je_tek
12th October 2017, 08:33 AM
https://img.kumpar.com/kumpar/image/upload/c_fill,g_face,f_jpg,q_auto,fl_progressive,fl_lossy ,w_800/kadnb1fsm9rgqvq2gb72.jpg
Gedung PLN (Foto: wikimapia.org)
Pemerintah memastikan Tarif Dasar Listrik (TDL) tidak akan naik hingga akhir tahun. Padahal kondisi keuangan PT PLN (Persero) sedang tidak baik, serta kewajiban korporasi untuk membayar pokok dan bunga pinjaman semakin besar.
Direktur Keuangan PT PLN (Persero), Sarwono Sudarto mengaku tak bisa menawar kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah. Dalam kondisi seperti ini, pihaknya hanya bisa melakukan pengiritan alias efisiensi dan meningkatkan produktivitas.
"Yang bisa kita lakukan hanyalah melakukan efisiensi, untuk harga kan yang mengontrol bukan kita," kata Sarwono kepada kumparan (kumparan.com) seusai rapat di Komisi VI DPR RI, Jakarta, Rabu (11/10).
Dia pun menjelaskan, pengiritan yang dilakukan yakni dengan efisiensi pemeliharaan alat produksi listrik dan efisiensi penggunaan energi. Untuk penggunaan energi sendiri, pihaknya akan menekan penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam produksi listrik.
"Efisiensi penggunaan energi dengan menekan biaya produksi listrik. Dari semula 11% menggunakan BBM, kita efisiensi menjadi 5,8%," bebernya.
Sementara untuk peningkatan produktivitas listrik melalui pengoptimalan pembangkit listrik, menurut Sarwono juga dapat menekan biaya. Sebab ketika listrik yang diproduksi lebih banyak, otomatis biaya yang keluar semakin sedikit.
"Kalau produksi di pembangkit listrik bisa optimal, itu bagus. Kan otomatis harga energinya lebih murah," ujarnya.
https://kumparan.com/dewi-rachmat-k/tarif-listrik-tak-naik-pln-lakukan-pengiritan-besar-besaran
Gedung PLN (Foto: wikimapia.org)
Pemerintah memastikan Tarif Dasar Listrik (TDL) tidak akan naik hingga akhir tahun. Padahal kondisi keuangan PT PLN (Persero) sedang tidak baik, serta kewajiban korporasi untuk membayar pokok dan bunga pinjaman semakin besar.
Direktur Keuangan PT PLN (Persero), Sarwono Sudarto mengaku tak bisa menawar kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah. Dalam kondisi seperti ini, pihaknya hanya bisa melakukan pengiritan alias efisiensi dan meningkatkan produktivitas.
"Yang bisa kita lakukan hanyalah melakukan efisiensi, untuk harga kan yang mengontrol bukan kita," kata Sarwono kepada kumparan (kumparan.com) seusai rapat di Komisi VI DPR RI, Jakarta, Rabu (11/10).
Dia pun menjelaskan, pengiritan yang dilakukan yakni dengan efisiensi pemeliharaan alat produksi listrik dan efisiensi penggunaan energi. Untuk penggunaan energi sendiri, pihaknya akan menekan penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam produksi listrik.
"Efisiensi penggunaan energi dengan menekan biaya produksi listrik. Dari semula 11% menggunakan BBM, kita efisiensi menjadi 5,8%," bebernya.
Sementara untuk peningkatan produktivitas listrik melalui pengoptimalan pembangkit listrik, menurut Sarwono juga dapat menekan biaya. Sebab ketika listrik yang diproduksi lebih banyak, otomatis biaya yang keluar semakin sedikit.
"Kalau produksi di pembangkit listrik bisa optimal, itu bagus. Kan otomatis harga energinya lebih murah," ujarnya.
https://kumparan.com/dewi-rachmat-k/tarif-listrik-tak-naik-pln-lakukan-pengiritan-besar-besaran