je_tek
25th September 2017, 08:42 AM
https://gimg.kumpar.com/kumpar/image/upload/c_fill,g_face,f_jpg,q_auto,fl_lossy,w_800/x7lk9vvzgzdseylh137v.jpg
Ilustrasi Bank Indonesia (Foto: Reuters / Fatima El-Kareem)
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG-BI) pada 20-22 September 2017 memutuskan menurunkan suku bunga acuan atau BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis point (bps) menjadi 4,25%, dengan suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility masing-masing sebesar 3,5% dan 5%, yang berlaku efektif mulai 25 September 2017.
Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Dody Budi Waluyo, mengatakan keputusan tersebut sejalan dengan masih konsistennya inflasi yang rendah pada tahun ini sebesar 4 plus minus 1% dan perkiraan inflasi di tahun 2018 sebesar 4 plus minus 1%.
"Risiko ekstrenal seperi Fed Fund Rate dan konsolidasi bank sentral juga telah diperhitungkan," ujar Dody di Gedung BI Thamrin, Jakarta, Jumat (22/9).
Pada Agustus 2017, Bank Indonesia juga menurunkan 25 basis poin BI 7-day Reverse Repo Rate menjadi 4,50 persen. Menurut Dody, dengan kembali diturunkannya suku bunga diharapkan dapat mendorong proses pemulihan ekonomi domestik yang tengah berlangsung.
"Tingkat suku bunga saat ini cukup memadai inflasi dan makroekonomi ke depan," katanya.
https://gimg.kumpar.com/kumpar/image/upload/c_fill,g_face,f_jpg,q_auto,fl_lossy,w_800/cldhvkwvf9ulkn6oiwdw.jpg
Konpers BI 7-day Reverse Repo Rate (Foto: Nicha Muslimawati / kumparan)
Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS selama Agustus juga cenderung terapresiasi sebesar 0,02% atau berada di level Rp 13.340/dolar AS. Penguatan tersebut terjadi karena adanya pelemahan dolar AS dan adanya aliran dana masuk asing yang menyebabkan net supply di pasar valas.
"Pernyataan dovish dari The Fed dan ECB, juga mendukung aliran masuk tetap positif. Volatilitas tetap terjaga dibadingkan negara lainnya," kata Dody.
Bank Sentral akan terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran guna menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta tetap memberi dukungan bagi pemulihan ekonomi lebih lanjut.
Selain itu, Bank Sentral juga terus mempererat koordinasi bersama pemerintah dalam rangka pengendalian inflasi agar tetap berada pada kisaran sasaran dan mendorong kelanjutan reformasi struktural agar dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.
https://kumparan.com/angga-sukmawijaya/bi-kembali-turunkan-suku-bunga-acuan-menjadi-4-25
Ilustrasi Bank Indonesia (Foto: Reuters / Fatima El-Kareem)
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG-BI) pada 20-22 September 2017 memutuskan menurunkan suku bunga acuan atau BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis point (bps) menjadi 4,25%, dengan suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility masing-masing sebesar 3,5% dan 5%, yang berlaku efektif mulai 25 September 2017.
Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Dody Budi Waluyo, mengatakan keputusan tersebut sejalan dengan masih konsistennya inflasi yang rendah pada tahun ini sebesar 4 plus minus 1% dan perkiraan inflasi di tahun 2018 sebesar 4 plus minus 1%.
"Risiko ekstrenal seperi Fed Fund Rate dan konsolidasi bank sentral juga telah diperhitungkan," ujar Dody di Gedung BI Thamrin, Jakarta, Jumat (22/9).
Pada Agustus 2017, Bank Indonesia juga menurunkan 25 basis poin BI 7-day Reverse Repo Rate menjadi 4,50 persen. Menurut Dody, dengan kembali diturunkannya suku bunga diharapkan dapat mendorong proses pemulihan ekonomi domestik yang tengah berlangsung.
"Tingkat suku bunga saat ini cukup memadai inflasi dan makroekonomi ke depan," katanya.
https://gimg.kumpar.com/kumpar/image/upload/c_fill,g_face,f_jpg,q_auto,fl_lossy,w_800/cldhvkwvf9ulkn6oiwdw.jpg
Konpers BI 7-day Reverse Repo Rate (Foto: Nicha Muslimawati / kumparan)
Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS selama Agustus juga cenderung terapresiasi sebesar 0,02% atau berada di level Rp 13.340/dolar AS. Penguatan tersebut terjadi karena adanya pelemahan dolar AS dan adanya aliran dana masuk asing yang menyebabkan net supply di pasar valas.
"Pernyataan dovish dari The Fed dan ECB, juga mendukung aliran masuk tetap positif. Volatilitas tetap terjaga dibadingkan negara lainnya," kata Dody.
Bank Sentral akan terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran guna menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta tetap memberi dukungan bagi pemulihan ekonomi lebih lanjut.
Selain itu, Bank Sentral juga terus mempererat koordinasi bersama pemerintah dalam rangka pengendalian inflasi agar tetap berada pada kisaran sasaran dan mendorong kelanjutan reformasi struktural agar dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.
https://kumparan.com/angga-sukmawijaya/bi-kembali-turunkan-suku-bunga-acuan-menjadi-4-25