je_tek
14th September 2017, 08:15 PM
https://gimg.kumpar.com/kumpar/image/upload/c_fill,g_face,f_jpg,q_auto,fl_lossy,w_800/jlcoyptifgegsnwu8rod.jpg
Gedung Indonesia Power (Foto: Dok. lemtek-ui.com)
Program penawaran sekuritisasi melalui Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) melalui PT Indonesia Power kebanjiran permintaan. Anak perusahaan PT PLN (Persero) yang bergerak di bidang pembangkit tenaga listrik ini kelebihan permintaan hingga 2,5 kali lipat dari penawaran awal Rp 4 triliun.
Direktur Utama PT Indonesia Power, Sripeni Inten Cahyani, mengatakan total penawaran dari sekuritisasi aset yang ditawarkan pihaknya mencapai Rp 10,05 triliun. Jumlah tersebut, jauh lebih tinggi dari penawaran yang ditetapkan PT IP.
"Laku Rp 10,05 triliun, tapi kebutuhan tahap I tetap Rp 4 triliun. Pasar dalam negeri ternyata menerima opsi pendanaan lain selain bond dan obligasi. Yang kami lakukan sekuritisasi aset," kata Sripeni di kampus MM UGM, Jakarta, Kamis (14/9/2017).
Perlu diketahui pada 4 hingga 11 September 2017 lalu, PT Indonesia Power menerbitkan KIK EBA bernama Danareksa Indonesia Power PLN-1 yang telah mendapat rating awal AAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia. Aset yang disekuritisasi adalah piutang dari perjanjian jual beli tenaga listrik PLTU Suralaya unit 1 hingga 7.
Sripeni mengatakan dana yang diperoleh dari sekuritisasi aset tersebut akan digunakan untuk menyokong beberapa pembangkit baru. Di antaranya PLTU Suralaya unit 9 dan 10 dengan kapasitas 2x1.000 MW.
"Kami akan terus menyekuritisasi aset secara bertahap hingga akhir tahun 2018," jelasnya.
Namun, Sripeni belum mau membeberkan sipa saja investor yang berminat membeli KIK EBA PT Indonesia Power. Dia memastikan perusahaan yang menjelaskan secara lebih detail pada 20 September 2017.
Reporter: Muchammad Resya Firmansyah
https://kumparan.com/angga-sukmawijaya/sekuritisasi-aset-pt-indonesia-power-kebanjiran-peminat
Gedung Indonesia Power (Foto: Dok. lemtek-ui.com)
Program penawaran sekuritisasi melalui Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) melalui PT Indonesia Power kebanjiran permintaan. Anak perusahaan PT PLN (Persero) yang bergerak di bidang pembangkit tenaga listrik ini kelebihan permintaan hingga 2,5 kali lipat dari penawaran awal Rp 4 triliun.
Direktur Utama PT Indonesia Power, Sripeni Inten Cahyani, mengatakan total penawaran dari sekuritisasi aset yang ditawarkan pihaknya mencapai Rp 10,05 triliun. Jumlah tersebut, jauh lebih tinggi dari penawaran yang ditetapkan PT IP.
"Laku Rp 10,05 triliun, tapi kebutuhan tahap I tetap Rp 4 triliun. Pasar dalam negeri ternyata menerima opsi pendanaan lain selain bond dan obligasi. Yang kami lakukan sekuritisasi aset," kata Sripeni di kampus MM UGM, Jakarta, Kamis (14/9/2017).
Perlu diketahui pada 4 hingga 11 September 2017 lalu, PT Indonesia Power menerbitkan KIK EBA bernama Danareksa Indonesia Power PLN-1 yang telah mendapat rating awal AAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia. Aset yang disekuritisasi adalah piutang dari perjanjian jual beli tenaga listrik PLTU Suralaya unit 1 hingga 7.
Sripeni mengatakan dana yang diperoleh dari sekuritisasi aset tersebut akan digunakan untuk menyokong beberapa pembangkit baru. Di antaranya PLTU Suralaya unit 9 dan 10 dengan kapasitas 2x1.000 MW.
"Kami akan terus menyekuritisasi aset secara bertahap hingga akhir tahun 2018," jelasnya.
Namun, Sripeni belum mau membeberkan sipa saja investor yang berminat membeli KIK EBA PT Indonesia Power. Dia memastikan perusahaan yang menjelaskan secara lebih detail pada 20 September 2017.
Reporter: Muchammad Resya Firmansyah
https://kumparan.com/angga-sukmawijaya/sekuritisasi-aset-pt-indonesia-power-kebanjiran-peminat