je_tek
5th October 2017, 08:39 AM
https://img.kumpar.com/kumpar/image/upload/c_fill,g_face,f_jpg,q_auto,fl_progressive,fl_lossy ,w_800/riz7mm9j51k4e9eui9bp.jpg
Jokowi berpidato di sidang kabinet (Foto: ANTARA/Rosa Panggabean)
Ketika menyampaikan pidato di hadapan pengurus dan anggota Kadin sore ini, Presiden Joko Widodo sempat menyinggung beberapa politisi yang menyoroti turunnya daya beli masyarakat. Padahal, menurut Jokowi, presentase perdagangan Indonesia naik sekitar 18,7 persen.
Tidak hanya perdagangan, ekspor pertambangan juga sudah mulai naik. Hal itu dikatakan oleh Jokowi di Rakornas Kadin Tahun 2017 di The Ritz-Carlton Hotel, Kuningan, Jakarta, Selasa (3/10).
"Kemudian growth, pertumbuhan penerimaan pajak. Ya memang angka paling cepat di situ dilihat. Industri naik 16,36 persen dibanding tahun lalu. Ini tinggi sekali. Perdagangan naik 18,7 persen, pertambangan ekspor dan harga saya kira sudah mulai merangkak dan pulih. Naiknya 30,1 persen, pertanian 23 persen dibanding tahun lalu. Angka seperti ini gimana. Masa angka nggak percaya? kata Jokowi.
Presiden Jokowi kemudian mengatakan bahwa isu ekonomi seringkali dijadikan alat menyerang oleh orang-orang politik. Menurut dia, ada yang sengaja menghembuskan isu turunnya daya beli untuk isu Pilpres 2019.
"Yang seperti ini kalau tidak disampaikan, isunya hanya daya beli turun. Saya lihatin siapa yang ngomong, politik, oh nggak apa. Kalau pengusaha murni saya ajak ngomong. Kalau orang politik kan memang tugasnya itu, membuat isu-isu untuk 2019. Sudah kita blak-blakan saja," lanjut dia.
Pernyataan Jokowi itu disambut riuh dan tepuk tangan meriah dari peserta Rakornas Kadin 2017. Lalu Jokowi juga menyampaikan, meski pembangunan konstruksi masih kecil prosentasenya namun itu karena pajak final diturunkan.
"Konstruksi memang hanya 2,4 persen. Kenapa bisa turun? Ya karena dulu kan saya sudah turunkan pajak final dari 5 persen menjadi 2,5 persen. Ya karena diturunkan saja," ucap Jokowi.
Selain itu, Jokowi juga menjelaskan saat ini banyak toko tutup dan sewa gudang yang harganya justru meningkat tajam. Jasa perusahaan di bidang sewa gudang, tambah Jokowi, meningkat 14,7 persen.
"Ada shifting dari offline ke online. Sama ini, di China juga sama. Kalau kita ngitungnya dari online yang gede-gede. Misalnya Bukalapak, Blibli, nggak muncul. Karena orang jualan lewat Instagram, Facebook," tegasnya.
Ini angka, ungkap Jokowi, yang tidak bisa dilacak dengan baik.
"Lacaknya dari mana? Jasa kurir. Kalau saya sama dengan bapak, ibu, yang praktis-praktis saja. Makronya saya harus tahu, tapi mikronya juga harus dikejar," tutur Jokowi.
https://kumparan.com/ananda-wardhiati-teresia/jokowi-sindir-politikus-yang-sebar-isu-penurunan-daya-beli-demi-2019
Jokowi berpidato di sidang kabinet (Foto: ANTARA/Rosa Panggabean)
Ketika menyampaikan pidato di hadapan pengurus dan anggota Kadin sore ini, Presiden Joko Widodo sempat menyinggung beberapa politisi yang menyoroti turunnya daya beli masyarakat. Padahal, menurut Jokowi, presentase perdagangan Indonesia naik sekitar 18,7 persen.
Tidak hanya perdagangan, ekspor pertambangan juga sudah mulai naik. Hal itu dikatakan oleh Jokowi di Rakornas Kadin Tahun 2017 di The Ritz-Carlton Hotel, Kuningan, Jakarta, Selasa (3/10).
"Kemudian growth, pertumbuhan penerimaan pajak. Ya memang angka paling cepat di situ dilihat. Industri naik 16,36 persen dibanding tahun lalu. Ini tinggi sekali. Perdagangan naik 18,7 persen, pertambangan ekspor dan harga saya kira sudah mulai merangkak dan pulih. Naiknya 30,1 persen, pertanian 23 persen dibanding tahun lalu. Angka seperti ini gimana. Masa angka nggak percaya? kata Jokowi.
Presiden Jokowi kemudian mengatakan bahwa isu ekonomi seringkali dijadikan alat menyerang oleh orang-orang politik. Menurut dia, ada yang sengaja menghembuskan isu turunnya daya beli untuk isu Pilpres 2019.
"Yang seperti ini kalau tidak disampaikan, isunya hanya daya beli turun. Saya lihatin siapa yang ngomong, politik, oh nggak apa. Kalau pengusaha murni saya ajak ngomong. Kalau orang politik kan memang tugasnya itu, membuat isu-isu untuk 2019. Sudah kita blak-blakan saja," lanjut dia.
Pernyataan Jokowi itu disambut riuh dan tepuk tangan meriah dari peserta Rakornas Kadin 2017. Lalu Jokowi juga menyampaikan, meski pembangunan konstruksi masih kecil prosentasenya namun itu karena pajak final diturunkan.
"Konstruksi memang hanya 2,4 persen. Kenapa bisa turun? Ya karena dulu kan saya sudah turunkan pajak final dari 5 persen menjadi 2,5 persen. Ya karena diturunkan saja," ucap Jokowi.
Selain itu, Jokowi juga menjelaskan saat ini banyak toko tutup dan sewa gudang yang harganya justru meningkat tajam. Jasa perusahaan di bidang sewa gudang, tambah Jokowi, meningkat 14,7 persen.
"Ada shifting dari offline ke online. Sama ini, di China juga sama. Kalau kita ngitungnya dari online yang gede-gede. Misalnya Bukalapak, Blibli, nggak muncul. Karena orang jualan lewat Instagram, Facebook," tegasnya.
Ini angka, ungkap Jokowi, yang tidak bisa dilacak dengan baik.
"Lacaknya dari mana? Jasa kurir. Kalau saya sama dengan bapak, ibu, yang praktis-praktis saja. Makronya saya harus tahu, tapi mikronya juga harus dikejar," tutur Jokowi.
https://kumparan.com/ananda-wardhiati-teresia/jokowi-sindir-politikus-yang-sebar-isu-penurunan-daya-beli-demi-2019