO ini merupakan bentuk reaksi atas munculnya rudal ICBM RS-28 Sarmat, atau yang dijuluki sebagai rudal ‘Satan 2’ oleh negara-negara Barat. Rudal Sarmat diketahui memiliki tempurung berukuran raksasa yang mampu mengusung 16 hulu ledak sekaligus.