hobbymiliter
27th October 2016, 09:32 AM
---- source: http://www.hobbymiliter.com/4644/duterte-beri-pasukan-2-tahun-untuk-angkat-kaki-dari-filipina/ ------- Hobbymiliter.com – Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan bahwa ia menginginkan agar setiap pasukan asing yang masih tersisa di negaranya untuk segera angkat kaki maksimal dua tahun dari sekarang. Dalam lawatannya selama 3 hari ke Jepang, Duterte juga sempat mengatakan bahwa ia “kemungkinan akan mencabut†perjanjian penyelenggaraan pangkalan militer bagi pasukan AS.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Duterte dihadapan para pebisnis Filipina dan Jepang di Tokyo, pada hari Rabu, 26 Oktober 2016. Hal tersebut jelas mengindikasikan keinginan Duterte untuk melakukan negosiasi ulang soal pemakaian lima pangkalan militer Filipina oleh pasukan AS. Perjanjian tersebut merupakan hasil persetujuan Presiden Filipina terdahulu Benigno Aquino III dan Presiden AS Barack Obama yang menginginkan agar persekutuan keduanya semakin kuat dalam menghadapi ancaman Tiongkok.
“Saya ingin mereka keluar,†kata Duterte soal keberadaan pasukan AS di negaranya. Ia juga kembali mengingatkan bahwa latihan militer gabungan yang telah direncanakan bersama AS akan dibatalkan. “Ini adalah manuver (latihan perang) terakhir antara militer Amerika Serikat dan Filipina,†ujar Duterte seperti tertulis di transkrip percakapannya.
http://www.hobbymiliter.com/wp-content/uploads/2016/10/91-rodrigo-duterte-paksa-pasukan-as-angkat-kaki-2-tahun.jpgPresiden Filipina Rodrigo Duterte dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe saat bertemu di Tokyo. Sumber: ReutersKunjungan Duterte ke Jepang adalah kali pertama ia mengadakan kunjungan kenegaraan pasca berkomunikasi dengan pihak Beijing soal keinginannya “berpisah dari Amerika Serikat.†Pernyataan tersebut kemudian ia ralat di Tokyo, sembari mengklarifikasi bahwa dirinya hanya membahas kerjasama di bidang ekonomi dengan Tiongkok, dan bukan bidang pertahanan dan keamanan.
Jepang yang notabenenya adalah salah sekutu terkuat Amerika Serikat di Asia Pasifik masih mewanti-wanti kebijakan Duterte yang lebih cenderung ke Tiongkok. Tokyo masih berusaha menyeimbangkan kekuatan politiknya pasca bersengketa dengan Tiongkok soal kepemilikan pulau Senkaku/Diaoyu.
Namun Duterte sangat menghendaki Jepang untuk tetap menjadi sekutu utama Filipina, baik di bidang ekonomi maupun teknologi pertahanan. Duterte menyebut Jepang sebagai “teman spesial yang lebih dekat daripada saudara kandung,†dan berjanji bahwa Filipina akan terus bekerja beriringan dengan Tokyo terutama dalam menyelesaikan sengketa Laut Cina Selatan.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Duterte dihadapan para pebisnis Filipina dan Jepang di Tokyo, pada hari Rabu, 26 Oktober 2016. Hal tersebut jelas mengindikasikan keinginan Duterte untuk melakukan negosiasi ulang soal pemakaian lima pangkalan militer Filipina oleh pasukan AS. Perjanjian tersebut merupakan hasil persetujuan Presiden Filipina terdahulu Benigno Aquino III dan Presiden AS Barack Obama yang menginginkan agar persekutuan keduanya semakin kuat dalam menghadapi ancaman Tiongkok.
“Saya ingin mereka keluar,†kata Duterte soal keberadaan pasukan AS di negaranya. Ia juga kembali mengingatkan bahwa latihan militer gabungan yang telah direncanakan bersama AS akan dibatalkan. “Ini adalah manuver (latihan perang) terakhir antara militer Amerika Serikat dan Filipina,†ujar Duterte seperti tertulis di transkrip percakapannya.
http://www.hobbymiliter.com/wp-content/uploads/2016/10/91-rodrigo-duterte-paksa-pasukan-as-angkat-kaki-2-tahun.jpgPresiden Filipina Rodrigo Duterte dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe saat bertemu di Tokyo. Sumber: ReutersKunjungan Duterte ke Jepang adalah kali pertama ia mengadakan kunjungan kenegaraan pasca berkomunikasi dengan pihak Beijing soal keinginannya “berpisah dari Amerika Serikat.†Pernyataan tersebut kemudian ia ralat di Tokyo, sembari mengklarifikasi bahwa dirinya hanya membahas kerjasama di bidang ekonomi dengan Tiongkok, dan bukan bidang pertahanan dan keamanan.
Jepang yang notabenenya adalah salah sekutu terkuat Amerika Serikat di Asia Pasifik masih mewanti-wanti kebijakan Duterte yang lebih cenderung ke Tiongkok. Tokyo masih berusaha menyeimbangkan kekuatan politiknya pasca bersengketa dengan Tiongkok soal kepemilikan pulau Senkaku/Diaoyu.
Namun Duterte sangat menghendaki Jepang untuk tetap menjadi sekutu utama Filipina, baik di bidang ekonomi maupun teknologi pertahanan. Duterte menyebut Jepang sebagai “teman spesial yang lebih dekat daripada saudara kandung,†dan berjanji bahwa Filipina akan terus bekerja beriringan dengan Tokyo terutama dalam menyelesaikan sengketa Laut Cina Selatan.